Strength 11 - Bersama Kepala Sekolah

18 1 0
                                    

"kenapa aku harus ikut dihukum?" Arletta membuka suara saat namanya tiba-tiba terpanggil sebagai nama yang ke sepuluh. Tentu saja semua orang di halaman tersebut terkesiap bukan main, karena anak baru dan tentu saja dari keluarga Fernandez dapat menempati catatan mematikan dari Violeta.

"Jangan mengelak dan jangan bertanya kenapa.karena semua akan dijelaskan saat kalian di ruang igloo"

Ini hari yang sangat buruk bagi Arletta, hari dimana namanya baru saja tertera di catatan seorang kepala sekolah academia Deordos padahal dia baru saja masuk di academia ini. Tetapi sudah terdaftar di catatan maut tersebut.

Ruang igloo adalah ruang dimana semua catatan kesalahan anak. Oleh kepala sekolah saat sudah 1 bulan anak-anak tersebut dikumpulkan untuk diberikan sanksi yang setara dengan kemampuan mereka. atau kalau sudah tidak bisa ditoleransi kesalahan nya bisa lebih kejam dari itu.

"kenapa kamu ikut?" Arletta terkesiap, saat laki-laki bertubuh agak kurus itu datang dan mengagetkan nya yang sedang melamun meratapi nasibnya yang terkena catatan busuk ini.

"Aku tidak tahu"Arletta benar-benar kesal kepada orang disamping nya ini. Yap,siapa lagi kalau buka peter.

Selang beberapa menit dari kekesalan Arletta tiba-tiba kepala sekolah Violeta datang untuk memberikan sanksi kepada yang melakukan kesalahan. Mata biru safir dan mata hitam lekat milik Kepala sekolah itu bertemu dengan mata Arletta, bibirnya menyunggingkan senyum manis dan berkata:

"Aku tidak menyangka kamu akan berbohong kalau Peter terkena chorus mu, dan chorus mu bukan singa tapi cheetah" Arletta memelotokan matanya bersamaan dengan kekagetan Peter yang ada disampingnya

"Saya hanya ingin menolong Peter,karena dia telah melakukan pelanggaran dengan menjajal elemen dengan tidak ada guru yang mengawasi" Arletta menjawab dengan muka yang tidak mudah dimengerti.

Kepala sekolah itupun menyangkat alisnya yang berarti meminta penjelasan lebih dari Arletta "dia terluka,dan aku harus mengobatinya" setelah itu kepala sekolah tersebut tersenyum kepada Arletta sembari mengendikan bahu.

Sepasang mata coklat itu masih melihat Arletta bukan, bukan Peter yang melihat nya tapi orang yang berada di samping Arletta selain Peter. Arletta tidak menyadari bahwa laki-laki berparas tampan itu sedang memperhatikan nya sejak 20 menit yang lalu.

Huftt..

Hari yang melelahkan, untuk Arletta dan juga pria disampingnya sebut saja namanya Peter. Yap, Peter selalu saja Peter. Yang membuat dia menjadi dihukum juga adalah Peter.

"Aku tidak menyangka kau akan dihukum" oh ayolah, Peter mengajukan sebuah lelucon atau dia benar-benar serius mengatakan itu kepada Arletta?

"Menurutku, jika waktu bisa terulang aku akan menyesal telah membantumu"

"Aku tidak menyuruhmu untuk berbohong" Seketika Arletta diam 1000 bahasa, mimik mukanya berubah menjadi kikuk. Sedangkan Peter yang melihatnya tersenyum memicing.

Peter dan Arletta sedang duduk di bangku sebuah taman Deordos. Taman yang berdekatan dengan kafetaria jadi bisa membawa makanan yang mereka pesan dari kafetaria itu sendiri lalu dibawa ketempat mereka duduk sekarang. Peter dan Arletta sedang memakan roti berminumkan sebuah teh lemon hangat,karena cuaca sedang dalam keadaan dingin. Maklum, academia ini terletak di tengah hutan jadi jika hujan terlalu deras pasti hawanya akan terasa mencekam dingin.

Sebenarnya Arletta dan Peter mendapatkan hukuman, tapi karena entah kenapa kepala sekolah Violeta membebaskan mereka berdua dari hukuman itu. emm, tunggu lebih tepatnya bukan mereka berdua tetapi bertiga dengan laki-laki bermata coklat yang berdiri disamping Arletta tadi.

"Peter?" Arletta memandang Peter sembari berseru lirih

"Ya?" Tanpa melihat Arletta Peter masih memakan dengan lahap roti miliknya. Mungkin dia kelaparan atau sedang rakus seperti tikus jalanan.

"Siapa laki-laki yang bebas hukuman tadi selain kau?" Peter mengerutkan keningnya dalam-dalam berusaha mendapat jawaban nya

"Albert pangeran domenic anak kedua dari raja hamsan dan ratu rayora" Peter menjelaskan dengan padat singkat dan jelas yang membuat Arletta mengangguk mengerti. Mungkin Arletta pernah mendengar nama itu?tapi kapan ya?

"Kalian sedang berkencan?" Suara berat itu mengaggetkan kuping laki-laki dan perempuan yang sedang duduk memakan roti tersebut, Arletta kira yang sedang berkata seperti itu tadi adalah seorang guru, tetapi ternyata bukan.

"Berkencan katamu?ya,kami sedang berkencan" Peter menyahutnya dengan tatapan yang sangat datar,hampir seperti orang mensmirk orang lain.

Arletta hanya bisa melotot kearah Peter yang sedang meminum teh lemon milik nya, sedangkan laki-laki yang tak lain adalah Lexster tersebut tertawa pelan lalu duduk disamping Arletta.

"Kami bebeas dari sanksi itu Lexster, dan kami memutuskan untuk membeli makanan kecil. Bukan berkencan!" Ujar Arletta

"Aku tahu kenapa kalian di bebaskan dari catatan 1 bulan yang mengerikan itu. Karena,kalian ikut serta misi Verambo. Titian dan Viona juga terpilih" Sejurus kemudian mata yang sedari tadi menyantai kini sudah melonjak gembira, saking gembiranya dia memeluk Lexster dengan kuat.

Tapi Arletta harus ingat satu hal kalau dia belum sangat bisa menguasai elemen nya sendiri "aku belum terlalu bisa--"

"Aku akan mengajarimu, karena guru elemen disini mustahil akan mengajarimu. semua guru mengikutsertakan mu karena mereka belum tahu, kalau kau belum terlalu bisa" Lexster meyakinkan Arletta, meskipun tidak boleh melakukan latihan elemen tanpa guru pembimbing Lexster akan tetap membantu Arletta untuk bisa.

"Aku ikut" tukas Peter yang sedari tadi merasa terkucilkan. Sontak mata kakak beradik itu menoleh kepadanya

"Aku juga ingin berlatih" Peter tersenyum tipis lalu beranjak pergi dari tempat duduk putih itu menuju asramanya. Sebenarnya hari ini sudah berakhirnya pelajaran-pelajaran menjengkelkan itu.

That's Strength [repair]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang