Gentania [SUDAH TERBIT]

Gentania-2

Paskibra itu diajarkan berjuang. Berjuang 16 orang aja susah. Apalagi berjuang sendirian?

-Genta Hardi Sanjaya-

🇮🇩🇮🇩🇮🇩

"Sarah, saya mau ambil handphone yang tadi saya titip ke kamu," Genta mendekati Sarah dan ingin mengambil handphone nya yang dititipkan.

Sarah menepuk dahi nya, "Eh, iya. Maaf, Gen. Tadi aku titip ke Tania. Anak PMR itu."

"Tania?" Genta menaikkan alis tebalnya.

Sarah mengangguk, "iya. Tania, maaf ya, Gen."

"Iya, gapapa. Makasih," Genta meninggalkan Sarah dan berlari mengejar Tania.

"Tania!"

Tania yang dipanggil menengok ke arah Genta, "Kenapa lagi? Ngajak baku hantam? Ayo! Aku siap!"

Genta mengusap kasar wajah Tania yang membuat Tania berteriak yang dibuat hiperbola, "Adoohhhhh......"

Tania memukul lengan Genta dengan keras. "Heh, mana handphone saya?"

"Handphone apa sih?"

"Handphone saya yang tadi dititip sama Sarah."

"Ohhhh.... itu. Udah aku buang." Ucap Tania santai.

"HAH?! Dibuang!?"

Tania tertawa melihat ekspresi konyol Genta, Tania membuka tas nya dan mengambil handphone milik Genta.

"Nih."

Genta merebut paksa handphone miliknya dari tangan Tania. "Dasar barbar."

🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Tania sedang berbaring di kasur nya, dengan laptop yang menyala, dan menampilkan beberapa karakter anime kesukaan nya.

"Huuhhh.... malem Minggu gini, enaknya nonton film yang mana ya?"

Tania berguling ke sana ke mari layaknya guling yang ditendang.

"Tania..... makan dulu!!" Panggil Bunda Duwi dari ruang makan.

Tania segera mematikan laptopnya dan berlari ke ruang makan, "dengan senang hati, Bunda."

Tania duduk di kursi makan khusus miliknya, yang ternyata sudah diduduki oleh Kakaknya.

"Mas! Minggir, sana! Ini kan punyaku!" Tania menggoyang-goyangkan lengan sang kakak.

"Apasih, emang ada namamu di sini?"

Tania mengerutkan keningnya, Kakaknya sedang mengibarkan bendera perang saat ini.

Keadaan Tania yang lelah dan mata yang mengantuk, mendorong Tania untuk tidak menghabiskan tenaga nya untuk sekedar bertengkar.

"Huuhhh.... tarik nafas, hembuskan. Sabar, Tania. Ayo makan! Abis itu tidur. Biar mas mu yang sesekali duduk di kursi kebangsaan mu."