Chapter-1

37 13 2
                                    

Assalamualaikum 🙏

Fighting readers

Jika sepi membuat ku sendiri? Maka sendiri membuat ku makin tak berarti.
-ChasandraAprilia

👻✨

Capii PO'V

Pagi hari yang cerah, cahaya matahari menusuk masuk ke kamar perempuan yang berantakan tersebut.

"Capiiii?!!" Teriak seseorang dari luar kamarnya.

"Bangun dek sekolah" ucap kak Nada.

Dia kak Nada, dia masih duduk di kelas VIII SMP, sedangkan aku? Aku masih duduk di bangku SD kelas VI.

"Iya kak" ucap ku yang langsung mandi dan bersiap siap untuk berangkat kesekolah bersama kak Nada.

Setiap hari aktivitas pagiku adalah dibangun kan kak Nada, mandi, tanpa sarapan, dan berangkat kesekolah berjalan kaki bersama kak Nada.

Rumah ku tidak jauh dari sekolah, namun jauh dari perkotaan, juga tidak bisa dibilang desa, karena rumah ku bersampingan dengan rel kereta api, menghadap hadapan dengan rusun, dan membelakangi hutan yang lebat.

***

"Hey capii?" Ucap seseorang perempuan menghampiri ku.

Aku hanya menoleh lalu menglemparkan pandangan ku lagi, aku tau pasti niatnya hanya untuk mengejekku.

"Capii bodoh! Capii payah! Capii pembunuh!" Ucap perempuan tersebut bersama temannya mengelilingi ku sambil bertepuk tangan.

Anehnya? Aku mendengar kata 'pembunuh' itu lebih bergema? Seperti ada nenek tua yang ikut mengejek ku.

Huh:(
Itu terlalu sering terdengar, sampai akhirnya aku muak dengan suara bergema tersebut.

***

Sudah terbiasa jika aku beristirahat sendirian, sudah menjadi hal yang di maklumkan oleh guru jika aku tersenyum, tertawa, dan menangis sendiri.

Anehnya? Aku sendiri tak pernah menyadiri kapan dan dimana itu terjadi.

Yang aku ingat, jika aku sedang menyendiri, pasti aku membayangkan sosok-sosok yang mengerikan, terlebih lagi aku sering melihat nenek tua yang selalu ada saat aku sedang menyendiri. Lebih tepatnya dijauhkan oleh teman temanku yang lain:(.

Aku bisa dibilang siswa yang cerdas dalam pelajaran, dan siswa yang lemah di dibidang olahraga.

"Hai?" Ucap seseorang perempuan yang berhasil membuyarkan lamunanku.

"Kamu siapa?" Tanya ku.

"Aku Tania? Mau bermain denganku?" Tanya nya.

Tania? Sosok sahabat perempuan pertama ku yang mampu menopang ku di kesepian, yang mampu mengajarkan ku tentang semua yang ku punya.

"Aku tidak pernah mendengar namamu? Ataupun wajahmu?" Ucap Capii sambil mengingat-ngingat adakah anak perempuan seperti dia di sekolah ku ini?

Kalau dari baju yang dia kenakan? Persis.

Batin capii.

DIMENSI ❣️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang