Part 6

4.9K 584 46
                                    

Happy reading.....

Humaira terusik dengan suara perdebatan orang tuanya, apa lagi ibunya terus mengulang ulang namanya. Ira mendengarkan perdebatan mereka dan merasa terkejut mendengar jika Yusuf akan menikahkannya dengan jin bernama Harun.

Jin? Bagaimana rupa jin itu? Namun pertanyaannya itu tak berarti apa apa jika di bandingkan pengorbanan keluarganya untuk melindungi dirinya. Apa lagi Ara masih kecil dan dia yang tampak sangat menderita.

Humaira mengusap air matanya, dia harus segera menghentikan perdebatan ini apa lagi Siti yang mulai tampak kesal dengan Yusuf.

"Ira mau Bu.." seketika mereka menatap ke arah Ira dengan wajah memucat.

"Ira mau, asalkan keluarga kita kembali bahagia." Humaira meneteskan air matanya, dia tak kuasa lagi menahan kesedihannya.

Humaira menatap Siti dan Yusuf tampak Kumal dan pucat, tubuh mereka kurus. Ara sendiri terlihat mengenaskan dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya karena demam. Jangankan berobat, makan saja mereka tak mampu membelinya.

"Nak, kau jangan di ambil hati kami hanya..."

"Bu, Ira ikhlas. Biarkan Ira menikah dengan jin itu." Ucap Humaira mantap membuat siti menangis sesenggukan. Yusuf hanya bisa menunduk.

"Kita tak mungkin seperti ini terus, bagaimana nasib Ara? jin itu satu satunya penolong kita. Mungkin Allah mengirimnya untuk kita." Dan tangis siti pun pecah, dia langsung memeluk anaknya dengan erat.

"Maafkan ibu nak..." Isak Siti dan Humaira hanya bisa membalas pelukan ibunya.

*****

Humaira menatap Mbah Endi, beliaulah yang nanti akan menikahkannya dengan Harun. Mbah Endi menceritakan persyaratan yang diajukan Harun dan apa saja yang akan di dapatkan oleh Humaira dan keluarganya.

Harun akan memenuhi semua kebutuhan keluarganya, menghapus efek guna-guna yang ditebarkan para juragan mesum itu dan tentu saja Harun akan menafkahi Humaira secara lahir dan batin.

Keluarganya pasti akan segera mendapatkan kedudukan yang terhormat dengan kekayaan yang kelak akan diberikan Harun kepada Humaira.

"Bagaimana rupa jin itu Mbah?" Humaira tampak penasaran.

"Dia akan berwujud sama dengan kita, kau jangan takut Harun menyakitimu apa lagi dia mencintaimu." Wajah Humaira merona, mencintainya? Yang benar saja bertemu saja belum!

"Meski kau belum melihatnya tapi Harun sudah."ucapan Mbah Endi membuat Humaira tersentak kaget.

Curang!

Besok malam Jumat Kliwon kau akan menikah dengan Harun di pepohonan yang dulu bapakmu bertemu dengan Harun untuk pertama kalinya." Mbah Endi mulai mengatur rencana.

Humaira hanya mengangguk, mencoba untuk tenang dan memahami setiap ucapan lelaki berusia setengah abad itu.

"Mbah..."

"Hmmmm....."

"Apa Ira bisa menjadi istrinya yang baik? Ira takut Tuan Harun marah." Mbah Endi tertawa keras lalu menatap kedua mata indah milik Humaira.

"Harun jin Islam, Insya Allah dia akan memperlakukanmu dengan baik. Jangan banyak bertanya dan menuntut. Lakukan apa yang nanti suamimu perintahkan." Tandas Mbah Endi dan Humaira hanya bisa mengangguk pasrah.

Humaira pun ijin undur diri lalu bergegas menemui keluarganya. Alhamdulillah Ara sudah di tangani oleh tabib desa yang di bawa oleh Mbah Endi untuk mengobati adiknya.

Siti tampak lebih tenang begitu pun Yusuf. Mereka tampak lebih segar tidak sekumal dan sepucat tempo hari setelah mengenakan pakaian yang diberikan oleh Mbah Endi.

"Bu.. pak..."

"Ira, bagaimana sayang? " Siti mengelus kepala putrinya dengan sayang.

" Jumat Kliwon, tengah malam." Dan Siti hanya mengangguk pelan lalu memeluk tubuh putrinya yang rapuh.

Siti tahu Humaira pasti ketakutan, usianya masih muda tapi harus menanggung beban seberat ini. Sungguh malang nasib putrinya ini, namun apa boleh buat. Mungkin inilah takdir hidup anaknya,nasib Humaira.

Siti mengecup sayang kening anaknya, sebenarnya ada ketakutan yang membayangi perasaan Siti. Bagaimana jika Harun membawa pergi putrinya ke negeri jin dan mereka tak kembali lagi? Bagaimana Siti bisa melihat anaknya lagi?


Tbc

HARUN SUAMIKU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang