Ini dia manusia
Kadang muka dua tiga empat bahkan lima
Berkedok rupanya
Tuhanlah yang sempurna
Tapi manusia kadang seenak jidat
mengeklaimnya
Merasa sempurna
Meroket katanya
Berpapasan dengan ludah ia bergumam
Mendongakkan wajah serasa yang paling
wah
Jeng jeng jeng!
Selamat datang di era kepalsuan
Dimana yang baik belum tentu benar
Dan yang benar belum tentu benar
Lebih baik kau hisap saja aroma hina
Yang menyelinap di bibir tipismu
Lalu kau tenggerkan jiwamu
Pada sajak yang aku tulis di depan rumahmu
Kau baca dan resapi
Tak perlu kau berbalas diksi
Karena aku tak akan sudi
KAMU SEDANG MEMBACA
MISUH
PoetryRemahan-remahan keputusasaan seorang hamba yang akhirnya menemukan jalannya sendiri agar tidak senantiasa mengutuk Tuhannya.