(1) Ayah

28 21 3
                                    


Betapa ku rasa sakit ini

Kala kau tak disampingku sekedar untuk menemani

Sepi hatiku dalam ramai damai hari

Kapankah berakhir sebuah penantian ini?

Bilakah sepi pergi dari hati?

Sudahkah sunyi buatmu lengah untuk kembali

Anakmu menanti tanpa rasa benci

Disini sembari merutuki nasib diri

Tersiksa batinnya oleh ibu sendiri

Tak tahanlah hidup berniatpun mengakhiri

Tak tau kemana ia kan mengadu

Rintihnya semakin perih

Pulanglah, takkanlah risau apa yang akan terjadi

Aku lelah, dalam penantian penuh duri

Air mataku tumpah ruah ketika untukmu ibunda mencaci

Tercabik rasanya bayang wajahmu tak menemani

Pulanglah, obati lukaku yang telah kau beri

Ayah, tidakkah kau mengingat anakmu ini?

Yang tak kau sambut dengan senyum riang, yang tak kau besarkan dengan kasih sayang, yang air matanya selalu terbuang...

Tidakkah disana kau merindukannya?

Tidakkah kau berniat kembali

Meski tanpa shalat, tanpa ritual, tanpa niat, tanpa rukun namamu selalu dihati

Pulanglah, padaku

Meski takdir tak dapat diganti...

Senandung Tak BernadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang