Chapter 5 : "Start Fight!"

31 8 0
                                    

Kini layar drawing tabku sudah terhiasi dengan retakan jaring laba-laba, rasanya ingin menangis. Tidak bisa aku biarkan! Aku berbalik menghadap Kinan dan Angga, aku menyerahkan drawing tab itu kepada Angga. Ini adalah perjuangan untuk menuntut keadilan. Mereka merusak drawing tab yang dihadiahkan oleh ketiga kakakku, awas kalian!

Dalam pikiran, aku harus mengikuti jejak para F4, namun hasilnya aku harus mencarinya di penjuru gedung central sekolah.

Berulang kali aku naik turun anak tangga hanya untuk mencari jejak F4. Ternyata kehilangan jejak sangat menyiksa. Tidak jarang aku terpleset karena terlalu cepat berlari, aku tidak peduli dengan pandangan aneh setiap siswa kepadaku, yang aku pikirkan hanyalah orang bersepatu merah maroon yang menginjak drawing tabku. Aku tidak akan menyerah sebelum orang itu berhasil ditemukan, inginku meminta tolong kepada Bryan tapi naasnya selama satu minggu ini aku belum pernah berbicara dengannya, boro-boro ngobrol, lihat Bryan sadar saja jarang, menurutku dia adalah raja tidur yang sesungguhnya.

Aku merasa lemas sekarang, kakiku bergetar hebat. Aku paksakan kakiku untuk berjalan menuju kursi putih disamping ruangan yang tidak aku ketahui di lantai tujuh. Sungguh sangat luar biasa aku berlari dari lantai satu ke lantai tujuh. Aku ucapkan terimakasih kepada siapa saja yang menciptakan kantin di lantai satu, setidaknya aku berolahraga berat untuk hari ini.

Ibuk Bapak apakah aku harus menyerah dan mengikhlaskan drawing tabku yang sudah terinjak?

Aku duduk sambil memejamkan mata, aku benar-benar lelah. Entah ada tenaga dari mana aku bisa lari naik turun tangga dengan durasi yang cukup lama. Sekarang aku merasa dehidrasi.

Saat ini aku hanya ingin tidur, segera ku hilangkan pikiran negatif supaya bisa tidur, aku tidak peduli dengan tempat yang aku singgahi sekarang, aku juga tidak peduli jika ada orang menatapku aneh, yang aku butuhkan sekarang hanya tidur!

“Hei Bry bagaimana kalau kita hangout bareng, udah lama kita gak hangout, lu selalu absen, kasian Mario sama Kavin, mereka kangen sama lu.”

“Aku pertimbangkan lagi, hari minggu waktu yang sakral, karena hanya hari itu aku bisa tidur dengan waktu yang panjang.”

“Hei jangan gitu dong, nanti kalo lu hangout gua janji bakal beliin lu kantong tidur.”

“Oke gua ikut Hangout.”

“Huuu dasar Bryan!!”

Samar-samar aku mendengar suara orang keluar dari ruangan. Aku langsung membuka mataku, aku masih menunduk kebawah.

Ssst sst siapa gembel itu? Kenapa dia duduk di kursi samping markas kita? Apa dia fans fanatik?”

Aku mendengar jelas ucapan dari seorang siswa, gembel? fans fanatik? huh kalian terlalu percaya diri. Aku tidak menyangka tempat yang mebuatku bisa tertidur adalah lokasi markas mereka, tidak sia-sia aku menguras tenaga hari ini.

Langsung aku berdiri tepat di hadapan mereka, mataku yang semula terkantuk berubah menjadi api kemarahan. Lebih parahnya lagi aku melihat wajah Bryan yang biasa saja ketika aku ada di depan mereka, fix dia memang tidak mengenaliku. Aku melihat Alfa yang mengangkat sebelah alisnya, seolah-olah mengisyaratkan kamu mau apa?

“Hei kamu!” Aku menunjuk Alfa dengan jari telunjukku, aku melirik kebawah memastikan dia orang bersepatu merah maroon, dan ternyata benar.

“Ganti rugi drawing tabku yang lu injak! Tidak sopan sekali kau menginjak barang berharga milik orang lain!” Ujarku dengan lantang. Hohoho sudah satu minggu aku disini, aku sudah bisa ngomong 'lu' di depan orang asing walau rada kaku.

“Ganti rugi? Pasti ini hanya akal-akalanmu untuk mencari masalah denganku kan, atau kamu ingin lebih dekat denganku, tapi maaf ada banyak tugas yang harus aku selesaikan!”

KEMBAR SIBLINGS STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang