Cewek itu lemah, dikit-dikit nangis, dikit-dikit nangis. Maunya apa sih?
~Raga Bara Pradipta~
***
Sepanjang perjalanan ke sekolah, Raga dan Linka sama-sama diam. Raga berusaha fokus berkendara, sedangkan Linka fokus mencari objek yang bisa terus dipandangnya, ya kaca mobil. Tak ada apapun yang menemani keheningan ini, bahkan tidak pada suara radio sekalipun.
"Lo anak pertama?" Raga tiba-tiba mempunyai niat untuk mengawali pembicaraan.
"Bukan, gue punya kakak laki-laki."
Mendengar jawaban itu, Raga hanya mengangguk mengerti, dan tidak berbicara lagi. Huh, sebenarnya Linka bosan. Tapi mau bagaimana lagi? Haruskah dia mengajak Raga terus bicara? Ah tidak mungkin. Mengingat Raga adalah manusia irit omong, dan hobi melempar tatapan aneh, Linka jadi mengurungkan niatnya.
Sampai tiba di sekolahpun mereka tetap diam, tak ada yang mau membuka pembicaraan terlebih dahulu. Setelah turun dari mobil Raga, Linka bingung, harus berbuat apa? Biasanya jika orang yang saling kenal, mereka akan berjalan bersama melewati koridor menuju ke kelasnya sembari terus berbicara. Nah ini? Tidak mungkin kan, Linka mengajak Raga berjalan bersama dan berbincang-bincang? Yang ada Raga akan memakannya hidup-hidup.
Linka memutuskan untuk berjalan mendahului Raga. Namun belum jauh, Linka merasa tasnya ditarik oleh seseorang dari belakang. Siapa lagi kalau bukan si es krim?
"Aduh ini kenapa sih? Gak sopan banget!"
"Adanya itu lo yang gak sopan!" Raga menatap Linka dengan tatapan khasnya.
"Gue? Gak sopan kenapa?"
"Udah dikasih tumpangan, gak bilang terima kasih, ditinggal lagi."
Hm, Linka salah. Tadi maunya seperti itu, tapi nanti kalau Linka melakukan hal itu, Linka salah. Salah lagi salah lagi.
"Iya gue minta maaf."
"Gitu doang?"
"Terus gue harus ngapain? Sembah sujud sama lo?" Linka tak habis pikir.
"Bawa! Itu hukuman!"
Watdafak!
Linka bukan babu, sampai-sampai disuruh bawa tas seseorang seperti ini. "Lo bisa bawa sendiri kan? Lo punya pundak kan? Bawa aja sendiri!" Linka melempar tas itu pada Raga, dengan sigap Raga menangkapnya.
"Bawa!!!"
Garis keras.
"Gak usah melotot gitu, gak mempan. Lo pikir gue takut sama tatapan lo itu? Kagak." Linka berjalan mendahului Raga yang sudah tersulut emosi.
Raga mempercepat langkahnya, menyusul Linka yang berada beberapa langkah di depannya. Setelah dikira sampai, Raga segera menarik pergelangan tangan Linka, dan menyeretnya entah kemana.
"Sakit Raga, lepasin!" Linka berusaha melepas tangan besar itu dari pergelangannya.
Belakang sekolah. Mau apa? Jangan-jangan, Raga akan memakannya di sini? Och och tydack.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE BOY
Roman pour AdolescentsKetika Linka, gadis manja yang sedang mendapat hukuman dari orang tuanya, bertemu dengan pria dingin misterius yang memiliki tatapan mematikan. Raga Bara Pradipta, si Manusia Kutub.