SATU : Crying

53 42 18
                                    


"Menangis itu adalah cara kita untuk mengartikan sesuatu dalam hal apapun"

-Raka Pratama Arga

_________________________________________

Tok tok tok

Raisha tau siapa yang mengetuk pintu itu karna berciri khas, sudah tau ada bel tapi malah mengetuk pintunya.
Raisha segera beranjak dari ranjang dan turun kebawah menuju pintu.

"Eh Ka, masuk masuk. Kenapa lo ga ngabarin gue mau kesini?" Raisha seraya membukakan pintu dan mempersilahkan Raka masuk.

Dan nama panggilan itu ciri khas dari Raisha yaitu 'Ka'.

"Ini mama ngasiin ini buat lo Cha, lo pastinya belum makankan?" Pemberitahuan Raka sambil menuju dapur dan menyampaikan makanan.

"Ahiya lo tau aja deh" dengan senyuman manis Raisha.

"Ya udah lo duduk dulu biar gue yang siapin" sahut Raka.

"Makasih ya lo baik"

Setelah berbincang-bincang Raka sudah menyiapkan makanan tadi dan mereka berdua memakan bersama, juga disela-sela mereka makan ada saja canda dan tawa. Saat semuanya selesai tiba-tiba Raka bertanya.

"Lo digituin lagi ya Cha sama mama lo dan sodara-sodara lo?"

Raisha hanya tersenyum getir mengingat mereka memperlakukan nya tidak baik.

"Lo jangan diem aja dong Cha"

"Yah gitu deh. Semuanya udah terlanjur dan disini mereka nganggap gue yang salah. Tapi...gapapa lah"

Raisha menatap langit-langit agar air matanya tidak menetes.
Raka yang mengetahui itu langsung menghampiri Raisha dan membawa ke dalam dekapannya. Disitulah Raisha mulai menangis tanpa suara. Raisha benar-benar tidak tahan lagi.

"Lo yang sabar ya Cha, lo masih punya gue, keluarga gue yang bener-bener peduli sama lo. Udah dong jangan nangis lagi nanti gue ikutan sedih Cha"

"Eh iya sorry-sorry gue kebablasan" Raka menyeka air mata Raisha dengan buku ibu jarinya dan menatap Raisha lama.

"Udah ya Cha, tenang" Raka tersenyum dan dibalas oleh Raisha.

***


"Cha.. Cha sini deh" teriak Bella.

Raisha yang berada di kamar langsung menghampiri mamanya yang berada di ruang tamu.

"Ada apa ma?"

"Bantuin tuh kakak kamu kerjain tugasnya" perintah Bella.

"Mah jangan gitu dong ke Icha, biarin aja Tasya kerjain sendiri" yang menjawab itu bukan Raisha melainkan Brian papanya Raisha.

Brian Regan adalah papanya Raisha yang berbeda dengan Bella. Brian lebih peduli dengan Raisha karena dia yakin bahwa Raisha tidak salah.

"Papa apaan sih biarin aja dia bantuin kakak nya biar ada kerjaan"

"Tapi ma dia juga butuh istirahat"

"Udah pah mending papa tidur sekarang udah malem"

"Syaa tuh dibantuin Icha" panggil Bella kepada Tasya.

"Nih kerjain! lo pasti ngerti kan" perintah Tasya.

Brian menghampiri Raisha. "Yang sabar ya Cha mama mu itu pasti bakalan sadar" bisik Brian yang dibalas dengan anggukan Raisha. Lalu Brian melenggang pergi ke kamar nya.
Dan diikuti oleh Raisha yang membawa proposal tugas Tasya.

Tbc...

Gimana guys?? Sedih ya meratapi hidup.

Jawaban nya kalian jangan lupa follow, vote and coment biar author bisa update terus, thanks guys.

RaishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang