제 2 부

26 3 1
                                    

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

𝙨𝙘𝙖𝙣𝙣𝙞𝙣𝙜 𝙘𝙤𝙙𝙚...

━𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰━☂☄

.

.

.


Waktu yang ditunggu pun sudah datang, hari dimana aku akan mulai belajar di Maple Griffin School pun tiba, dan terbukti bahwa rencana ibu menguliahkanku di Indonesia hanya sekedar gosip murahan. Aku yang bangun lebih awal dari biasanya langsung memeriksa kembali barang yang akan kubawa, karena aku akan berada sangat lama disana, itu karena aku diwajibkan tinggal di asrama yang ada disana. Setelah sudah memastikan semua barang telah terkemas rapi, aku memilih turun kebawah hanya untuk mengisi waktu luang hingga jemputan ku datang. Namun, pagi itu aku melihat pemandangan yang jarang aku lihat sebelumnya, saat aku sampai di lantai bawah, aku melihat banyak sekali makanan yang dihidangkan ibu di meja makan, seakan - akan sedang merayakan pesta besar.

"Bu, untuk apa semua ini? Apakah kita akan kedatangan tamu?" Tanya ku pada ibu sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal.

"Bukan Ell, ini semua ibu siapkan untuk dirimu, karena hari ini adalah hari keberangkatan mu, maka ibu mepersiapkan ini semua." Ibu menjawab dengan nada yang sangat bahagia, bahkan terukir senyum indah di wajahnya, seakan penderitaan yang ia tanggung selama ini semua nya sirna.

'Apakah kepergianku membuatmu senang bu?'

"Hey, kenapa bengong saja Ell? Mari sini kita makan bersama." Ucap ibu sambil melambaikan tangannya padaku.

"Aah, hehe iya bu." Aku mengikutinya duduk di meja makan sambil tersenyum tipis padanya. Terlihat sudah ada nenek yang menunggu kami di meja makan, wajahnya yang sudah memiliki banyak ukiran dalam sejarah hidupnya, masih terlihat indah dan sejuk untuk dilihat, nenek menyuguhkan senyuman khasnya kepadaku. Sungguh hatiku begitu damai saat melihat senyumannya.

Setelah kami menyelesaikan sarapan, terdengar suara ketukkan dari pintu utama, aku rasa mungkin itu adalah jemputan yang akan mengantarkan ku ke stasiun, dan benar saja saat ibu menyuruh orang itu masuk terlihat sosok tinggi dengan wajah rupawan namun sayang, mungkn dia harus berhati - hati dengan tangannya. Pintu rumahku hancur karena orang itu terlalu keras mendorongnya.

"Selamat pagi, apa benar ini kediaman keluarga Kiahno?" Tanya pria tinggi tersebut sambil membaca selembar kertas ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, apa benar ini kediaman keluarga Kiahno?" Tanya pria tinggi tersebut sambil membaca selembar kertas ditangannya.
"Iya benar, ini kediaman kiahno. Anda siapa ya?" Jawab ibu sedikit bingung
"Ahh, terimakasih nyonya telah mengingatkan, perkenalkan nama saya adalah Lavense Geraldine, anda bisa memanggil saya Langgar. Saya diutus oleh Prof. Daniel untuk menjemput saudara Elliot Kiahno dan mengantarnya ke Maple Griffin School."
Raut wajah ibu yang tadinya sedikit kebingungan seketika berubah menjadi cerah dan terukir garis indah di wajahnya saat mendengar bahwa jemputan ku sudah datang.
"Ellno, kenapa diam saja? Cepat bereskan barang – barangmu kereta tidak akan berhenti hanya untuk menunggumu datang." Tegas ibu saat melihatku yang berdiri diam dan tidak berbuat apa – apa.
"Baik, bu."
Mendengar teguran ibu, aku buru – buru mengangkat koper dan barang – barang ku menuju ke depan rumah. Sesampainya aku di halaman rumah, aku melihat sebuah kendaraan yang bisa di bilang sedikit antic dan mungkin jarang aku lihat disini. Tapi aku hanya menghiraukan kendaraan tersebut, karena sudah lumrah bagi kaum penyihir memilik barang – barang yang sedikit berbeda dengan kaum manusia biasa.
Sebelum aku berangkat dan benar – benar meninggalkan rumah untuk yang cukup lama, aku menyempatkan berpamitan kepada nenekku. Aku memeluknya dengan erat da  berkali – kali mencium wajah tuanya, sambil sesekali meneteskan air mata. Rasanya sangat berat meninggalkan orang yang sayang dan mengerti diriku sedari kecil. Nenek lah yang selalu ada untukku disaat aku sedih dan membutuhkan sesorang untuk temat ku mengeluh. Aku tidak tahu lagi apa yang akan tejadi nanti jika aku jauh darinya dan bertemu orang yang tidak aku kenal.

Setelah cukup untuk berpamitan kepada nenek, aku melangkah menuju halaman rumah dan menghampiri Langgar yang sudah menunggu di kendaraannya sedari tadi. Aku berjalan dengan tatapan kosong, bahkan aku tidak sadar bahwa aku telah melewati ibuku dan tidak sedikit pun menoleh kepadanya.

(Foto mobil langgar dari dalam)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Foto mobil langgar dari dalam)

"Sudah siap nak?" Tanya Langgar saat aku sudah sampai didepannya.
"Ya, aku sudah siap tuan." Jawabku sambil menatap matanya.
"Kau tidak ingin berpamitan kepada ibumu dulu?" Tanya tuan Langgar.
"Tidak tuan, lagi pula ini adalah impiannya, membuangku pergi jauh dari hidupnya. Sudah, ayo pergi saja." Jelas ku pada tuan Langgar, lalu masuk kedalam kendaraannya dan tidak menoleh sedikit pun kepada ibu.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TBC

YouPhoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang