Manusia Kutub

12.6K 495 23
                                    

Don't judge someone from his cover
~Raga Bara Pradipta~

🌛🌜

Seorang gadis berjalan dengan mengendap-endap untuk masuk ke rumahnya sendiri. Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, gadis itu takut orang tuanya terbangun dan marah padanya.

"Dari mana aja kamu?" Gadis itu menghentikan langkahnya. Dengan berat hati pula, dia berbalik badan ke arah sumber suara.

"Hehehe, Mami." Gadis itu meringis menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Meringis! Linka, Mami sudah bilang berapa kali? Kalau keluar itu jangan pulang malam-malam. Kamu itu anak perempuan."

"Maaf, Mi." Gadis yang diketahui bernama Linka itu kini tertunduk menyesal. Tangannya bermain-main di balik tubuhnya.

"Hukum aja, Mi." Linka menoleh ke atas, arah tangga. Kakak laki-lakinya menuruni anak tangga sembari menenteng bantal dan gulingnya.

"Apa?" Linka terkejut. "Jangan Mi, jangan hukum Linka. Linka kan udah minta maaf." Linka berusaha membujuk Maminya.

"Kalau setiap bikin salah terus dimaafin dan gak dihukum, gak ada kata jera dong? Nanti juga bakal diulangi, Mi."

"Ish, Abang!!! Kenapa sih seneng banget lihat aku dihukum?" Linka mendelik tajam ke arah kakaknya.

"Emang suka, bwleee." Tangan Linka terkepal dengan sendirinya setelah melihat Abangnya ini menjulurkan lidah sembari melewatinya.

"Ish, Mamiiiii lihat Bang Satya, Mi!"

"Mami udah tau kok kalo gue ganteng. Iya kan, Mi?" Satya merebahkan diri dan meletakkan kepalanya di atas paha Maya, Maminya.

"Sudah-sudah. Linka, Mami gak bisa mentolerir kesalahan kamu kali ini. Jadi, mulai besok kamu ke sekolah naik sepeda aja, uang jajan kamu Mami tambah."

"Lah mobil Linka?"

"Mami sita lah. Biar gak bisa keluar malam lagi."

"Tapi Mami, Linka keluar juga ada alasannya, Mi. Linka kan datang ke acara ulang tahun temen Linka."

"Ulang tahun model apa, dari jam tujuh kok sampai jam setengah sebelas?"

"Abang ini kenapa sih, kompor mulu dari tadi. Hutangnya kan udah aku bayar? Kenapa cari gara-gara terus?" Linka menghentakkan kakinya karena saking kesalnya dengan Kakak sematawayangnya.

"Hutang apa, Bang?" Tanya Maya sambil mengelus lembut kepala anak sulungnya.

"Biasa, Mi, hutang uang buat bel--"

"Abanggggg!!!" Linka berteriak dengan suara super melengkingnya. Suara cetar itu mampu memerintahkan tangan Maya dan Satya untuk menutup telinganya masing-masing.

"Linka sudah malam, astaga." Maya tak habis pikir, dulu dia ngidam apa ya saat mengandung Linka?

"Linka, masuk kamar! Mami gak mau tau, pokoknya besok kamu tetap naik sepeda ke sekolah selama satu bulan."

"Miiiii."

"Gak Mami-Mamian. Cepat masuk, atau Mami telpon Papi biar hukuman kamu ditambah."

"Jangan atuh, Mi. Iya ini Linka masuk." Linka menghentak setiap langkahnya yang menapaki anak tangga rumahnya.

Tap tap tap tap tap tap tap tap...
Suara sepatu itu beradu dengan lantai anak tangga, membuat bising seisi rumah.

"Abang jangan suka hutangin Linka ya? Biar gak jajan terus itu anak."

MY ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang