Happy reading...
Siti menatap tak percaya dengan apa yang Yusuf dan Mbah Endi perbincangkan. Yusuf memimpikan jin bernama Harun dan sang jin melamar Humaira, anak sulungnya. Bagaimana ini?
Islam tidak memperbolehkan pernikahan jin dengan manusia. Memang ada cerita Nabi Sulaiman as dengan Ratu Bilqis, dimana ratu tersebut adalah keturunan jin. Jadi masih bisa dikatakan lazim jika lelaki manusia menikahi jin perempuan. Tapi ini? Jin lelaki-lah yang menikahi perempuan manusia.
Mbah Endi pun membahas kemalangan yang mereka alami secara gamblang sesuai yang mereka alami padahal mereka tidak bercerita banyak tentang apa yang sudah mereka alami. Siti tak percaya jika para juragan itu berhati busuk untuk mencelakai keluarganya terutama Humaira.
Apa salah Humaira? Apa dengan menjadi cantik itu adalah dosa yang tak termaafkan?
Siti meremas tangannya sendiri, menahan kegelisahan hatinya. Siti kembali teringat pernikahan jin dan manusia, ini benar benar seperti mimpi saja. Setahunya tak ada dalil yang membenarkan pernikahan jin dan manusia.
Secara logika, andai anaknya menikahi jin, lantas jika hamil ayahnya bagaimana? Bentuk anaknya bagaimana? Manusia terbuat dari tanah dan jin terbuat dari api. Ini gila, benar-benar gila!
Setelah selesai berdiskusi dengan Mbah Endi, pria itu mempersilahkan Yusuf dan keluarga untuk beristirahat di ruangan yang kosong. Ruangan yang biasa di isi oleh para pengunjung Mbah Endi yang menginap di sana.
Siti menatap wajah suaminya yang tampak kusut.
"Bagaimana bisa Pa?" Siti membuka pembicaraan setelah kedua anaknya tertidur karena kelelahan.
"Entahlah Bu... Semua menjadi runyam."
"Kenapa bapak gak bilang kalau bapak mimpi aneh."
"Semua terlalu tidak masuk akal hingga bapak harus meyakinkannya datang ke tempat ini."
"Lalu bagaimana ini?"
"Kau sudah dengar apa yang Mbah katakan? Harun jin Islam, dia takkan melukai anak kita asalkan keinginan Harun terpenuhi dan Harun memberikan syarat yang tidak sulit karena anak kita Alhamdulillah taat beribadah. Harun meminta Humaira menutup aurat, menghadiahinya ayat suci setiap hari Senin dan Kamis. Juga tidak boleh meninggalkan sholat apapun alasannya kecuali haid."
"Iya tapi bagaimana jika Ira hamil?" Yusuf menghela napas lelah.
"Kita tolak saja Pak!"
"Bu, apa kita mampu bertahan hidup jika terus terusan harus pindah? Kita mau kemana lagi Bu? Sedangkan Ara sakit-sakitan dan Humaira menderita." Yusuf tampak putus asa.
"Tapi tidak dengan menjual anak kita sama jin!"
"Kita tak menjualnya!"
"Lalu apa?"
"Apa ibu tega anak kita hidup terkutuk seperti ini? Para juragan di desa sudah mengguna-gunai anak kita agar hanya mereka yang bisa menikahi Ira. Masih mending kita di pukuli Bu, bagaimana jika anak kita di perkosa?" Tukas Yusuf membuat siti terdiam.
"Harun akan melindungi Humaira dan juga kita, apa salah jika kita menikahkan mereka demi masa depan kita?"
"Bapak...."
"Aku lelah hidup seperti ini, apa lagi jika Ira harus menikah dengan juragan tua yang semena-mena dan jahat. Dengar Siti, gak selamanya kita bisa melindungi Humaira. Apa lagi mereka bermain secara halus, menggunakan guna-guna. Meski kita taat beribadah, sedikit banyak efeknya pasti ada yang menepel. "
"Tapi...."
"Apa kau tak sedih melihat Humaira menangis sambil memasak bubur saat kita tergolek lemah sehabis di pukuli?"
"Pak..."
"Ira ikhlas bu menikah dengan jin itu, Ira mau asal kita bahagia...." Ucap Humaira membuat Yusuf dan Siti terkejut.
"Ira?"
"Ira mau pak... Bu..."
Yusuf dan Siti hanya bisa menahan rasa sakit di dada mereka, mendengar keikhlasan anak sulungnya.
Tbc
Untuk PDF masih diskon 20% ya sampai akhir April, apa saja judul ceritanya? Kepoin aja IG-ku Ariska_311
Thanks for reading....
KAMU SEDANG MEMBACA
HARUN SUAMIKU (Hiatus)
FantasyKhumaira Irtiza, seorang gadis cantik yang hidup serba kesulitan, banyak laki-laki yang meminang Ira namun orang tuanya menolak karena tahu jika si laki-laki yang melamar hanya menginginkan kecantikan anaknya saja. Mereka yang menginginkan Ira akhir...