Judul: Sahabat Berpayung PerakAku sangka waktu telah padam,
hilang tertelan rembulan malam.
Massa juga tak ingin mengulang.
Tirai terbuka, dudukku sambil
bertopang dagu di depan jendela.
Ah ternyata rindu menggelayut,
mata ini lelah, raga juga resah.
Bahagia berkhianat, ternyata.
Dalam lebam sakit tak terlihat,
aku rindu sahabat.
Berpayung perak seperti bulan.
Menerangkan dunia kelam.Pelan, terdengar gemercik.
Langit tidak hujan. Ah ternyata
suara kalbu seseorang yang
rindu payung peraknya. Lalu kapankah
hujan teduh di raga ini?