Menfess

1.8K 197 49
                                    

Tin tau ini salah, dia masih di lingkungan kampus, tapi Tin nggak peduli. Dia kangen pacarnya, udah seminggu nggak ketemu. Seminggu belakangan Can ikut professornya keluar kota buat penelitian, dan minggu ini Can bakal sibuk membuat laporan penelitian tersebut. Waktunya berduaan dengan Tin yang bakal jadi korban.

"Tin, udah lepas, ini di kampus. Kalo ada yang lihat gimana?"

"Nggak mau, aku kangen," rajuknya. Tin tetap menarik Can mendekat, mendaratkan kecupan di lehernya. "Kamu ninggalin aku seminggu, sekarang mau minta izin buat nggak ketemu lagi karna kamu sibuk. Aku kangen tau!"

Can akhirnya luluh, anteng di pelukan Tin, bahkan mengecup pipi Tin singkat. "Maaf ya sayang, tapi kan kamu juga asdos, kamu taulah kalo udah diajak kesana sini nggak bisa nolak. Kan kita mau sama-sama ngejar rekomendasi dosen buat beasiswa S2 nanti, kamu masih mau kita ngejar cita-cita bareng, kan?"

Tin hanya mengangguk. Kepalanya disandarkan ke kepala Can, kemudian menggesekkan pipinya ke rambut Can. "tapi masih kangen," katanya.

"Jangan gini dong, nanti kan aku udah janji siap kelas bakal ketempat kamu. Kamu sabar dulu ya, hari ini cuma buat kamu doang kok," Can memperbaiki letak kacamatanya yang agak turun karna didusel Tin.

Tin nyengir lebar, "kamu ngomongnya sambil benerin kacamata gitu lucu banget, tapi kok aku jadi pengen liatnya ya?" Tin membetulkan letak kacamatanya sendiri, tapi alih-alih terlihat menggemaskan seperti Can, Tin malah terlihat seperti predator. Apalagi dengan senyum nakal di wajahnya itu.

Can manyun, "kamu tuh ya, tampang doang yang alim. Aslinya mesuuumm mulu, nggak kebayang deh aku kalo mahasiswamu tau kamu aslinya gimana."

"Ya kan aku cuma sama kamu aja begininya. Soalnya mana tahan kalo pacarku manis begini."

Can memutar mata malas, "bener kata orang, orang pendiam itu emang menghanyutkan."

Omelan Can hanya dibalas tawa oleh Tin. "bawel," bisiknya kemudian.

Setelah itu Tin menarik pacarnya mendekat dan mendaratkan ciuman panas ke bibirnya. Lidah Tin langsung meringsek maju ke dalam mulut Can, bergumul dengan lidah milik Can.

Napas mereka memburu, sebelah tangan Tin sudah masuk kedalam kemeja Can untuk mengelus pinggangnya. Can memukul pelan bahu Tin, minta dilepas.

"Sebentar lagi, aku masih mau sama kamu," pinta Tin setelah melepas tautan mereka. Tin melepas kacamatanya dan menggantungnya ke baju yang dikenakannya, "ganggu," keluhnya pelan.

Tin menunduk, berniat mencium Can lagi, tapi terhenti karna suara-suara ribut mahasiswa yang berjalan mendekati mereka. Can dan Tin otomatis berpaling ke asal suara, mereka beku. Begitu juga gerombolan mahasiswa yang balik menatap mereka.

Sial, ngapain bocah-bocah ini ke gedung belakang kampus yang sepi dan jarang dilewati?

Mereka semua masih terdiam dan saling menatap, sampai salah satu junior yang sudah merah mukanya memecah keheningan, "maaf kak, maaf kita nggak tau kakak disini. Maaf ganggu kak." Kemudian dia menarik teman-temannya untuk pergi dari sana.

Tin sadar, dilihat dari sudut manapun, posisi dirinya dengan Can tidaklah selugu itu. Salah satu tangannya ada di dalam kemeja Can, satunya lagi di leher Can. Sementara kedua tangan Can memeluk pinggangnya. Orang bego juga tau kalau Tin dan Can baru saja berbuat yang tidak-tidak.

Tin cuma berharap, anak-anak itu cukup mengerti privasi dan hal ini tidak menjadi konsumsi publik. Tapi Tin menipu diri sendiri kalau berharap acara pacarannya dengan Can tidak go public.

Dua orang asdos yang terkenal pendiam dan cenderung galak, yang jarang terlihat bareng, terciduk peluk-pelukan di belakang kampus. Pasti akan menjadi gosip seru. Dan benar saja, sorenya hubungannya dengan Can langsung debut di menfess kampus.

Tin cuma berharap, sikap galaknya selama ini cukup untuk membungkam mulut julid mahasiswa untuk tidak bertanya macam-macam padanya dan Can

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tin cuma berharap, sikap galaknya selama ini cukup untuk membungkam mulut julid mahasiswa untuk tidak bertanya macam-macam padanya dan Can. Walaupun reputasinya rusak, tapi setidaknya biarkan dia dan Can pacaran dengan tenang.


....

Original twitnya udah kebanting, karna udah beberapa bulan. Tapi special thanks chapter ini adalah untuk

Makasih udah bikin inget sama convo kita dulu soal nerd mean x nerd plan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih udah bikin inget sama convo kita dulu soal nerd mean x nerd plan. Mungkin 2wish with glasses is our kink, makanya setelah berbulan bulan pun, akhirnya nerd!au ini ketulis juga.

Hope u enjoy 😊

CUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang