Aku tertawa saat salah satu temanku berkata, "dia menyukaimu bodoh." Dia berkata sambil menjitak jidatku yang membuatku tertawa, "tidak mungkin, kau berkhayal." Jawabku sambil tertawa. Lalu dia berdecak menggelengkan kepalanya, "lagi-lagi kau pura-pura tidak percaya, aku tau kau tau. Kau hanya berpura-pura." Jelasnya lagi, "Tidak, aku benar tidak tahu." Aku menggeleng kuat-kuat, dia mendecak kembali lalu menyesap, ice green tea latte nya sambil menatapku sebal, "lihat saja nanti." Ucapnya.
***
Kupikir awalnya perkataan sahabatku itu takan mempengaruhi apa-apa bagiku, karna aku pikir dia hanya menebak sesuatu, tanpa tau kebenarannya, dan aku tak percaya apa yang dia katakan, tapi nyatanya hati kecilku berkata lain.
Lihatlah aku sekarang, berguling di kasur memeluk boneka harimau putih kesayanganku, lalu mendesah sebal, "sial aku tidak bisa tidur." Ucapku pelan, kulihat jam sudah pukul 11.30 malam, normalnya kepalaku sudah pusing jika aku belum tidur jam segini, nyatanya mataku tetap terbuka bersamaan dengan alam bawah sadar yang tetap terjaga, ditambah dengan degungan suara sahabatku di kepalaku berputar-putar "dia menyukaimu bodoh." Suara itu berputar-putar memantul-mantul di kepalaku, terus mengusik ketenangan jiwaku membawaku kedalam keadaan terjaga karna hati kecilku terus mengeluarkan pertanyaan, benarkah? Tidak mungkin! Tapi apa mungkin? Bagaimana jika iya? Ah tidak mungkin! Alam bawah sadarku berdialog terus menerus tanpa bisa kuhentikan, sialan desis ku lagi, berkat ucapan sahabatku aku harus terus terjaga menatap langit-langit kamarku dan memohon untuk tidur.
Mungkin kalian bingung,tentang apa sebenarnya yang terjadi, tentang siapa yang menyukaiku, atau yang lebih tepatnya, siapa yang kata temanku dia 'menyukaiku', biar kujelaskan.
***
Sebenarnya ini cukup simpel dan klise. Aku memiliki sahabat laki-laki, ya dia cukup baik atau bahkan sangat baik mungkin, sangat baik sampai-sampai terkadang aku bergantung kepadanya untuk hal-hal tertentu.Apakah kalian mengingat juga perkataan orang-orang di media sosial yang mengatakan, tidak ada persahabatan murni antara pria dan wanita, pasti salah satu dari mereka ada yang menyimpan rasa. Aku tidak percaya, persetan dengan kata-kata itu, aku tidak pernah percaya itu. Kupikir persahabatan murni juga bisa terjadi, kupikir begitu.
Banyak sekali orang-orang sekitarku berkata seperti itu, "dia menyukaimu, tidak mungkin kalian hanya bersahabat." Ucap tanteku yang terpaut jarak hanya 5 tahun dariku, ya walaupun kami tante dan keponakan, jarak umur kami cukup dekat membuat kami seperti adik kaka. Dan ya tentu jawabanku, "ah berisik kau." Jawabku tidak peduli, "kau ngeyel sekali diberi tahu." Ucapnya lagi sambil mendorong jidatku sebal.
Aku tidak pernah percaya bawa sahabat cowoku itu menyukaiku, kami hanya teman, semua orang tau itu, seharusnya tau. Kami memang dekat, sangat dekat lebih tepatnya, ya cukup sering bertemu, dan selalu memberi kabar, ya kadang-kadang dia juga menjemputku jika aku butuh tumpangan, tapi ya kurasa dia memang sebaik itu perlakuannya pun sama terhadap teman-teman wanita lainnya, sama seperti itu, jadi aku pikir dia mengaggapku teman.
"Mana ada teman mau menemanimu belajar sampai jam 12 malam!" Lagi-lagi tanteku berbicara seperti itu, "karna dia juga sedang belajar!" Aku balas seperti itu, tanteku tertawa, "terserah kau saja." Ujarnya.
Aku benar-benar berfikir kami hanya teman sebatas sahabat dekat. Sampai, suatu hari aku bermain dengannya bersama teman-teman yang lain, tapi keadaan berbeda, teman-temanku yang lain lebih sering menggoda kami, walaupun kami menanggapi nya bercanda, aku cukup kesal dengan semua itu, maksudku bagaimana kalau dia menganggap semua ini serius? Bagaimana kalau dia menyukaiku karna dia pikir aku menyuakinya padahal tidak? Bagaimana kalau dia risih kepadaku karna dia pikir aku menyukainya? Itu semua begitu rumit, walaupun aku menutupinya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen
Short StoryAda beberapa cerpen, dan ada beberapa curhatan galau penulis ??