2. Haechan's (Jaemin/Jeno/Haechan)

2.8K 378 297
                                    

Usai di Sini
;mengerti kapan harus berhenti

.
.
.

Warn! panjang bener, aseli. 5k lebih, wkwk. aku ngetik apa cobaa.
Enjoy!

Usai di Sini
;mengerti kapan harus berhenti

.
.
.

Warn! panjang bener, aseli. 5k lebih, wkwk. aku ngetik apa cobaa.
Enjoy!

.
.
.

[]

"Mau makan apa, Chan?" Jeno nanya. Mereka udah dapet tempat duduk tapi belum beli makan, sengaja mau booking tempat dulu biar enak bisa langsung makan nanti.

"Apa ya." Haechan liatin stand-stand kecil di ruangan kantin. Matanya berenti sebentar di soto mie, terus ke ayam bakar, terus akhirnya nyantol di akang ketoprak. "Ketoprak aja deh." Ucapnya.

"Oke." Jeno berdiri. "Aku pesenin ya."

Haechan ngangguk. "Cabenya jangan banyak-banyak." Peringat Haechan.

"Bawang putihnya dikit aja kan? Sama gapake bawang goreng?" Jeno mastiin.

Haechan ngangguk lagi. Jeno pasang tanda oke pake jari. Setengah lari ke stand akang ketoprak. Haechan sibuk mainin hapenya, bales beberapa chat di grup OSIS, terus scroll IG dan liatin Story temennya. Dia liat Story Mark; tiga puluh menit lalu, pas ada ulangan fisika mendadak. Mark mukanya nekuk, terus dia ngarahin kameranya ke Jeno; yang duduk di sebelahnya, mukanya udah pusing sambil mijitin kening. Terus kameranya makin jauh, ke meja belakang, nampilin Jaemin yang lagi anteng ngerjain soal.

"Orang pinter mah beda." Bisik Mark. "Ini contoh orang madesu." Kameranya ngarah ke Jeno lagi.

Haechan ketawa sendiri liatnya. Si Mark, masih sempet-sempetnya bikin Story pas lagi ulangan, ckckc.

"Ini diaaa." Jeno dateng, bawa dua piring ketoprak plus dua botol air mineral. Ketoprak Jeno keliatan lebih merah. Dia naro piring plus botol air minum ke atas meja. Terus duduk di depan Haechan.

"Kamu pedes ya?" Tanya Haechan. Ngerenggut tipis. "Nanti amandel kamu kambuh loh, No, kalo makan yang pedes-pedes terus." Haechan protes. "Kemarin udah makan seblak level lima juga, ih!"

Jeno nyengir. Dia buka tutup botol minum terus taro di deket piring ketoprak punya Haechan; salah satu kebiasaan Jeno yang selalu dia lakuin buat Haechan kalo mereka beli minum, Jeno pasti bakal bukain tutup botolnya buat Haechan supaya Haechan gampang langsung minum, terus dia buka tutup botol minum punya dia setelahnya.

"Ga pedes kok ini." Ucapnya bela diri. "Cabenya cuma tiga."

"Sama aja!" Omel Haechan. "Pulang nanti kudu beli obat radang pokoknya. Ga mau tau." Haechan aduk ketopraknya sampe nyampur sama bumbunya. "Kita udah kelas tiga, No. Bakal lebih sibuk. Apalagi minggu depan juga udah mulai les, harus jaga kesehatan dong."

Jeno nenggak minumnya, dia lalu naro botol minumnya terus tepuk puncak kepala Haechan.

"Iyaiya, astaga. Kamu kalau udah ngomel ga bisa berenti." Jari Jeno dingin karena abis nyentuh botol minum yang juga dingin. "Nanti pulang beli obat, iya. Aku nurut." Dia terus senyum. Tarik tangannya dan sibuk aduk ketopraknya.

"Nonton yuk nanti." Haechan ngajak. Dia nyuap ketopraknya ke mulut.

"Hayuk." Jeno langsung mau. "Jangan horor tapi film kartun aja."

Haechan senyum kecil. "Takut ya?" Godanya, sibuk ngunyah.

"Aku bukan takut, cuma ga suka aja." Jeno berkelit. Suapan Jeno cepet, ketopraknya udah mau abis aja. Padahal Haechan baru nyuap tiga kali. "Film kartun aja lebih seru. Bisa ketawa."

RingkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang