Strength 5 - Malam Bersama Sepupu

25 2 0
                                    

Makan malam di sebuah ruangan makan yang tenang hanya ada dentingan sendok dan garpu yang bertabrakan dengan piring putih polos tersebut. Makan malam itu terjadi tanpa adanya sepatah katapun pembicaraan yang terjadi. Cukup tenang dan sopan.

Setelah beberapa menit berlangsung ritual makan malam,telah selesai. Sebuah keluarga itu tidak langsung kembali ke pekerjaan nya masing-masing tapi malah mengobrol ria sembari melepaskan makanan-makanan ke perut.

"Selamat putri Arletta kau memiliki sebuah elemen angin.mungkin turunan dari ibumu" Raja Fernandez mengucapkan selamat kepada putrinya,dengan sedikit lengkingan tawa pada kalimat terakhir. Membuat seisi ruangan tersenyum gembira atas terpilihnya Arletta yang memiliki elemen angin.elemen langka.

"Dan sekarang aku bisa ke academia d kan ayah?" Arletta tampak bersemangat menyambut Academia elemen tersebut.sudah lama dia ingin masuk ke academia khusus orang yang memiliki elemen tersebut.

"Dengan satu syarat. jangan mengecewakan ayah dan bunda" lanjut Raja Fernandez

"Jangan rusuh dengan para pangeran dan putri lalu teman-teman yang lain?" Ratu Sanova kini menautkan janji kepada Arletta yang terlalu gembira

"Baik,aku akan melaksanakannya"

"Oh iya,untuk mu Putri Titian aku bisa menyuruh pelayan untuk menyiapkan kamar untukmu" Raja Fernandez menawarkan Titian sebuah kamar untuk menginap satu malam di Paintes,tapi Titian menolak dengan alasan:

"Tidak usah Raja Paman" ucapnya dengan nada tercekat,dia dan Arletta sudah sepakat ingin tidur dikamar Arletta. Dan ada sedikit misi untuk mereka berdua yang dibuat juga oleh mereka berdua.

"Raja paman katamu?" Lexster terkejut,menurutnya panggilan untuk ayahnya tidak pantas jika Raja Paman seperti itu. Menurut Lexster terlalu lucu dan menggemaskan.

"Hahahaha,tidak papa Lexster aku menyukai panggilan itu dari Titian" Raja Fernandez cukup senang dengan panggilan yang disematkan Titian sebagai pamanya.

Titian dan Arletta berjalan semangat kekamar Arletta sampai-sampai mereka berlari-lari kecil untuk mempercepat proses jalan mereka menuju kamar Sang Putri kerajaan Paintes tersebut.

Arletta membuka pintu dan langsung menghambur ke kursi di dekat tempat tidur emas itu. Arletta,selalu nyaman untuk duduk dengan mendengarkan kicauan burung sore saat senja. Sebenarnya jarang untuk Arletta jika malam duduk di sini, biasanya dia langsung tiduran seperti ikan asin di ranjang emas yang sudah ada sejak Arletta di lahirkan

"Aku tidak mengerti,kenapa loteng di dekat tempat duduk itu selalu menyertai hati ku untuk selalu memanjatnya" Titian masuk sembari melihat bentuk loteng yang bertengger di atas tempat duduk kamar Arletta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tidak mengerti,kenapa loteng di dekat tempat duduk itu selalu menyertai hati ku untuk selalu memanjatnya" Titian masuk sembari melihat bentuk loteng yang bertengger di atas tempat duduk kamar Arletta.

"kenapa?apa kau masih penasaran dengan kalung itu?kalung jelek" Arletta tertawa renyah,saat mengucapkan kata 'kalung jelak' entahlah Arletta selalu tidak mengikut sertakan fikiran jika ia berbicara.

That's Strength [repair]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang