FIN

6.7K 399 33
                                    

Can seorang lulusan manajemen komunikasi akhirnya mendapatkan pekerjaan di sebuah agency entertaiment besar setelah beberapa bulan menganggur.

Sebulan bekerja, Can sudah dekat dengan beberapa artis terkenal karna dirinya adalah salah satu anggota tim yang menghandle konten social media agency mereka.

Timnya selalu menyortir isi social media baik di akun resmi agency maupun akun artis mereka. Timnya juga yang memberikan ide terhadap konten seperti apa yang kira-kira disukai penggemar. Mereka juga bertugas mengatur jadwal live bagi para artis dan membantu merekam kegiatan mereka. Intinya, 'menjual' sang artis melalui sosial media.

Can sendiri sering kebagian mengikuti kegiatan Tin, seorang aktor muda yang sedang naik daun. Can merekam ig story, mengambil foto untuk di upload, sekaligus menjadi videografer kegiatan Tin.

Diantara artis-artis agency mereka, Tin adalah salah satu yang paling ramah. Dia sama baiknya di depan maupun di belakang kamera. Setelah kenal, Can merupakan fans nomor satu Tin karna Tin ini artis yang paling baik padanya.

"Mas, kita rekam story dulu ya," ucap Can pada Tin yang sedang main game di kantor agency mereka.

Tin hanya mengangguk tanda mengerti, terlalu fokus pada game nya.

"Nanti aku tanya-tanya gitu ke mas Tin, mas jawab aja sambil maen game, nanti ada fanservice juga, lakuin aja apa yang aku minta ya?"

"Oke," jawab Tin.

Can mengeluarkan handphone kantor, siap merekam. Can merekam dinding kantor mereka terlebih dahulu, kemudian ke staff yang sibuk lalu lalang, barulah ke Tin yang sedang duduk di sebelahnya, zoom in dan zoom out wajah Tin.

"Kak Tin lagi apa?" tanyanya imut, seperti fans yang sedang bertanya pada idola, sengaja karna pengambilan gambar seolah-olah ditunjukkan dari perspektif penonton.

"Perang," jawab Tin singkat.

"Kak Tin, liat sini dong,"

Tin hanya membalas dengan gelengan.

"Kak Tin, kita dicuekin karna game nih?"

Tin mengangguk cepat, berpura-pura imut.

"Ya udah deh kalo gitu. Tapi kak Tin, boleh minta cium dulu nggak?"

Gerakan Tin terhenti, hanya membeku menatap layar handphone-nya. Dia mengalihkan pandangannya beberapa saat kemudian dan menatap Can yang bingung di balik handphone.

Tiba-tiba tangan Tin terulur, menurunkan Handphone yang menutup wajah Can, kemudian..

CUP

Can kaget setengah mati. Itu barusan apa maksudnya?

Bibirnya diperawanin Tin?

Didepan staff kantor?

Whatttt????!!!!

"Ecieeee Tiiiinnn," teriak mba-mba staff personalia yang nyaring banget, "akhirnya berani juga nembak Can."

Wajah Can merah maksimal. Maksudnya?

Can membeku dengan jantung berpacu cepat. Menatap Tin dengan mata terbelalak.

"Udah kan? Besok-besok kalo mau lagi bilang aja, nggak usah malu-malu."

Tin melanjutkan gamenya sambil mengulum senyum. Can menguap menjadi udara.

....

Terinspirasi dari bapak Tawan yang nyium kamera, bikin baper.

buat yang nungguin Legal, maaf pake banget banget karna aku lagi kena writer block nih, dari kemarin tulis apus tulis apus. udah gitu udah coba nulis oneshot yang maniiiissssss banget buat ngalihin perhatian, eh udah hampir jadi kena writer block juga, ga selese juga nulisnya. kayaknya otaknya lagi sengklek jadi agak susah nulis. doain ga lama-lama ya

untuk sementara baca ini dulu, pendek tapi (semoga) bikin senyum

See you soon (i hope)

CUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang