6. Honeymoon

17 4 3
                                    

"Semarah apapun aku padamu, aku tidak dapat membencimu dan pada akhirnya hanya maaf lah yang mampu menyelesaikan."

*****

'Tuk' terdengar benda ditaruh dengan kasar. Kayla tersadar dari lamunannya. Sebuah tiket tergeletak diatas meja didepan Kayla.

"Persiapkan barang barangmu, kita berangkat sore ini."

"t-tapi..."

"Ini keinginan mama, juga sebagai permintaan maaf dariku karna ucapanku malam itu."

"N-nanti sore, aku bahkan tidak sempat meminta cuti atau bahkan setidaknya izin terlebih dahulu."

"Kau menolak ?"

"T-tapi ini sangat lama, bahkan aku belum meminta izin dahulu kepada perusahaan tempatku bekerja."

"Apa susahnya, aku yang akan memintakan izin pada papamu. Beliau pasti akan memberikan izin padamu."

*****

Sore hari di bandara
Setibanya mereka dibandara mereka melakukan check-in karena pesawat  yang mereka tumpangi akan segera melakukan penerbangan 30 menit lagi.

Perjalanan udara tersebut memakan waktu yang cukup lama.

Setibanya mereka di tujuan Kayla segera membersihkan diri dan membaringkan diri diatas tempat tidur. bahkan dia tidak menyadari bahwa sekarang Devano tidak ada disana.

*****


Devano beranjak dari ruang tamu menuju kamar yang 'mereka' tempati selama disini.

Ketika memasuki kamar hanya kesunyian yang dia dapati.

'Dimana Dia berada ?' batin Devano mulai cemas.

Kepanikannya mereda setelah ia mendapati seorang wanita yang tertidur cukup lelap diatas ranjang, dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

'Pantas saja tidak terlihat.' entah kenapa Devano tersenyum lega melihat wajah tenang wanitanya saat ini.

Wajah damai Kayla menularkan rasa nyaman pada diri Devano.

Entah sejak kapan tangan Devano sudah mengelusi wajah damai dihadapannya.

Dan akhirnya terlelap dengan salah satu tangan Devano yang memeluk tubuh Kayla secara posesif seperti tidak ingin ditinggalkan.





















Bersambung.....

Love And RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang