Strength 12 - Additional Strength

31 2 0
                                    

Tiga orang berjalan beriringan di sebuah jalan setapak yang hanya sepanjang tiga jengkal tangan orang dewasa tersebut, dan langsung bawah adalah jurang yang sangat dalam. Arletta sedikit ngeri,karena mungkin saja jurang itu memang dalam sekali.

Arletta mengindahkan perkataan Lexster tadi kalau ini lumayan jauh untuk sampai ke tujuaan dan sedikit berbobot dengan nyawa.

Setelah 30 menit berjalan sampailah mereka disebuah lahan yang emm, bukan Padang hijau tapi lahan ini sedikit gersang dengan pohon-pohon di sekelilingnya dan ada desiran ombak yang memenuhi telinga ketiganya.

Sebagai seorang pemandu dan yang menghantarkan tiga anak manusia ditempat ini, Lexster hanya bisa tersenyum puas dan duduk santai sembari mengistirahatkan tubuhnya di batu besar yang sedang bertengger manis di situ.

Sedang kan Arletta,dia sama penasarannya dengan Peter. Bertanya di benak masing-masing desiran ombak itu di sebelah mana, sudah jelas kalau disini terdapat pantai yang entah seperti apa rupanya.

Peter berjalan perlahan mengikuti suara tersebut di ikuti oleh langkah kaki milik Arletta yang ragu-ragu.

"Mau kemana?" Tanya Arletta sembari memegang tangan Peter erat. Peter yang sadar akan cengkraman di pergelangan tangannya itu seketika menoleh dan secara tidak sadar dia tersenyum tipis sangat tipis, entah kenapa dia tersenyum kepada Arletta saat melihat gadis itu menghangatkan seluruh tubuhnya hanya dengan memegang pergelangan tangan milik Peter sendiri.eskipun hanya senyuman yang tak terlihat.

"Ada pantai" bisik Peter kepada Arletta, Arletta tidak suka pantai meskipun kerajaan Paintes dekat sekali dengan pantai. Arletta hanya suka dengan pemandangan hijau yang lebih hidup, membaur dengan ketenangan dan angin sepoi-sepoi yang diciptakan alam untuk dunia.

"Aku tidak suka, ayo kembali Peter Lexster bisa marah padamu nanti"

"Kenapa aku?"

"Karena kamu yang mengajakku kesini"

"Aku tidak mengajakmu,kamu saja yang ikut denganku, dasar merepotkan" Peter menggerutu disamping Arletta. Arletta hanya diam dan tidak ingin berbicara apapun sementara waktu kepada Peter.

Peter melangkah mendahului Arletta, bukanya dia marah dengan kejadiaan tadi hanya saja. Peter ingin mendahuluinya agar lebih cepat ke tempat Lexster tadi.

Lexster,Peter, dan Arletta sedang melakukan kesibukannya masing-masing. emm, mungkin ini ilegal maksutnya ini sama saja melanggar peraturan sekolah yang sudah berlaku dan memaksakan sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan diluar sekolah apalagi ini jam sekolah. Mereka bolos untuk mencuri waktu.

"Dimana minum mu, drest?" Pekik Peter yang sudah kelelahan dengan latihanya barusan. yaa,sudah 30 menit berlalu dia latihan elemen untuk persiapan Verambo tahun ini. Dan sekarang dia sudah sangat haus.

Di atas ranting pohon besar yang patah Peter mendudukan pantat nya, memandang Arletta yang sudah satu jam berlatih tanpa mengenal yang namanya haus, dan capek. Jubah biru miliknya sendiri itu mungkin sudah tercuci oleh keringat-keringat yang menetes dari tubuh Arletta.

Dan Peter mengakui dalam kurun waktu satu jam Arletta sudah mampu menguasai elemen sulit itu dengan baik. Perjuangan yang tanpa henti membuat dia menjadi lebih dari berjalan.

Meskipun hanya satu jam, yang namanya elemen mengeluarkannya tetap memakai energi dan energi adalah sesuatu dari tubuh. Dalam kurun satu jam seharusnya tenaga pengguna sedikit lagi habis apalagi nonstop seperti Arletta. Tanpa jeda. Terlebih lagi Arletta pemilik elemen angin, angin lebih banyak menuai energi dalam tubuh.

That's Strength [repair]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang