Welcome

1.5K 72 0
                                    

Setelah cahaya itu meredup tampaklah Mira dia berubah, rambut yang awalnya berwarna pirang berubah menjadi ungu.

Pakaian yang awalnya sebuah dress berwarna merah maroon berganti menjadi celana jeans dan kaos lengan pendek berwarna putih dan jaket kulit berwarna hitam dengan sepatu sneakres berwarna putih.

Arvin tersenyum melihat putrinya tersebut, ada tatapan sendu tersirat dimatanya, seakan tak menyangka hal ini akan terjadi, dia harus berpisah dengan putri kesayangannya.

Disisi lain, Mira yang melihat penampilannya berubah memekik kegirangan, terkagum-kagum dengan dirinya sendiri.

Setelah puas mengagumi dirinya didepan cermin, Mira memalingkan wajah dan berbalik melihat ayahnya.

Mira melihat ayahnya sedang menatap dirinya dengan tatapan sendu, tatapan yang tak merelakan putri semata wayangnya tersebut pergi meninggalkannya.

Mira berjalan menghampiri ayahnya dan memeluknya dengan erat, Arvin pun membalas pelukan putrinya tersebut, seakan ini adalah pelukan terakhir mereka.

Kriettttt...,

Terdengar suara pintu dibuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya dengan baju kabasarannya masuk kedalam ruangan tersebut.

Wanita itu-- Ivana-- menatap sendu anak dan ayah tersebut.

Segera setelah Mira melepaskan pelukan dari ayahnya dan melihat kearah pintu.

Mira melihat mamanya sedang menatapnya sendu, Mira berlari dan memeluk mamanya.

Air mata berhasil lolos dari mata Mira membasahi pipi mulusnya, mamanya pun ikut menangis, melihat hal itu Arvin memeluk istri dan anak semata wayangnya tersebut.

"Ayah, ibu jangan sedih Mira bakal sering-sering kesini kok" ucap mira sembari menghapus air matanya "baiklah, sayang ayo kau harus segera berangkat" ujar Arvin.

Mereka pun melangkah keluar menuju ke halaman depan, disana sudah terdapat sebuah limousine berwarna hitam terparkir rapi dihalaman istana.

Mira memeluk kedua orang tuanya dan mengecup pipi mereka, setelah acara perpisahan tersebut selesai Mira berjalan kearah mobil.

Sebelum Mira masuk, dia berbalik melihat orang tuanya, dan tersenyum, setelah itu Mira masuk kedalam mobil tersebut.

Diperjalanan Mira hanya diam dan melihat keluar jendela mobil, memperhatikan pemandangan sekitar.

Setelah 5 jam perjalanan mobil Mira berhenti didepan bangunan mewah bercat putih, terdapat pagar berwarna gold yang mengelilingi bangunan itu, dan terdapat tulisan GLORYDEN ACADEMY yang terpampang jelas dibagian depan bangunan tersebut.

Terdapat beberapa orang berjubah yang berada diluar gerbang, salah satu dari mereka menghampiri Mira "kau siapa?" tanya orang tersebut yang menghampirinya "murid baru" jawab Mira datar "ikut aku!!" ajak orang itu.

Tanpa ba, bi, bu lagi Mira berjalan mengekori orang tersebut, sampai akhirnya orang tersebut berhenti didepan pintu bercat putih yang bertuliskan 'Kepala sekolah', "masuklah" suruh orang tersebut dan hanya dibalas anggukan kecil oleh Mira.

Tok, tok, tok..

Mira mengetuk pintu itu detik berikutnya terdengar suara orang yang mengatakan 'masuk' dari dalam ruangan itu.

*Mira'sPov

Aku pun masuk kedalam ruangan tersebut, aku melihat seorang pria muda sekitar berumur 23 tahunan menggunakan jubah berwarna merah dengan kacamata bertengger manis dihidungnya sedang berkutat dengan kertas-kertas putih yang berada dimejanya.

Dia yang ku tebak sebagai kepala sekolah mengangkat kepalanya dan menatapku sebentar dan menyuruhku duduk.

"Baiklah, apa keperluan anda disini ?" tanyanya kepadaku "mendaftar" jawabku singkat "baiklah, perkenalkan dirimu!!" suruhnya kepadaku "anda?" tanyaku kembali.

Terserah kalian mau anggap aku gimana, bilang aku gak sopan? Silahkan juga Yah, kan salah dia belum kenalin diri main nyerocos aja, aku kan gak tau siapa namanya dan entahlah!!

"Oh, maaf perkenalkan saya kepala sekolah diacademy ini, nama saya Benard Arayan kamu bisa memanggil saya Mr. Benard" ujar dia atau Mr. Benard sambil tertawa renyah.

"Baiklah, giliran mu nona" ucapnya, "ck, Mira" jawabku berdecak kesal karna aku paling gak suka kalo aku dipanggil nona, entah kenapa aku juga gak tau.

"Nama panjang ?" tanyanya sekali lagi "huh, Mira, Miracella samora" ujarku sekali lagi "nama marga?" eh, nih orang suka banget bikin aku kesel.

Kali ini aku lebih milih gak jawab pertanyaan nya karna aku juga udah janji sama ayah dan ibu untuk rahasiain margaku.

"Nama margamu apa?" tanyanya sekali lagi padaku "tak ada" jawabku singkat, "tapi, saya rasa kamu memiliki marga, sebagai kepala sekolah yang baik hehehe, saya harus tau asal-usul dan marga murid saya, untuk mencegah adanya penyusupan" jelasnya padaku.

Okok aku rasa kali ini dia ada benernya juga, rasanya aku harus beritahu Mr. Benard deh, terus kata ibu juga satu bulan sekali aku harus pulang kan kalo pergi harus ijin ke kapsek dulu, terus kalo nanti ditanyain yana aneh-aneh aku harus jawab apa, yaudah deh kasih tau aja toh nanti ayah sama ibu pasti memaklumi.

"Glory" ucapku santai "apa?" ucapnya dengan menaikkan nada bicaranya, ini orang gak bisa santai dikit apa ya "ck, Glory, Miracella Samora Glory" ucapku kesal mengulang kembali namaku.

"Ma, maafkan saya tuan putri saya tidak tau itu anda" ucapnya menunduk menyesal, 'santai Mira, santai' batinku menenangkan diri.

"Rahasiakan" pintaku padanya "maaf?" tanyanya tak mengerti "margaku" jawabku datar "oh, baiklah saya akan rahasiakan marga anda" ucapnya ketika sudah mengerti apa yang ku mau.

Ok, aku capek banget sekarang aku butuh istirahat "kamar ?" tanyaku kepada Mr. Ayan, ya aku putuskan untuk memanggilnya Mr. Ayan aku ambil dari nama belakangnya Arayan simpel kan, hehehe.

"Oh, maaf kamar anda nomor 102 dilantai 3 dan kelas anda berada dijunior-A, oh, iya satu kamar dihuni oleh empat orang" jelas Mr. Ayan sambil memberikan kunci kamarku.

Akupun mengambil kunci itu dan pamit pergi, secara aku udah capek banget, tanpa ba, bi, bu lagi aku langsung melesat pergi dari ruang Mr. Ayan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hello readersku tercinta!!

Ketemu sama Fia lagi nih, kangen gak? Hehehe gimana ceritanya?

Oh, jangan lupa vote dan komen  ya, tinggalkan jejak sesudah membaca

Terimakasih..!!

Salam manis
^_^
Nabilasofia

Gloryden AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang