Lambaian tangan dari kawanku
Menutup keramaian di malam itu
Beranjak aku masuk dan duduk di samping pria asingHujan melanda tatkala aku ingin berjumpa
Kembali pada rumah dimana aku memendam semua perkara
Mobil tua melaju melesat meninggalkan tawaBersandar aku di samping jendela
Kutuangkan segalanya pada Tuhan
Air mata jahanamku keluar
Aku hamba yang selama ini membuat Tuhanku bersedihKuusap sesekali deretan air mata pemecah keheningan di mobil tua ini
Ku tenggelam dalam imajinasi gilaku
Sesekali aku mengutuk semua hal yang ada pada dirikuBodoh!
Aku mencoba terlelap
Terbangun aku dan terlahir kembali
Semoga luka tak menghampiriku lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
MISUH
PoetryRemahan-remahan keputusasaan seorang hamba yang akhirnya menemukan jalannya sendiri agar tidak senantiasa mengutuk Tuhannya.