Tuanku, adakah kegiatanmu
Selain memangku buku
Misalnya menatap kembaliku,
retina mataku
Berguguran sepi, sepikuLensa kamera itu,
telah mengabadikan bunga layu
di atas bangku
Tapi kenapa sorot matamu
masih diam bak patung perungguYang ragu-ragu itu
Yang tak berkejab menatapmu
Sambil menggores di langit biru
Namun Tuan, kau masih abu-abuYang tak putus-putusnya bergegas itu
Mencoba menimang suatu
hati yang di pangku
Bagai taman yang tak mempunyai lampuBerkelebat setiap kubuka pintu
Tuan, semua ini akan jelas bila kau mau
Menatap kearahku"Tuan, mari mencairkan waktu."
"..."
888
30.03.19
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Seduhan 888 [TAMAT]
Poetry-Untuk si peminum tanpa nama di tengah malam-