Senyum!
Karena gue yakin, gue makin cantik kalo senyum kek gini.
Happy Smile Rasyifa!***
"Lah lah!! Maksud Abi apa?" berontak Rasyifa yang baru saja pulang dari sekolah.
"Kamu yang apa," balas Akbar kesal.
"Tunggu-tunggu! Abi ngapain pakaian Syifa ih," keluh Rasyifa yang di depan pintu sembai melepas sepatu ketsnya.
"Salam dulu bisa?"
"Ngga bisa Bi, Syifa udah panik!" jawab Rasyifa dilanjut berlari duduk di sebelah Akbar yang dengan santainya sengaja memakai kacamata hitam di dalam rumah.
"Ya udah, ngga usah ngomong sama Abi!"
"Fine! Assalamaualaikum ganteengnya Syifa!"
Akbar terkekeh, putrinya yang paling ajaib yang sering sekali membuatnya tertawa bahagia.
"Waalaikummusallam sayang,"
Rasyifa melongo, melihat kotak koper miliknya sudah siap seperti akan di usir, pakaian lengan pendeknya dimasukan karung yang sudah ditulis Baju Kurang Bahan Rasyifa.
Tangannya bergerak menyentuh Akbar, menggoyangkan lengan Akbar. Sementara yang di sentuh berusaha bersikap cuek, alias pura-pura ngambek.
"Bi, ini maksudnya apa ya?" tanya Rasyifa heran masih menatap kedua barang berbeda itu.
"Kamu yang apa,"
"Ck, jangan bercanda deh. Syifa serius. Abi mau ngusir Syifa, Abi ngga sayang Syifa lagi!"
"Tau," jawab Akbar singkat.
Rasyifa menghela nafasnya kasar, dia teringat kata pahlawannya ini. Jika Abinya menggunakan kacamata berarti sedang merajuk.
"Oke, fine!"
"Rasyifa Humaira! Duduk,"
Rasyifa yang hendak menuju kamar kembali duduk.
"Abi anter kamu ke pondoknya Raina sekarang, 5 menit harus sudah rapi. Jangan alesan belum makan siang. Kita makan di jalan. Satu detik dari sekarang!"
"Abi!" jengkel Rasyifa.
Akbar tak menjawab. Dia melirik putrinya yang langsung sendu, dibalik kacamatanya Akbar tengah menahan kesedihan. Teringat pesan almarhum istrinya agar anaknya menutup aurat dengan baik, dan Rasyifa membuatnya gagal menjaga amanah itu. Jadi mau tidak mau demi kebaikan, Akbar sengaja mengirim Rasyifa bersama kakaknya Raina yang hanya selisih 5 menit saja.
***
Rasyifa kesal sangat, bahkan teman-teman gengnya sontak kaget mendengar berita kepindahannya. Dan Abinya sudah mengurus dengan baik ke pihak sekolah. Luar biasa batin Syifa.
"Bi, kenapa sih kok Syifa di pindahkan? Syifa cuma mau tau alesannya kok."
tanya Rasyifa terisak, rasa kesal dan sedih berpisah dengan teman-temannya membuatnya menangis, dan terlebih teringat ketika nanti Abinya akan sendirian di rumah sederhana itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasyifa
SpiritualTak ada deskripsi. Itulah aku. Sepi hanya itu yang menggambarkan tentang aku.