TDM 02 - Sebuah Noda

32 13 7
                                    

Aspal jalanan yang terkelupas karena air hujan mulai menampakkan berlian cahaya dari pancaran sinar surya. Raka duduk diantara teman-temannya, menyandarkan tubuhnya pada dinding kayu di warung kopi.

"Gimana? Aman, bro?" Ucap Tito menanyakan keadaan selama dia absen menjaga pasar beberapa hari lalu.

"Kemaren-kemaren ada yang ke jambret," jawab Raka.

"Terus?" Tito mengernyit.

"Gue jambret balik!" Seru Ari. Satu-satunya gadis yang berminat untuk gabung menjadi tim penjaga keamanan pasar.

"Kocak lo!" Tito menoyor kepala Ari dengan gemas.

Raka hanya tertawa. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Menyayangkan kedua temannya yang selalu bertengkar. "Sudah-sudah. Jangan berteman!" Ucap Raka gemas. Dia berlalu dengan membawa secangkir kopi hitamnya.

Namun,

BRUK!!!

Seorang gadis nyaris terjungkal dan membuat kopi hitam yang Raka bawa bertumpahan mewarnai kemeja putih gadis itu.

"Aduh!" Pekik gadis tersebut dengan panik saat melihat pakaiannya menjadi kotor.

"Ma-maaf, Mbak," balas Raka merasa bersalah.

Secepat kilat Tito dan Ari menghampiri Raka.

Gadis itu mengibaskan tangannya, membersikan kemejanya dengan sapu tangan yang dia simpan di dalam saku celana.

"Pake aja dulu jaket saya," Raka memberikan jaket jeans satu-satunya kepada gadis itu sebagai bentuk tanggung jawab.

~~~Dia adalah Mawar. Ya, ketika pertama kali jumpa dia menatapku ragu.~~~

"Terima aja. Baju lo tembus tuh!" Timpal Ari acuh tak acuh.

"Makasih. Aku duluan," balas Mawar menerima jaket jeans yang Raka berikan kepadanya dan segera berlalu.

"Jangan lupa dibalikin! Si Raka cuma punya satu!" Teriak Tito hanya iseng saja.

Mawar terus melangkahkan kakinya. Tidak menghiraukan teriakan Tito.

Dan saat dia melanjutkan langkahnya, aku menatapnya dengan lekat. Entahlah, mungkin perasaanku yang lebih paham untuk menafsirkan.

"Kopi gue," Raka terlihat begitu pasrah menatap cangkir kosong tak bersisa.

Tito menepuk bahu Raka. "Makanya kalo ngopi jangan jalan-jalan," ucapnya kemudian berlalu.

Sementara itu Ari hanya mengacungkan ibu jarinya tepat di depan wajah Raka. Begitu menyebalkan.

Tbc.

Tergores Duri MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang