Enjoy!
"Ih, ati-ati, sayang!" ucap wanita muda berambut kepang kepada seonggok minim daging sebelahnya dengan lantang.
Merasa terganggu, ia membalas tak kalah lantangnya, "Iya zeyenku."
"Yaudah sini, gue bantuin!"
"Yang ada, lo malah ngrepotin," bisik orang itu, berusaha agar suranya tak terdengar oleh orang yang dituju.
"Gue siapin lubangnya, lo kencengin itu, oke?" tawar si wanita berkepang.
"Oh ya oke. Nih, dah siap. Cepetan masukin!" ucap orang itu beberapa detik kemudian.
Si wanita berkepang menuntun sebuah 'selang' menuju lubangnya, lalu memasukkannya. "Sempit."
"Sini ah Li, gue aja." Orang itu memasukkan selang ke lubang dan mengencangkannya. Setelah dirasa aman, ia menepuk-nepuk tangannya seolah debu di situ pergi seketika. Lalu mengetes hasil kerjanya agar tak ada yang menanggalkan kesalahan. Dengan cara memutar sebuah knop hingga muncul kobaran api kecil di atasnya.
"Ah, makasih Del, akhirnya kompor gas nya bisa nyala juga. Lo emang yang terbaik dah," puji wanita berkepang kepada orang di sebelahnya, Adeera.
"Yoi, kalo ada apa-apa lagi telp gue aja, Li," Adeera menawarkan bantuan lagi.
Lily memutar bola matanya, "Cieh kek sama siapa aja. Biasanya juga telp gue."
"Hahaha, oke oke. Gue balik dulu ya. Takut bokap nyariin. Udah sore," pamit Adeera
"Tumben lo dicariin Del, biasanya... dimarahin." Tawa Lily menyembur seketika hingga air kuah nya mengenai pipi Adeeera.
Mereka berdua tertawa sekebon. Adeera keluar dari arah dapur dan menuju keluar rumah untuk pulang. Ia takut, rumah sudah dikunci oleh ayahnya dari dalam. Seperti kejadian 2 pekan lalu. Saat ia terlalu asyik video call dengan Bayu di rumah Lily, Adeera lupa waktu hingga jam menunjukkan pukul 9 malam.
Ya. 9 malam sudah dirasa tengah malam oleh ayahnya. Batas main perempuan itu hanya sampai 8 malam saja. Entahlah apa yang dipikirkan pria sok sibuk itu. Anaknya tak diberi kebebasan, bahkan untuk membeli keperluan penting sekalipun.
Adeera memakai sneaker putih nya terburu-buru. Takut hal buruk terjadi padanya. Ia segera memakai helm dan menaiki motor kesayangannya.
"Gue duluan ya Li. Sampai jumpa besok!" pamit Adeera. Lily hanya membalas dengan kissbye yang membuat sahabatnya tertawa geli.
Adeera mulai menjalankan motor nya hati-hati. Kini, ia berada di jalanan sepi dengan lampu taman di pinggirannya. Ditatapnya jalan lurus itu. Andai, aja hidup gue semulus ini, batin Adeera sambil mengembuskan napas kecil.
*
Tok tok tok..
Suara ketukan pintu kamar terdengar dari arah luar. Pria tinggi di dalamnya segera membukakan pintu tak sabar sembari tersenyum cerah.
Ditatapnya perempuan paruh baya bertubuh pendek di depannya dengan kecewa. Senyumnya memudar perlahan. Ini bukan wanita yang ia cari!
"Den, ini ada titipan surat sama makanan. Saya nemu di depan rumah. Kayaknya, dari rumah sebelah, Den!" jelas wanita paruh baya tadi.
Setelah menerima barang dan berterima kasih, pria bernama Sehun langsung menutup pintu kamarnya dengan kencang. Ia segera duduk di kursi belajar dan membuka bungkusan kresek hitam tebal.
Seblak. Nama makanan berian itu. Ia yakin, makanan ini adalah pemberian dari gadis pujaan nya. Yang ia rindukan beberapa hari belakangan ini.
Ditatap nya lekat-lekat dengan mata hitam tajam nya. Ia terheran, secarik surat di genggamannya terlihat sangat tebal. Lebih tebal dan panjang dari surat yang sebelumnya dia terima.
Dibukanya hati-hati. Dengan hati tentunya. Namun, ia makin heran. Di dalam kertas tebal itu hanya terdapat satu paragraf yang mungkin terdiri dari tiga sampai empat kata saja.
Sehun menukkikkan alisnya. Tak bisa membayangkan, apa yang dipikirkan oleh gadisnya itu. Terlalu serius, ia malah tertawa karena sikap aneh sang gadis.
Dibacanya kalimat dalam surat di dalam hati.
For Sehun,
From NMaaf beberapa hari ini aku ga muncul. Lagi sibuk. Bentar lagi, bakal pergi lagi nih. Siapin diri kamu ngejalanin hari gaada aku, ya!:))
Itu saja? Si 'N' memang membuat Sehun berpikir lebih dalam. Ke luar kota, ya? Batinnya berperang dalam dirinya sendiri.
Tapi, kok aneh ya. Ga biasanya, batinnya lagi, berharap ada yang mampu menjawabkan. Sehun menggumam.
Setelah beberapa menit memikirkan sesuatu yang sebenarnya sama, ia mulai lelah. Diambrukkan badan besarnya ke kasur empuk berukuran king itu. Ia lelah. Ia merasa dirinya bodoh. Tak bisa peka terhadap lingkungan sekitarnya. Entahlah.
Ia lelah pada dirinya sendiri. Ia merasa tak bisa berdiri sendiri. Bukan. Dia bukan manja. Hanya saja, ia selalu merasa tak puas jika bekerja seorang diri.
Bagai benalu hinggap di pohon mangga. Buah mangga manis yang sudah pohon hasilkan, malah direbut oleh sang benalu.
Namun sebenarnya, Sehun tak tau. Apakah ia menjadi benalu yang merepotkan orang lain. Atau menjadi anggrek cantik, yang bergantung, namun tak merepotkan.
Sepertinya ia lebih cocok menjadi benalu. Terlihat dari sikap para pembantu nya yang selalu tersenyum terpaksa saat Sehun meminta sesuatu. Sebenarnya, apa yang menyebabkannya menjadi seperti ini? Itu yang Sehun pikirkan selama ini. Kurang lebih selama 3 tahun tepatnya.
Mungkin, ia harus belajar mandiri. Supaya bisa tetap mendapat apa yang dia mau, tanpa merepotkan orang lain. Ia selalu sedih, melihat orang terdekatnya kewalahan mengurusnya.
Sehun memang diperlakukan seperti bayi manis baru lahir. Namun rasanya, Sehun mendapati dirinya diperlakukan seperti bayi bersalah yang ditutupi keburukannya.
Lelah memang hidup seperti ini. Jika kalian tak kunjung merasakan lelah Sehun, mungkin memang karena kalian belum mengetahui seorang Raditya Sehun Permana dengan baik.
Sehun menghembuskan napasnya. Berharap lelahnya hilang seiring dengan napas bau yang keluar. Baru saja ingin menarik napas lagi, ternyata ia kelelahan untuk sekedar melakukan itu. Sehun terlelap seperti bayi suci nan manis tak memiliki kesalahan.
Sehun. Pria tampan yang memiliki beribu masalah. Bahkan saat ia ingin beristirahat, masalah pun datang pada mimpinya. Lelah. Itulah kata yang cocok jika kita mendengar nama 'Sehun'.
Bukan hanya Sehun, orang di sekitarnya juga menjadi sangat lelah. Bukan hanya tentang masalah pribadi mereka, justru masalah pribadi itu tercipta karena Sehun. Bukan berarti Sehun pembuat onar, ia hanya berusaha mengikuti kata hatinya. Yang sebenarnya, hati itu telah redup bagai bintang elok terhalang mendung.
**
✎━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━✐
Maapkeun masih nano nano, soalnya masih males pengen beli trek ⛟
Btw, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440H ya temen-temen. Maafin Bae yang penuh dosyah inii:((
Maaf krna Bae slwupdate😄, sering gaje, yah pokoknya perlakuan Bae yg ga berkenan di hati kalian, saya mohon maaf.
Minal Aidzin wal Faidzin^^
✎━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━✐
Vote n comment ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret || Osh
Ficção AdolescenteDatanglah. Jangan sekedar singgah. Jika semua tak kunjung indah. Pergilah. Takdir telah menyanggah. I take care to you! Baekyut, April 25ᵀᴴ 2019