제 1 부

44 4 11
                                    

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

𝙨𝙘𝙖𝙣𝙣𝙞𝙣𝙜 𝙘𝙤𝙙𝙚...

━𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰━☂☄

.

.

.

Hari ini adalah hari yang ku nanti - nanti, dimana aku telah lulus dari bangku SMA. Aku sendiri tidak tahu akan melanjutkan sekolah dimana, karena selama ini aku tidak pernah terbayang akan melanjutkan sekolahku ke bangku kuliahan.

Ya, bisa dibilang aku adalah pemuda yang tak punya cita - cita. Bagiku membuat ibuku bahagia adalah tujuan dari hidupku selama ini. Aku tidak peduli seberapa banyak uang yang aku miliki asal aku bisa melihat ibuku tersenyum dan bahagia, hidup miskin pun aku rela. Tapi aku dengar ibuku akan menguliahkan ku di universitas kedokteran di Surabaya. Aku tidak tahu pasti apakah itu benar atau hanya omong kosong tetangga - tetangga gilaku yang suka membicarakan orang lain.

'Ting...Tong...'

Suara bell rumah bergema di seluruh ruangan, aku tidak tahu siapa yang datang, namun aku menduga itu adalah tamu ibuku. Tanpa menghiraukan suara bell tersebut, aku terus melanjutkan kegiatan ku, yaitu menulis cerita. Aku lebih senang menulis cerita daripada membacanya karena membaca menurutku terlalu membosankan dan membuatku mengantuk. Tapi kalau bacaannya memiliki gambar yang menarik, aku masih senang karena sedikit menghilangkan rasa bosan dengan mengamati gambar yang ada.

'Dok...Dok...'

"Elll... Bisa keluar sebentar? Mamah ingin bicara penting!" Ucap ibu dari balik pintu kamarku.

"Iya bu, sebentar."

'Hm, bicara penting? Tumben sekali dia ingin bicara dengan ku, haishh yasudahlah, turun saja dahulu.'

Setelah mengganti pakaian dan sedikit merapikan pakaian, aku keluar kamar dan turun menemui ibuku di ruang tamu. Saat sudah tiba di perbatasan antara ruang tamu dan ruang keluarga, aku terdiam mematung melihat beberapa orang yang menurutku berpenampilan sedikit aneh. Mereka memakai baju serba hitam, dan jubah yang panjang menjuntai. Menurutku hanya golongan penyihir yang berpakaian seperti itu. Tapi mana mungkin di jaman yang modern ini masih ada yang namanya penyihir, rasanya tidak mungkin.

"Ellno, kenapa diam saja disitu? Kemarilah, dan beri hormat kepada mereka!" Perintah ibu dengan suara yang sedikit tegas, sehingga membuyarkan lamunan ku.

"Ah, iya bu. Selamat siang nama saya Ellno," Balasku sambil membungkukkan badan kepada tamu ibu yang berada didepanku.

Setelah memberi hormat ke pada para tamu, aku langsung mengambil tempat disebelah ibuku dan tetap memandangi mereka dengan tatapan aneh.

"Ellno, perkenalkan ini Prof. Daniel, kepala sekolah dari Maple Griffin School." Ucap ibu sambil menunjukkan seorang pria bergigi kelinci yang terlihat manis namun berwibawa, kepadaku. Dia tersenyum padaku dan menundukkan kepala nya sekilas, aku pun membalas seperti yang dia lakukan.

"Dan ini adalah Prof. Vandi, dan Prof. Liezy guru dari Maple Griffin School," Kemudian ibu menunjuk pria muda dan seorang wanita di sampingnya yang memiliki wajah datar dan menyeramkan. Aku rasa dia hanya memiliki satu ekspresi wajah. Mereka berdua melakukan hal yang sama seperti yang Prof. Daniel lakukan kepadaku, dan aku kembali membalasnya.

"Ell, mereka datang kesini karena ingin mengundangmu untuk bersekolah di sana, mempelajari hal – hal yang berbau sihir dan mantra – mantra," Jelas ibu sambil tersenyum padaku, belum pernah aku melihatnya tersenyum sesenang itu.

"Mantra? Sihir? Huh, yang benar saja di jaman seperti ini masih saja ada yang seperti itu? Bhahahaha...." Aku tidak bisa menahan tawaku saat ibu menjelaskan tujuan mereka datang kesini.

"Ellno! Diam! Maaf tuan, anak saya memang suka begitu, semuanya dibuat bercanda." Ibu yang merasa malu atas perbuatan ku tersebut, buru – buru meminta maaf kepada para tamu yang hadir.

"Tak apa nyonya, saya mengerti bagaimana keadaan pada zaman modern ini. Anak muda jaman sekarang sudah banyak melupakan tradisi kita," Ujar pria berwajah tampan yang bernama Daniel tersebut.

"Saya memberikan surat ini kepada nyonya, semua yang dibutuhkan anak anda sudah tercantum lengkap didalamnya. Jadi, saya tunggu kedatangan putra anda di sekolah kami," Ucap prof Daniel sambil bersiap untuk meninggalkan rumah ku.

"Baik tuan, saya akan mempersiapkannya." Ibu ikut berdiri dan mengantarkan tiga orang tersebut menuju keluar rumah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cih, apa ini lelucon?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cih, apa ini lelucon?"

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TBC

Dipersilahkan untuk memberikan kritik dan saran..!

YouPhoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang