01- Hello Sunshine

1.1K 141 255
                                    

Matahari mulai memunculkan sinarnya dibalik tirai kamar tidur Nadeline. Rasa malas yang masih menggebu di dalam jiwa Nadeline untuk bangkit dari kasur mengharuskan orang diluar sana mengetuk pintu kamar Nadeline berkali-kali.

Dengan nyawa yang masih setengah sadar Nadeline mau tidak mau harus bangkit dan berjalan ke arah pintu.

''Iya ma, Nadeline udah bangun,'' ucap Nadeline sambil membuka pintu kamarnya.

''Lihat udah jam berapa sekarang ini! Abang kamu aja udah mandi. Tapi lihat sekarang, anak gadis mama jam segini belum mandi. Gimana ada cowok yang suka sama kamu kalo kamu gadis aja gini,'' ucap sang mama dengan nada kesal didalamnya.

''Mama masih pagi udah marah aja. Nanti cepat tua loh trus kerutan mama makin nambah.''

''BILANG APA KAMU?! CEPATT MANDI!'' Suara mama naik satu oktaf. Tanpa basa-basi lagi Nadeline pergi ke kamar mandi.

30 menit sudah Nadeline habiskan untuk mempersiapkan diri. Setelah dirasa sudah rapih Nadeline turun untuk sarapan bersama anggota keluarganya.

''Morning papa,'' sapa Nadeline lalu mengecup pipi sang papa, Ardi.

''Morning mama,'' sapa Nadeline tidak lupa mengecup pipi sang mama, Nova.

''Nad kok cuma papa sama mama doang yang disapa. Gue kok gak?'' Tanya Arnold heran.

''Morning Abang laknat,'' Sapa Nadeline dengan senyum jahilnya dan duduk disamping Arnold.

''Apa tadi lo bilang? Abang laknat? Oke lo berangkat naik bajaj pak mamin.''

''Sorry bang, gue bercanda doang, jangan marah ya bang,'' jawab Nadeline sambil mengecup pipi mulus bang Arnold

Merasa gemas dengan perlakuan sang adik. Arnold pun langsung mencubit pipi Nadeline dengan gemas.

''Abang kok tumben banget bangun pagi? Mau ketemu kak Davira ya? ''

''Ihh apaan sih lo masa lalu tuh. Lagi juga semenjak lo masuk SMA Nusa Perwira gue jadi sering bangun pagi.
Udah cepat sarapan, gue tinggal baru tau rasa naik bajaj pak mamin.''

10 menit mereka habiskan untuk sarapan, sebelum melakukan aktivitas hari ini.

''Arnold berangkat dulu.''

Arnold bangkit lalu berjalan ke arah pintu keluar. Tetapi dia menyadari Nadeline tidak mengikutinya dari belakang. Dengan cepat Arnold langsung memanggil Nadeline, ''Woii Nad! Cepat berangkat telat nih,'' teriak Arnold dari ruang tamu.

Mendengar suara Arnold memanggilnya. Nadeline segera berpamitan dengan orang tuanya. Lalu bangkit dari ruang makan menuju asal suara yang memanggilnya.

**

Hening itulah yang dirasakan Nadeline dan Arnold selama perjalan ke sekolah. Mereka berdua tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Sudah 10 menit berlalu hingga mereka sampai di parkiran sekolah.

''Nad, pulang nanti gue jemput lo di kelas.''

''Oke bang. Nadeline ke kelas dulu bang,'' jawab Nadeline.

''Ehh tar dulu dek,'' dengan cepat Arnold menahan pergelangan tangan Nadeline dan menariknya untuk berdiri di hadapannya.

''Kenapa bang?'' tanya Nadeline heran melihat tingkah Arnold.

''Gue mau benerin rambut lo yang berantakan. Lagi punya rambut gini amat sih. Pantes lo gak laku laku,'' jawab Arnold sambil membenarkan rambut Nadeline yang berantakan.

Beloved SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang