37- Breakup

111 8 1
                                    

"Kamu yang mengajariku akan indahnya jatuh cinta. Kamu pula yang mengajariku betapa sakitnya patah hati."
-Davira-

~•BS•~

Hari ini begitu sangat terik dan panas. Upacara di hari Senin sangat tidak diinginkan oleh para siswa sekarang ini. Mungkin efek cuaca yang sangat panas.

Wajah-wajah lelah siswa nampak jelas terlihat. Sudah hampir satu jam mereka berdiri dilapangan.

"Anjir, lama banget nih kelar upacara," gerutu Gani yang sudah bercucuran keringat dari keningnya.

Naden yang berdiri disamping Gani melirik sekilas. Begitu juga dengan Lanova.

"Berapa menit lagi sih!?!" ucap Gani kesal.

Naden menaikkan kedua pundaknya tanda ia tidak tahu.

"Sabar dikit Gan. Kita upacara gini juga ada untungnya," ucap Lanova.

Gani menaikkan kedua alisnya. "Untungnya apaan?"

"Untungnya itu kita bisa liat banyak cewek cantik berkumpul di lapangan ini." Lanova melihat salah satu siswi berwajah cantik yang berdiri tidak jauh darinya.

Gani yang sudah tidak tahan melihatnya, langsung menutup kedua mata Lanova dengan telapak tangannya. "Cewek mulu!! Mikirin noh UN yang udah di depan mata."

Naden hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua sahabatnya ini.

"Kalo cuma dipikirin gak ada hasil dan cuma buat lo pusing." Lanova menyingkirkan tangan Gani dari kedua matanya.

Gani mendengus sebal.

"Arnold sama Nadife daritadi gue gak liat," ucap Naden.

"Cabut kali," ucap Gani dan Lanova berbarengan.

Naden hanya mengangguk.

**

Upacara telah usai, semua siswa berhamburan menuju kelas masing-masing. Siswa yang melanggar aturan tidak diperbolehkan untuk masuk kelas, telebih dahulu mereka diberi hukuman.

"Kalian bertiga baru datang?!" ucap Bu Rani dengan lantang membuat sebagian siswa yang masih berada di lapangan menengok kearah sumber suara tersebut.

Disana sudah berdiri Arnold, Nadife dan Kenan dengan tas menyampir di pundaknya dan juga baju seragam yang keluar.

Mereka bertiga mengangguk.

Bu Rani menghela napas melihat ketiga anak muridnya yang hampir sering melanggar aturan sekolah. Terlebih lagi Kenan yang sangat sering melanggar peraturan sekolah.

"Kamu tau kesalahan kalian?" tanya Bu Rani dengan sabar menahan amarahnya.

"Telat," ucap mereka bertiga berbarengan.

"Selain itu apa?" tanya Bu Rani kembali kali ini dengan senyuman lebar tetapi terlihat jelas di matanya kalau ia sangat ingin menerkam ketiga muridnya ini.

Mereka kompak menggeleng.

"Kesalahan pertama kalian telat. Kesalahan kedua seragam kalian dikeluarkan dan tiga kancing teratas seragam kalian terbuka. Kesalahan ketiga kalian tidak memakai dasi. Kesalahan keempat celana seragam kalian ketat dan sedikit diatas mata kaki. Kesalahan kelima rambut kalian panjang sampai alis mata."

"Lihat banyak sekali bukan kesalahan kalian? Bukan hanya itu saja point kalian juga sudah banyak!! Kalau kalian sampai melanggar peraturan lagi, mau tidak mau sekolah akan memberikan kepada kalian surat pemanggilan orangtua."

Beloved SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang