I Miss You || 14

79 9 2
                                    

(Pencet lagu nya guys.... dan jangan lupa votes)

(Aku juga kepengen kalian buat komentar part mana yang paling kalian suka di Lie's dari part 1 sampai 14 ini)

        Selamat membaca guys....
                          ****

Aku duduk di sofa sambi melihat ke sebuah cincin yang melingkar di jari manis ku.

Refleks tanganku langsung memegang cincin itu dan sebuah air mata berhasil menetes dan membasahi nya.

Jungkook sudah sebulan tidak pulang dari Pulau Gaeun dan tidak ada kabar dari nya sama sekali.

Aku bersama kedua orang tua Jungkook telah melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian dan sedang dalam tahap pencarian.

Khawatir, rindu, takut, sedih. Itu lah yang sedang aku rasakan.

Aku sangat takut jika sesuatu hal terjadi padanya.

Kemana Jungkook sebenarnya? Apa dia sudah makan? Apa dia juga baik-baik saja?

Pertanyaan itu tidak pernah hilang dipikiranku.

Dan sekarang jika aku diberi suatu permintaan.

Aku hanya minta Jungkook bisa kembali ke rumah ini dalam keadaan sehat. Hanya itu permintaan ku.

***

Aku mencoba duduk di kursi taman depan rumah.

Mencoba menenangkan diri dari semua pertanyaan dan pikiran negatif tentang Jungkook.

"Appa, ayo cepat pasang tenda nya", ucap dua anak kecil perempuan kembar yang sepertinya berusia 5 tahun sambil tersenyum kearah ayah nya.

"Baiklah, mari kita pasang tenda disini ya", balas sang ayah sambil mengeluarkan tenda yang akan dipasang.

Suara anak kecil itu adalah suara tetangga samping rumah.

Sepertinya ia akan camping didepan rumah bersama ayahnya.

"Appa, Terimakasih. Aku menyayangi mu", ucap anak perempuan itu lagi sambil memeluk lalu mengecup pipi ayahnya.

"Terimakasih appa", ucap kembaran nya yang juga mengecup pipi ayah nya.

"Sama-sama, mari masuk ke tenda ini", ucap sang ayah sambil menggandeng kedua anaknya untuk masuk ke tenda itu.

Dan setelah itu percakapan dua anak perempuan dan sang ayah itu sudah tidak terdengar lagi.

"Semoga nanti nya Jungkook akan melakukan hal itu juga bersama anaknya", ucap ku dalam hati sambil mengelus perutku.

"Apa kau merindukan appa?", tanya ku sambil mencoba berbicara kepada anak ku.

Walaupun aku tau, pasti tidak akan ada jawaban darinya.

Namun, sebuah tendangan dari perut aku rasakan. Apa kah itu jawaban darinya?

"Eomma juga sangat merindukan appa, Nak", ucap ku lagi.

Setetes air mata kembali jatuh dan membasahi baju ku.

***

Aku memutuskan untuk masuk kedalam rumah lagi.

"Nayoung-ah", ucap seseorang tepat setelah aku berjalan selangkah menuju pintu.

Aku sama sekali tidak menoleh kearah nya. Hanya sebuah langkah kaki yang kudengar makin mendekat kearah ku.

"Itu....", ucap ku tersela karena tiba-tiba pria itu memeluk ku dari belakang.

Lie'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang