Strength 9 - Hari Pertama

34 3 0
                                    

Arletta,Titian dan satu teman baru sedang berjalan menyusuri lorong dengan ceria. Titian dan gadis bernama Viona Rosalina Vrens itu masih membicarakan tentang elemen api yang membakar kebun milik Academia D,ya bisa dibilang semacam serangan misterius.

Sedangkan Arletta dia masih menatap depan dengan tatapan lesu, meskipun dia tidak sekamar dengan Titian tetapi dia sekamar dengan Viona. Teman sekamar yang baik dan selalu membantu apa yang tidak di ketahui oleh Arletta di gedung Asrama. Viona pemilik kekuatan Air yang baik.

Mereka bertiga ingin menuju kelas ketiga yang berada 100 meter lagi dari mereka. Dan sudah di pastikan,hari pertama adalah hari perkenalan untuk Arletta dan dia merasa gugup. Biasanya tidak secanggung atau tidak segugup ini,tetapi kali ini terasa beda.

"Arletta, selamat datang di kelas ketiga" Viona berteriak keras saat Arletta dan Titian serta dirinya masuk di sebuah pintu yang lebar 2 meter dan tinggi 36 meter itu. Areltta terkesiap nuansa kelas nya sangat menarik yaitu coklat dan sedikit emas di setiap sisi ruangan dan yang paling penting adalah ada enam cendela di ruangan ini jadi bisa lebih sejuk. Arletta menyukainya.

"Mari kita cari bangku mu" Titian menggandeng tangan Arletta

"Mencari bangku?bukankah dapat duduk dimana saja?" Arletta heran kepada sepupunya. Kalau dulu di Zentania dia dan teman nya selalu memilih bangku sesuka hati atau bisa berganti bangku setiap kali pertemuan bersama guru yang berbeda maupun yang sama.

"Disini meja dan kursi kita sudah diberi nama" Arletta dan Titian akhirnya berjalan mencari bangku yang bertuliskan nama lengkap Arletta. Tidak perlu waktu selama 20 menit mereka akhirnya menemukan bangku pemilik Count Ashes tersebut.

"Ini dia. Arletta Rawzara Fernandez Bloom" dan yang pertama menemukan nya adalah Titian sang sepupu yang baik hati. Arletta sudah tau dimana tempat duduk Titian dan Viona mereka bersebelahan. Tepatnya tempat duduk mereka tepat ada di depan Arletta.

Dan disamping Kanan Arletta ada Vievi Saphire Van untunglah perempuan jadi tidak perlu canggung,fikir Arletta. Dan disamping Kiri Arletta ada Ferondra Peter Gerof. Tunggu? Peter? Apakah keponakan penjaga mercusuar waktu itu?

"Ini siapa?" Tanya Arletta sembari menunjuk meja yang bertuliskan nama lengkap Peter

"Peter pangeran Concode" tutur Titian,Arletta terkesiap pangeran Concode?yaa itu benar jika Peter si keponakan dari pak tau Deo sang penjaga mercusuar yang pelit berbagi pengetahuan itu.

"Selamat pagi semua" tiba-tiba suara menggelegar tertekan itu memenuhi seisi ruangan kelas ketiga yang sangat lebar ini, ya dapat menampung 50-60 siswa atau siswi. Guru laki-laki itu tampak rapi dengan celana hitam dan jas hitam yang ia kenakan, kumis nya sangat lentik dan menawan di atas bibirnya. Tetapi tatapan nya garang dan sepertinya membosankan untuk guru sejarah jam pertama pagi ini.

Guru yang bernama Red. yap,hanya Red seperti nama perempuan "Red". Dia sedang menceramahi semua anak manusia di kelas ketiga tersebut dengan prakata yang sangat formal. Anak-anak seisi ruangan memperhatikan dengan kondisi yang sudah tidak bersemangat pagi.

"Berhubung ada anak baru disini,saya akan membolehkan kamu untuk memperkenalkan dirimu di depan kelas, ayo ar-ar-Arletta" Red sedikit mengeja nama Arletta,Karena dia hampir lupa siapa anak baru yang berada di kelas ketiga. Begitupun, Arletta segera bangkit dengan gugupnya lalu berusaha meredakan gugup tersebut sembari menuruni tangga sedikit cepat ke arah Red.

"Permisi" saat Arletta sudah sampai di samping meja Red tiba-tiba sebuah suara laki-laki menggugah pandangan semua orang ke arah laki-laki tersebut.

"Saya sudah bilang jangan terlambat masuk di kelas saya" Red perlahan mendekati Peter, sembari menggeram-geram marah. Dan,lumayan juga sih kalau dia marah. Galak.

That's Strength [repair]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang