Seduhan Kedelapan

35 4 0
                                    

Tuanku, adakah kegiatanmu
Selain memangku buku
Misalnya menatap kembaliku,
retina mataku
Berguguran sepi, sepiku

Lensa kamera itu,
telah mengabadikan bunga layu
di atas bangku
Tapi kenapa sorot matamu
masih diam bak patung perunggu

Yang ragu-ragu itu
Yang tak berkejab menatapmu
Sambil menggores di langit biru
Namun Tuan, kau masih abu-abu

Yang tak putus-putusnya bergegas itu
Mencoba menimang suatu
hati yang di pangku
Bagai taman yang tak mempunyai lampu

Berkelebat setiap kubuka pintu
Tuan, semua ini akan jelas bila kau mau
Menatap kearahku

"Tuan, mari mencairkan waktu."

"..."

888
30.03.19

Secangkir Seduhan 888 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang