TDM 05 - Bunga Ikat dan Sebuah Keputusan

21 10 0
                                    

Semoga keputusanku untuk jatuh hati kepadamu tidak menyisakan sendu terlebih lagi pilu.

Hari itu, hari dimana Raka memberanikan diri untuk pertama kalinya mengirimkan bunga mawar merah berwarna cerah dengan aroma khas karena lebih wangi dan manis untuk dimiliki. Raka mendapatkan bunga mawar itu dari seorang kenalannya yang amat mendukung Raka dalam memperjuangkan rasa.

"Terimalah. Ini untukmu," ucap Raka sedikit gugup. Namun Mawar menerimanya dengan semringah, sampai tidak sadar bahwa Raka tengah mati-matian menahan rasa gugupnya yang dia sembunyikan serapat mungkin.

Hari pertama, pemberian bunga itu untuk Mawar lancar. Raka bersujud syukur saat pulang setelah bertemu dengan pujaannya. Hari kedua, hatinya kian berdebar. Hari ketiga dan seterusnya, Raka harus benar-benar berani dan selalu menyiapkan nyali. Takut-takut kalau salah kata hingga membuat Mawar merasa keki kepadanya dan terkadang Raka memanfaatkan Echa untuk mengirim buket mawar merah kepada Mawar yang selalu dia tunggu di depan gerbang sekolah barunya.

"Ini dari Bang Raka untuk Kak Mawar," ucap Echa di kala itu menyambut kedatangan Mawar yang sudah resmi menjadi pendidiknya di sekolah.

Begitupun dengan Mawar, selalu membawa bekal dengan hiasan unik sebagai penyemangat Raka di paginya. Namun tak jarang bekal itu justru menjadi bekal Echa di sekolah. Hingga Mawar memutuskan untuk membawa dua bekal setiap harinya, satu untuk Raka dan satu untuk Echa.

"Ini untuk kamu dan ini untuk Echa," Mawar memberikan bekal yang dibuatnya kepada Raka setiap kali berpapasan di halte dekat sekolah baru Echa sebelum bel masuk berbunyi.

Raka tertawa gemas. Dia menatap kearah Echa. Sadar betul bahwa Mawar kerap kali melihat Echa menyantap bekal yang sengaja dibuatnya untuk Raka di sekolah. "Kalo gitu. Ini buat kamu," balas Raka memberikan bunga mawar merah yang dia simpan di saku dalam jaket jeans-nya.

Mawar menerima pemberian itu dengan rasa istimewa. Ya, istimewa. Perlakuan Raka kepadanya sejak awal berjumpa selalu membuat Mawar mengembangkan sudut bibirnya dengan tuntas.

Mawar. Semoga Tuhan menyetujui harapanku yang kusebut disetiap selingan tasbih. Namun jika tidak, semoga Tuhan menghadirkan laki-laki yang lebih baik dariku untukmu.

Dulu, sejak Raka membuka nyali untuk memberikan bunga ikat mawar merah untuk Mawar. Halte bus dekat sekolah itu menjadi tempat pertemuan singkat keduanya, saling bertukar benda sebagai simbol rasa dan bertepatan saat Raka mengantar atau menjemput Echa dari sekolah dasarnya.

Tbc.

Tergores Duri MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang