Gentania-17

499 48 1
                                    

Cerita ini aku buat santai aja :) karena aku ambil cerita ini dari real life, jadi yang berharap ada konflik 'berat' maaf aku ngga bisa kasih.

Ini lebih ke kehidupan nyata, aku coba mengidupkan fiksi, bukan membuat fiksi drama. Yang suka alhamdulillah, kalau tidak suka, aku ngga kemaksa :)) terimakasih selamat membaca ❤️

🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Ada rasa yang ingin diungkapkan, namun tertahan. Ada rasa yang ingin ditahan, namun tak sengaja terungkap. Kadang, perasaan memang selucu itu.

-Author-

🇮🇩🇮🇩🇮🇩

"Genta! Kamu ngga papa?!" Tanya Koko yang langsung menghampiri Genta.

Genta hanya mengangguk sambil menyeka darahnya yang mengalir, "kamu yakin?"

"Yakin! Sudah, saya hanya butuh kain ini. Setelahnya saya menyusul kalian!" Ucap Genta.

Koko dengan berat hati meninggalkan Genta yang masih mengikat sebuah kain putih di lengannya. Genta jadi teringat Tania. Genta waktu itu memperhatikan Tania yang mengobati kaki nya saat terkena cangkang kerang.

"Ini semua demi kalian, tunggu saya pulang, ya!" Genta bermonolog dan langsung berlari ke arah teman-temannya sambil menahan nyeri.

Suasana di sekitaran gereja menjadi sedikit menegang, tapi para TNI yang berjaga tidak membiarkan para jamaah mengetahui.

"Cek-cek. Apa sudah aman?"

"Aman, komandan!"

Jawab teman Genta pada handietalkie yang menghubungkan dengan komandannya.

"Genta! Ayo kita ke markas! Kamu sudah dipanggilkan dokter. Harus segera dikeluarkan peluru dari tanganmu!" Ucap teman Genta yang langsung diikuti langkahnya oleh Genta.

🇮🇩🇮🇩🇮🇩

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Hana ... selamat ulang tahun."

Tania dan Anita yang tiba-tiba masuk ke kamar Hana membuat si pemilik kamar kaget.

Karena menurut Hana tadi ia sudah menutup pintu rumah. Karena sampai maghrib Tania dan Anita tak kunjung pulang, Hana berinisiatif mengunci pintu.

Hana yang terkejut dengan kehadiran Anita dan Tania langsung menghambur ke pelukan Anita.

"HUAAAAAAA ... KIRAIN KALIAN LUPA ULANG TAHUN AKU," ungkap Hana.

Tania hanya meringis sambil memperhatikan kue yang dibawanya, dan Anita yang memegang kado langsung menyuruh Hana untuk melonggarkan pelukannya.

"Han, aduh, ini kado nya rusak dong," Hana langsung melepas pelukannya dan beralih menatap Tania.

"Terimakasih, bu dokter, aku berdoa dulu ya," ucap Hana kemudian menutup kedua matanya.

"Yaallah, semoga tahun depan skripsi aku lancar," ucap Hana yang diaminkan ketiga nya.

"Semoga Tania cepat dilamar Adi,"

Gentania [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang