Part 8
Sungyeol tersenyum penuh kemenangan saat mendengar apa yg Yemi katakan tadi.
“see, Yemi bahkan tak mau mendengar penjelasanmu lagi Kim Kai. Jadi perhenti mendi Hero baginya. Dan biarkan aku bersamanya-..” Kai menoleh kearah Sungyeol.
“untuk malam ini.. untuk menikmatinya” bisik Sungyeol tepat di telinga Kai.
‘bugh!’ satu pukulan Kai berikan pada Sungyeol sebelum ia pergi meninggalkan panggung untuk mengejar Yemi yg sudah terlebih dahulu meninggalkan Club.
.
.
‘grep’
Tangan itu tertahan saat akan membuka pintu mobil didepannya.
Yg digenggam pun hanya diam sambil menatap penuh kebencian pada namja di depannya.
“lepas!” ujar Yemi sambil menyentakkan tangan Kai yg sedang menahan lengannya kasar.
“Yemi.. dengarkan penjelasanku dulu..” ujar Kai, sambil kembali menahan lengan Yemi. Yemi hanya menatap datar Kai, walau air mata masih terus mengalir. Tangan Kai terulur untuk menghapus air mata itu. Yemi hanya diam membiarkan Kai melakukan itu.
‘chu~’ tanpa disangka.. sebuah kecupan Yemi dapatkan, hanya kecupan tak lebih.
“aku mohon.. percaya padaku, aku tak bermaksud menjadikanmu taruhan.. aku terpaksa melakukannya. Aku tak mau kau menjadi milik orang lain. Kau hanya milikku Yemi, hanya milikku, sampai kapanpun.” Jelas Kai panjang lebar sambil memegang kedua bahu sempit milik Yemi.
“maaf, aku harus pergi.” Hanya itu yg Yemi katakan. Sebelum ia menunggangi mobilnya. Dan pergi meninggalkan Club.
.
.
Club“ahh.. Kau lihat? Kai lah yg menang, aku bilang apa? pasti Kai yg menang, aku sudah pernah adu jotos bersamanya.” Ujar Sehun sambil meneguk bir yg ia pesan.
“no! Mana ada bisa begitu, lihat saja, wajah Kai jauh lebih babak belur sari Sungyeol. Bisa bisanya kau menyebut kalau Kai itu menang?” ujar Chanyeol tak terima.
“ck.. dasar kau Park.. aku kan sudah bilang, Kai yg menang. Kau lihat sendi-..”
“kalian membicarakanku?” ‘OOW’ batin keduanya.
“yak! Kalian menjadikanku bahan taruhan di perkelahian tadi?!” bentak Kai. Sungguh, emosinya sulit dikontrol sekarang.
“oww.. keep calm guy, kau juga menjadikan Yemi sebagai bahan taruhanmu kan? Jadi apa salahnya aku melakukan hal itu juga padamu?” tanya Chanyeol tanpa dosa.
‘bugh!’
Tanpa disangka sangka, sebuah pukulan Chanyeol dapatkan dari Kai.
Tawa pun pecah, tawa puas meremehkan Sehun tunjukkan saat melihat Chanyeol yg terlihat kesakitan setelah mendapat sebuah hadiah manis berupa sebuah tonjokan untuk malam ini.
“otte? Kau sudah bisa merasakannya bagaimana rasanya mendapat pukulan dari Kai bukan? Ha.. itu bahkan belum seberapa, dulu aku bahkan tak beda jauh keadaannya dengan Sungyeol.” Ujar sehun. Chanyeol menatap tajam namja yg lebih muda 2th darinya itu.
“aku tak peduli, mau kau babak belur sekalipun, karena tonjokan Kai.” Ujar Chanyeol lalu pergi meninggalkan Club sambil menarik seorang yeoja cantik nan sexy yg sedang berdiri di depan panggung. Yeoja itu juga terlihat enggan untuk Chanyeol bawa pergi.
“dasar Park Idiot Chanyeol” ejek Sehun. Lalu tak berselang lama, Sehun pun melakukan hal yg sama dengan yg dilakukan Chanyeol.
Pantaskah dia mengatakan kata kata tadi pada Chanyeol, sedangkan ia sendiri melakukan hal yg sama dengannya? Ahh.. dasar.
.
.
Yemi mansion
“seamat malam Nona..” sapa sang satpam setelah membukakan pintu gerbang besar yg berdiri dengan agungnya di depan sebuah bangunan super besar bak istana itu.
Yemi tak menjawabnya, bahkan hanya tersenyum seperti biasanya saja tidak.
Ok.. malam ini moodnya benar benar hancur, bahkan bukan hanya moosnya saja yg hancur, karena hatinya juga hancur, malam ini.
Gila. Namja yg ia cintai dengan mudah nya menjadikannya sebuah bahan taruhan di permainan biadab itu.
Walau ia sudah mendengar penjelasannya, tapi apa iya, ia harus percaya begitu saja padanya, setelah apa yg ia lakukan padanya?
Pantaskah itu?
Hati dan otak saling beradu pikir. Hatinya mengatakan untuk mengampuni Kai, dan memaafkannya, sedangkan Otaknya yg dipenuhi ego, berujar yg sebaliknya.
Ia turun dari mobil mewahnya dan pergi melangkahkan kakinya memasuki rumah mewahnya.
Sapaan dari para maid terdengar jelas di telinganya. Tapi ia sama sekali tak memperdulikannya. Ia benar benar pusing sekarang.
“nona.. apa anda butuh makan malam?” seseorang bertanya.
“tak perlu. Jika kalian lapar, buat saja makan malam untuk kalian, aku tak lapar, aku ingin istirahat.” Ujar Yemi sambil terus melangkahkan kakinyab menuju lantai 2, dimana kamarnya berada.
.
“haruskah aku percaya padamu Kai?”
.
.
.
