Seletah hampir 2jam mereka bermain mati matian, akhirnya permainan dimenangkan oleh Sungyeol. Kai menatap Sungyeol tak rela, merutuki dirinya sendiri yg menyetujui tawaran dari permainan ini, jika Yemilah yg akan menjadi taruhannya.
“hahaha... aku sudah mengira, aku akan menang di permainan ini. Good job guy, dan kau a great player umh..” remeh Sungyeol.
“sampai kapanpun, aku tak akan membiarkan Yemi menjadi milikmu Tuan Muda Lee..” ujar Kai penuh amarah.
“hh.. kita tunggu saja Loser!”
“bajingan kau!” seru Kai, Sungyeol hanya menyeringai sambil menatap remeh pada Kai.
.
.
Sudah 1 minggu terlewati dari duel sengit di Club itu. Dan kini sudah berjalan sperti semula. Tapi tidak jika Kai dan Sungyeol secaa bersamaan bertemu dengan Yemi.
Mereka saling mencari perhatian, atau merayu Yemi untuk bisa bersama mereka malam itu.
Tapi, tentunya Kai tak membiarkannya begitu saja. Ia selalu mengikuti Yemi kemanapun Yemi pergi, terkecuali kedalam toilet tentunya.
Dan saat jam kerja Kai tiba, dengan terpaksa ia meninggalkan Yemi bersama teman temannya. Atau kemungkinan ia bisa menitipkannya pada 2 sahabatnya, Chanyeol dan Sehun.
.
Ngomong ngomong tentang 2 orang yg berstatus sebagai sahabat Kai, mereka adalah putra putra dari CEO CEO kaya Korea.
Bagaimana tidak?
Sehun terlahir sebagai putra tunggal dari Oh Se Jun (?) CEO kaya di bidang property. Mereka hampir menguasai seluruh bangunan publik Korea, seperti Hotel, Apartement, Rumah sakit, Sekolah, Universitas, Restoran, dan berbagai Resort mewah di Korea. Bukan kah itu sungguh menakjubkan?
Sedangkan Chanyeol, dia adalah seorang putra dari Direkturdi sebuah pabrik bidang otomotif di German, kalian tahu bukan? Bagaimana model model keren dan harga fantastis dari mobil mobil keluaran German itu?
Dan disanalah Tuan Park bekerja.
Berbeda dengan Sehun yg merupakan anak tunggal di keluarganya, Chanyeol memiliki saudara kandung lainnya yg berstatus sebagai kakaknya.
Park Yoora namanya, tapi mau tak mau Chanyeol lah yg akan tetap menjadi pewaris utama dari kekayaan juga perusahaan perusahaan dari Tuan Park. Dan itu yg membuat seorang Park Chanyeol mati matian bergulat dengan soal soal ujian tes masuk dalam universitas, yg ternyata milik keluarga Sehun itu. Karena tuntutan sang appa untuk menjadi pewarisnya kelak.
.
Seperti saat ini...
.
“yak! What are u doing?” tanya Yemi yg mungkin sedikit risih (?) dengan kelakuan Kai, bagaimana tidak, Kai sangat sangat possesive. Bahkan ia tak segan untuk memeluk Yemi di depan teman teman Yemi.
Dan yg tentu saja meembuat teman teman Yemi menggoda Yemi.
“me? Emm..... mengikutimu mungkin?” jawab Kai sekenanya.
Yemi terlihat sedikit menunjukkan wajah konyolnya. Alisnya saling bertautan.
“apa tak ada pekerjaan lain yg bisa kau lakukan?” tanya Yemi lagi.
“for now, no. Why? You didn’t like this?” tanya Kai. Yemi hanya menghela nafas berat.
“asn’t.. mean.. kau tak biasanya seperti ini, tapi dalam kurun 1 minggu ini, you.. look very very possesive to me.. whats a matter?”
Kai bungkam, ia bingung harus menjawab apa, mana mungkin ia mengatakan hal yg sebenarnya soal Yemi yg menjadi bahan taruhannya bersama Sungyeol malam itu.
“He makes you a bet in his Lotto game with me. And i won there. So, you will mind. Hh..” terdengar sebuat suara dari arah belakang. Yemi pun menoleh,
Sungyeol, namja itulah yg ia temukan ketika ia menoleh.
Lalu Yemi pun mengalihkan pandangannya kearah Kai yg masih menunduk,
“Kai.. you did that? To me? Hh.. so its your reason, kenapa kau selalu mengikutiku? Karena kau takut, aku akan menjadi milik Sungyeol? Begitu? Please you think about what u did! Kau bahkan menjadikanku sebuah Bat di permainanmu! Kau pikir aku apa?! bajungan!”
‘plak!’
Tak main main, Yemi langsung menampar Kai detik itu juga.
Kai hanya diam, ia masih menunduk. Sedangkan Sungyeol tersenyum puas dengan penuh kemenangan.
Setelahnya, Yemi pun pergi meninggalkan kedua namja itu.
“bye Loser..” ujar Sungyeol sambil menepuk bahu Kai sebelum ia juga berlalu pergi meninggalkan Kai.
Suasana Club yg awalnya riuh karena pertengkaran orang orang terpandang disana, lama kelamaan menjadi kembali seperti semula. Mereka kembali sibuk dengan apa yg mereka lakukan.
.
“Yemi ya~ why you are?” tanya Luhan sambil menyentuhkan tangan mungilnya di punggung Yemi.
“yeaa.. please tell us, may be we are can help you..” ujar Baekhyun.
Tapi Yemi hanya menggeleng, tanpa mereka sadari, Yemi menangis. Seorang Kim Yemi menangis, hanya karena masalah kecil ini.
Tapi... ini juga bukan masalah kecil sebenarnya. Rasa penyesalan, harga diri yg diinjak injak begitu terasa dalam hati juga benaknya.
‘Why you did it Kai.. are you dont know, if i love you?’ batin Yemi, dan...
‘tes’
Air mata Yemi menetes tepat di punggung tangan milik Luhan.
“yemi.. kau menangs? Please dont cry. Tell us, whats you matter.” Ujar Luhan sambil memeluk Yemi, dan disusul juga dengan Baekhyun yg melakukan hal yg sama dengan Luhan.
Yemi hanya diam, air mata masih dengan setia mengalir dari pelupuk matanya. Sebuah tatapan terlihat sedang mengarah kearah mereka bertiga.
Bukan tatapan menggoda atau penuh kebencian. Tatapan penuh penyesalanlah yg orang itu berika pada mereka. Lebih tepatnya pada yeoja yg tengah duduk di antara kedua temannya itu.
Yemi.
.
“terima sajalah kekalahanmu..” –Sungyeol-
Rahang Kai langsung mengeras detik itu juga, tangannya terkepal erat sampai buku buku kukunya berubah menjadi putih.
“oh ya.. nanti aku akan one stand night bersamanya.. kau iri bukan? Hum?”
Tanpa basa basi, Kai langsung melayangkan pukulannya kearah namja didepannya.
‘bugh!’
Pukulannya lumayan juga, sampai membuat Sungyeol yg belum siap untuk mendapatkannya jatuh terjungkal kebelakang.
Nafas Kai terengah engah. Dan sontak saja Club kembali riiuh atas kelakuan 2 namja tampan itu di atas panggung. Yemi yg mendengar itu hanya diam tak memperdulikannya. Ia masih merutuki dirinya yg bisa jatuh dalam pesona seorang Kim Kai dengan mudahnya.
“ahh.. pukulanmu lumayan juga Kim. Hh, kau yg memulainya. Jangan salahkan aku, jika kau pulang kerumah dengan keadaan wajah yg hancur Tuan Kim.” Ujar Sungyeol sambil berusaha bangkit dan menyentuh bekas pukulan Kai tadi.
“aku tak peduli. Sampai kapanpun aku tak akan membiarkan Yemi menjadi milikmu Tuan Muda Sungyeol yg terhormat.” Ujar Kai penuh dengan penekanan.
‘bugh!’
Sebuah pukulan kembali terlayangkan oleh tangan seseorang. Tapi buka tangan milik Kai seperti di awal. Kini pelakunya adalah Sungyeol.
Posisi pun berbalik, kini kai yg jatuh tersungkur diatas panggung Club itu. Suasana Club menjadi makin riuh. Dan dengan bodohnya, ada saja yg memanfaatkan itu menjadi sebuah taruhan. Termasuk kedua sahabat Kai. Chanyeol dan Sehun. Gila..
.
Pukulan demi pukulan dilayangkan kedua namja itu.
“Yemi.. Yemi ya~” panggil kedua sahabatnya, tapi Yemi hanya diam.
“ishh! Yak! Look at stage..” ujar Luhan sambil mendongakkan paksa kepala Yemi paksa.
“what are doing eo?!” bentak Yemisambil menatap tajam Luhan.
“lihat itu!!” ujar luhan sambil menatap kearah paanggung. Kedua namja tampan itu masih saja bertengkar dan adu jotos. Yemi hanya diam menetap keduanya.
“Yemi ya~ jika kau mencintai Kai, lakukan sesuatu sebelum Kai mati babak belur oleh Sungyeol.” Kini Bekhyun yg berujar. Yemi langsung menoleh. Tapi ia hanya diam. Ia masih berfikir, bagaimana dia tahu, kalau Yemi menyukai, ani.. maksudnya mencintai Kai.
Apa itu sangat terlihat?
“Yemi.. apa yg Kau tunggu?” tanya Luhan dengan nada 6 oktaf nya.
Dan akhirnya Yemi pun bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju panggung. Kedua temannya tersenyum penuh melihatnya.
.
“stop!!! apa yg kalian lakukan eo?! Tak puas kalian sudah menjadikanku menjadi bahan tarihan konyol kaalian?! Eo?! Hiks..” air mata mengalir begitu saja, Yemi sudah taak bisa menahannya lagi, tak peduli reaksi orang orang yg melihatnya aneh (?)
“Yemi.. kau harus mendengar penje-..”
“tak ada penjelasan Kai. Hiks..”
.
.
.