Awal Yang Menyakitkan

134 21 15
                                    


"Zal, apakah kamu tidak apa-apa ?."
Suara seorang wanita terdengar jelas di telingaku, mencoba membangunkanku dari tidurku.

Air hujan yang menghujaniku, membebaskan darah dari tubuhku, rasa perih terasa di lengan kiriku, rasa dingin menggerogoti seluruh tubuhku. Ku mencoba bangun

"Ah...."
Tapi rasa sakit ini mengalahkan tekatku untuk bangun. Hanya ada teriakan dari seorang wanita yang meminta pertolongan. Pikiranku melayang entah kemana. Rasa sakit di kepala membuatku tak kuat bertahan.

Ku membuka mata, terlihat cahaya putih dari lampu bedah di depanku.

"Dokter pasien sadar."
Suara seorang perawat membuat jantungku berdetak kencang.

"Tolong bius sekali lagi Sus." Jawab dokter.

Dalam sekejap aku memandang kehitaman kembali.

Cahaya putih kembali terlihat, namun ini berbeda, di hadapanku terlihat ayah yang sedang berdoa untuku.
Dan ku coba menggerakan tangan kiriku untuk memeriksanya.

"Arg eh....  ."
Tanganku kiriku rasanya lumpuh, aku tak bisa menggerakan tangan kiriku sama sekali.

"Alhamdulillah zal kamu sudah sadar." Ayahku yang selesai berdoa, merasa lega karena aku sudah siuman.

"Jangan digerakan dulu zal, kata dokter, tangan kirimu harus beristirahat total selama satu minggu."
Kata ayah menegurku dengan lembut.

"Dimana ibu yah."

"Ibumu berada di luar zal, ibumu tidak tega melihatmu yang terbaring lemas." Kata-kata ayah membuat aku khawatir dengan ibuku.

"Yah tolong panggilkan ibu, aku ingin mengobrol dengannya."

Ayahku mengangguk dan segera memanggil ibu.

Ku lihat ibu berjalan kemari.

"Bagaimana zal ?, apa kamu merasa baikan, ibu sangat khawatir saat kamu menghilang kemarin."
Terdengar nada ibuku yang tidak biasa ku dengar.

"Jangan khawatir bu, aku tidak apa-apa sebentar lagi pasti aku akan sembuh, aku kan anak yang kuat."
Ku bergurau agar ibuku tidak khawatir.

"Apa yang terjadi padamu nak ? Mengapa kamu bisa terluka ?."
Ibuku menanyakan hal yang membuatku mengingat kejadian kemarin.

KEMARIN

Saat itu aku sedang berada di Kelas.

"Permisi anak-anak."
Guruku tiba di kelas dan mengucapkan salam.

"Silahkan Pak Ridwan."
Kami menjawab salam dari pak Ridwan dengan serentak.

"Baiklah anak-anak silahkan mengerjakan soal di buku paket halaman 55 !"
Pak Ridwan memberikan tugas kepada kami.

"Rizal, ayo ikut bapak, saya mau bicara hal penting sama kamu."
Aku heran mengapa Pak Ridwan mengajakku.

Aku mengangguk dan segera mengikuti Pak Ridwan.

"Rizal, bapak harap kamu bisa lebih berkontribusi dalam kegiatan sekolah, sikap kamu yang pendiam itu membuatmu tidak berkembang."

Ku mengangguk

"Begini zal, coba mulai hari ini kamu mencoba hal baru."

"Maksud bapak?."

"Ikut bapak ya, kita akan mencoba hal baru buat kamu pelajari."

"Tapi pak, bagaimana dengan mata pelajaran berikutnya?."

"Sudah, itu biarkan saja, bapak sudah mengizinkanmu ke kepala sekolah, lagi pula kepala sekolahlah yang menugaskanku untuk membuatmu lebih aktif."
Pak Ridwan menjawab dengan suara lantang dan semangat, sepertinya dia sangat percaya kepadaku.

FOR YOU : SURVIVE IN THE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang