Hari ini hari yang mendung, dan aku masih terbaring di tempat tidur rumah sakit. Semuanya baik-baik saja hingga suatu waktu.
Petugas rumah sakit berlari-lari tanpa ada alasan."Pak kenapa kamu berlari-lari?." Ayahku yang heran lantas bertanya kepada petugas tersebut.
"Anu pak, di ruang dokter, ada pasien yang mengamuk, dia menggigit dokter." Jawab petugas itu.
Petugas itu lantas kembali berlari untuk memanggil security. Ada sekitar 5 security, yang berlari-lari menuju ruangan dokter.
"Yah apa yang terjadi di luar?." Tanya ibuku.
"Itu bu, ada pasien yang tiba-tiba mengamuk, pasien itu menggigiti dokter." Jawab ayah.
Aku yang mendengar perkataan ayah menjadi penasaran. Aku memikirikan apakah pasien itu zombie seperti yang ada di film-film.
"Lari semua, ada zombie." Tiba-tiba orang yang ada di rumah sakit berteriak dan menyuruh untuk lari keluar.
"Ayo zal, kita harus lari." Ayahku yang khawatir segera membantuku berdiri dan mengajak ibuku berlari.
Tiba-tiba ada sesosok manusia yang aneh melewati gang di depanku.
"Hei pak, apa yang terjadi." Ayahku memanggil orang tersebut. Tapi orang itu malah diam dan bergerak secara tiba-tiba. Dia berlari menuju arah kami.
"Lari yah, bu." Aku pun berteriak untuk mengajak ayah dan ibuku berlari keluar rumah sakit.
Gang, demi gang telah kami lewati. Lift sudah terlihat di depan kami. Tapi di sana ada segerombolan zombie.
"Bagaimana ini yah?." tanyaku panik.
Ayah langsung mengambil kapak darurat yang ada di lemari kaca. Aku juga ga mau kalah, aku ambil tongkat dan ibuku membawa sebuah stetoskop. Entah apa yang akan dilakukan ibu.
"Ngapain ibu bawa-bawa stetoskop ?." Ku mengejek ibuku.
"Liat aja nanti zal." Ibuku berkata pelan.
Secara perlahan kami mendekati segerombolan orang itu. Pertama aku pukulkan tongkat yang ku bawa ke kepala orang itu. Tapi orang itu belum mati juga. Hingga akhirnya ayah membacok kepala orang-orang itu hingga mati. Darah berceceran di mana-mana, rasanya ingin muntah saat melihat otak manusia bercecer keluar. Sekarang hanya tinggal dua lagi zombie, tetapi tongkat ku sudah patah, kapak yang dibawa ayah juga menancap di kepala seorang zombie. Dan kini tinggal satu zombie lagi, namun apa daya kami, kami tidak punya senjata apa-apa.
"Rasakan ini." Ibu yang membawa stetoskop langsung memukul zombie itu. Dia pukul berkali hingga kepala zombie itu retak-retak. Dan disinlah aku menyadari arti dari THE POWER OF EMAK-EMAK.
"Bagus bu." Ayah berkata bangga.
"Sekarang lihat zal apa gunanya stetoskop ini." Ibu berkata dengan sombong kepadaku.
"Iya iya bu memang ibu itu kuat, ayah aja ga berani sama ibu." Jawabku remeh.
Ayah lantas menatap kami dengan serius.
"Ayo zal, bu kita harus segera naik ke lift." Ayah menyuruh kami masuk kedalam lift.Kami menunggu sekitar 15 detik untuk sampai di lantai satu. Ku lihat banyak zombie yang berkeliaran di luar. Karena kebingungan akhirnya kami berdiskusi terlebih dahulu di dalam lift.
"Itu jombie zal?" Tanya ibuku.
"Zombie bu bukan jombie."
"Lha iya jombie." Ibuku berkata memaksa.
"Zal zal kamu kan tahu ibu kamu ga tahu apa itu zombie." Jawab ayahku yang melucu sembari khawatir.
"Yaudah bu kalo gitu kita panggil mereka walker aja biar gampang." Saranku sembari tertawa kecil.
"Iya zal." Jawab ayah dan ibuku.
"Disana ada banyak walker yah, jalan keluar satu-satunya adalah kita harus berhasil sampai ke post security di depan sana." Ucapku bijak.(post securitinya masih di dalam rumah sakit ya guys.)
"Iya zal, di sana pasti ada senjata." Jawab ayahku.
Lantas kami segera berlari menuju ke post satpam. Sepertinya para walker itu tidak melihat kami. Sesampainya di post satpam kami mendapatkan senjata yaitu 5 buah pistol, dan dua buah tongkat security. Aku mengambil 2 pistol dan satu tongkat. Ayah mengambil 1 pistol dan satu tongkat. Dan ibu mengambil satu pistol. Dengan segera, kami memasukkan peluru kedalam pistol.
"Apa kalian siap ?" Tanya ayah.
"Siap," Aku dan ibu menjawab mantap.
Satu persatu walker kami lumpuhkan dan jalan keluar rumah sakit hanya tersisa 10 meter saja. Akhirnya kami berhasil keluar dan menutup pintu depan rumah sakit.
"Lalu bagaimana ini yah ? Kita akan pergi kemana ?" Tanyaku.
"Itu zal ada 2 sepeda motor, kita bisa menggunakannya untuk pergi ke kantor polisi," Jawab ayah.
"Tapi bagaimana bisa berjalan yah ? Motor ini kan ga ada kuncinya ?." Tanya ibu.
"Jangan khawatir bu," Jawab ayah.
Ayah pun mengeluarkan sebuah alat, entah alat apa yang ia keluarkan, rasanya aku baru melihat alat itu sekarang.
"Wih sejak kapan ayah punya alat semacam itu ?" Tanyaku
"Hahaha ayah sudah berkali-kali melakukan ini."
"Ayah, ternyata ayahlah pencuri sepeda motor yang tersohor itu ta." Ibu memarahi ayah sembari mencubit telinganya.
"Udah bu, ini bukan waktunya untuk bertengkar, kita harus segera ke kantor polisi." Ucapku.
Kami pun segera ke kantor polisi. Kami melihat sekitar jalanan, ibuku yang di bonceng ayahku melihat ke belakang sembari berkata,
"Yah, zal ada banyak walker yang berhasil keluar dari rumah sakit."Aku yang sedang membawa motor sendiri tidak bisa melihat ke belakang karena fokus ke depan. Ku lihat di kaca spion, para walker itu menabraki kendaraan yang sedang lewat, salah satu walker itu mengejar para warga dan menggigitinya.
"Ayo yah kita harus lebih cepat ! ." Langsung ku mengegas motor hingga kecepatan 120 km/ jam begitu juga ayahku. Seluruh jalan terlihat seperti milik kami sendiri. Banyak warga yang meneriaki kami untuk menurunkan kecepatan tapi semua itu tetap kami acuhkan. Kami hanya bisa berpikir untuk mencari perlindungan.
Cerita romancenya nanti ya setelah yang menegangkan wkwkwk. Jangan lupa kasih bintang dan komen jika ada Typo😁

KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU : SURVIVE IN THE WORLD
Misterio / SuspensoZombie menguasai dunia, apa yang harus dilakukan ? Aku rizal, berjalan menyusuri indonesia demi sebuah keselamatan, jaga dia selalu itu misiku, bertahan hidup dan menyelamatkan dunia itu visiku.