Part 14

6.2K 619 44
                                    

Happy reading....

Yusuf dan Siti tidak tahu harus berkat apa. Disisi lain mereka bahagia akan segera memiliki cucu tapi di sisi lain, anak ini akan menjadi jin apa manusia? Bagaimana rupanya dan ya Allah....

Yusuf khawatir anak ini akan menjadi  media teguran oleh Allah karena mereka mengorbankan anaknya demi harta dan bersekutu dengan bangsa jin.

"Ibu dan bapak tak senang ya?"

Humaira menatap wajah bingung kedua orang tuanya.

"Bukan begitu, Nak...." Yusuf salah tingkah.

Dia takut Humaira salah paham, shock dan merasa takut. Apa lagi ini kehamilan pertama Humaira dan dia mengandung di usia enam belas tahun. Bagaimana jika putrinya ini stres dan mengalami keguguran?

Ya Allah kenapa harus secepat ini Humaira hamil?

Humaira mengusap perutnya lalu tersenyum kepada Yusuf dan Siti.

"Anak ini titipan Allah, Ira yakin Abi akan menjaga Ira dan bayi Ira. Ibu, bapak gak usah hawatir. "

Siti meneteskan air matanya, dia terharu memiliki anak sesolehah Humaira, gadis hnag dipaksa untuk bersikap dan berpikiran dewasa di usainya yang masih sangat muda.

"Iya ibu janji takkan hawatir tapi kamu jaga kesehatan, makan yang teratur dan jangan stres." Humaira tertawa mendengar nasehat ibunya.

"Ira justru bahagia bu, tidak stres!"

Siti hanya terkekeh lalu mengusap perut anaknya yang masih rata.

"Jadilah anak Soleh wahai janin, tumbuh sehatlah di sana." Doa Siti dan Humaira hanya bisa meng-Aamiin-kan.

*****

Bohong!

Ya itulah yang dilakukan Humaira, dia sama takut dan khawatirnya dengan Yusuf dan Siti. Meski dia masih polos namun Humaira tahu perbedaan antara manusia dan jin.

Humaira menghela napas, kenapa bisa dirinya hamil oleh jin? Bukankah jin terbuat dari api dan manusia terbuat dari tanah? Dua elemen yang tidak mungkin bisa disatukan.

"Kau memikirkan apa istriku?"

Humaira terkejut dan langsung menunduk, dia takut Harun marah. Harun mengelus wajah Humaira dengan lembut lalu mengecup keningnya.

"Apa kau merasakan sentuhanku, Humaira?"

Perempuan itu mengangguk, Harun menggenggam tangan Humaira dan meletakannya di wajah pria itu.

"Apa saya tampak nyata bagimu?"

Humaira menatap wajah tampan lelaki itu dan mengangguk. Jelas saja terlihat nyata, sentuhan dan aroma tubuh Harun begitu terasa di segala indra peraba dan penciumannya.

"Begitupun anak kita."

"Apa dia akan berwujud manusia?"

"Tentu dia bisa menjadi manusia sepertimu dan jin seperti saya."

"Apa dia takkan di benci bangsa Abi?"

Harun tersenyum lalu menggelengkan kepalanya membuat Humaira lega.

"Jangan banyak pikiran, fokus pada kebahagiaanmu Ira dan juga bayi kita." Humaira mengangguk lalu tersenyum.

"Abi...."

"Hmmm...."

"Terima kasih atas semuanya, ibu, bapak dan Ara sekarang terlihat bahagia." Harun tersenyum lalu mengecup bibir Humaira.

"Saya suamimu dan sudah kewajiban saya membahagiakan orang-orang yang istri saya sayangi."

"Terima kasih!" Humaira menangis bahagia.

Dia sungguh beruntung bisa menikahi Harun, meski dia memiliki banyak istri namun Humaira merasa jika kehadiran, perhatian dan cinta yang diberikan Harun lebih dari cukup. Humaira  merasa Harun selalu ada untuknya dan adil memperlakukannya sebagai seorang istri. Hanya saja apa Harun merasa puas dengan pelayanan Humaira sebagai istrinya?

Harun seperti merasakan kegundahan istrinya, lelaki itu membuka kancing pakaian Humaira, meremas payudaranya dengan lembut dan mulai menyusu seperti bayi yang kehausan.

Humaira sempat terkejut,namun dia hanya bisa pasrah merasakan hisapan di kedua putingnya secara bergantian. Apa lagi milik Harun yang panjang dan besar sudah menempel dan terasa keras di perutnya.

"Kau harum Humaira..." Bisik Harun membuat tubuh Humaira semakin meremang dan sensitif dengan sentuhan Harun.

"Abi.... Masukan Abi, sekarang!" Pinta Humaira dan lelaki itu pun memasukan miliknya ke dalam lubang surgawi Humaira.

Humaira mendesah, kenapa milik suaminya selalu saja terasa panas dan nikmat menjejal kemaluannya.

"Uuh....."

Humaira menahan erangan saat dengan kasar Harun meremas payudaranya sambil menghujamnya dengan kecepatan penuh.

Tubuh humaira bergetar hebat saat orgasme menjemput dan dengan lembut Harun mulai memperlambat tempo sambil terus menghisap puncak payudara Humaira.

"Ooh.... Abi...."

Harun menenggelamkan miliknya sedalam mungkin membuat Humaira semakin mengerang nikmat dan tak lama semburan lahar panas memenuhi rahim perempuan itu.

"Terima kasih Ira..."

Humaira hanya mengangguk kemudian terlelap tidur.

*****

Qodir menghela napas kesal, dia baru saja mengetahui jika saudaranya menikahi manusia. Qodir Jaelani adalah sepupu Harun dan dia salah satu jin yang berpengaruh di kerajaan Al Fajar yang merupakan satu kekuasaan dengan Harun.

"Kau berbicaralah dengannya." Bilqis memberi saran.

"Apa hebatnya manusia? Kenapa Harun selalu jatuh cinta pada manusia? Mereka lemah dan menyusahkan!"

Bilqis hanya menunduk.

"Kau sebagai adik Harun kenapa....."

"Kakak sudah tahu bagaimana sifat kakakku." Bilqis menyela dan sialnya apa yang di ucapkan sepupunya itu benar.

"Kau alihkan perhatian Harun, aku ingin melihat langsung manusia itu."

"Apa?"

"Lakukan!"

"Tapi dia sudah menjadi istri kak Harun!"

"Tutup mulutmu dan lakukan!" Bentak Qodir membuat Bilqis takut dan langsung menurutinya.

Qodir tersenyum picik, dia akan menghancurkan manusia itu agar Harun bisa fokus pada tugas kerajaannya. Qodir tidak suka manusia karena baginya manusia itu lemah, tamak dan menjijikan!


Tbc

Tokoh jahat dan Masalah mulai bermunculan yaaa....

Aku harap kalian suka ceritaku, thanks for reading.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HARUN SUAMIKU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang