Tak ada yang bisa dipercaya didunia ini,bahkan teman sekalipun.
Gerald Andreano Vulzeer
***
Atap sekolah.Tempat yang sangat dibutuhkan oleh seorang Gerald saat ini.Dengan menikmati semilir angin serta ditemani sebatang rokok,mungkin bisa mengurangi sedikit beban yang ada pada Gerald.
Kepulan asap perlahan mulai keluar dari dalam mulut Gerald.Matanya mengarah kearah luar sambil memandangi setiap bangunan tinggi yang ada didekat sekolahnya.Sedangkan tangan kanannya sedang memegang sebatang rokok yang kini sudah tinggal setengah lagi.
Pelajaran demi pelajaran yang sedang berlangsung ia lewati begitu saja.Tak peduli dengan itu semua,Gerald hanya perlu ketenangan.Seperti ini.
"Lagi banyak masalah lo?"
Mata Gerald yang tadinya memandang kearah depan kini sudah ia arahkan kebelakang.Ia menatap datar orang itu,lalu matanya beralih kearah depan lagi.
"Tentang apa lagi?Nyokap atau bokap?"
Gerald diam,dan tak berniat menjawab pertanyaan itu.Ia malah membuang sebatang rokok yang tinggal setengah itu lalu menginjaknya.
"Ngerokok lagi?Mau sampai kapan lo kayak gitu Ge.Merokok bukan hal yang tepat buat nyelesain masalah.Bukannya selesain masalah malah nambah masalah buat lo."
Gerald berdecih pelan."Tau apa lo tentang gue?Hah?" Gerald memandang orang itu dengan tatapan tajamnya.Gerald paling benci jika ada orang yang sok tau tentang kehidupannya.Selama ini,tak ada yang tau tentang kehidupan Gerald,bahkan para sahabatnya pun tidak ada yang tau.
Gerald selalu menutupi identitasnya didepan teman-temannya.Bahkan dia selalu bersikap paling dingin disekolah.
Tak kenal bulu,baik itu orangtua,adik kelas maupun seangkatannya.Ganteng sih iya.Tapi,sayang sifatnya itu lho,bikin gak nahan.Itulah pemikiran semua murid perempuan disekolah ini.Bahkan tak pernah adanya sejarah,
yang berani mengganggu ketenangan seorang Gerald Andreano Vulzeer.Berani menganggu Gerald,sama saja berani menganggu singa bangun dari tidurnya.
Dan jika itu terjadi,maka bersiaplah terkena amarah seorang Gerald."Gue emang gak tau tentang lo.Tapi gue sebagai sahabat lo cuman mau ingatin,
kalau semua masalah gak bisa diselesain dengan cara merokok.Selesain masalah dengan kepala dingin,jangan ada amarah saat menyelesaikannya.Karena amarah hanya akan mempersulit kita untuk menyelesaikan semuanya.""Gue pergi dulu." Setelah mengucapkan kata itu,ia pergi dari hadapan Gerald,
sebelum ia terkena cipratan amarah dari seorang Gerald Andreano Vulzeer.Sedangkan Gerald mengacak wajahnya dengan gusar.Ia sungguh pusing dengan ini semua.Semua perkataan orang itu memang benar adanya.Gerald tak menyangkal itu,tapi emosinya tak pernah bisa ia kendalikan.Ia gampang emosian,
disinggung sedikit saja pasti langsung emosi dan ujung-ujungnya pasti berakhir diruang BK.⚫⚫⚫
Sebagian orang tidak menyukai pelajaran matematika.Bagi mereka pelajaran itu hanya membuat kepala pusing tujuh keliling.Dan itu juga dialami oleh seorang gadis yang kini sedang duduk dibangku dengan rambut yang sudah agak berantakan.
Berulang kali gadis itu menghela napasnya.Rasanya kepalanya akan meledak sebentar lagi dengan adanya semua rumus yang ada diotaknya ini.
Ingin rasanya jam istirahat berbunyi secepat mungkin,agar dia bisa terlepas dari pelajaran yang membuat dirinya hampir stress ini.
Dan..sepertinya takdir berpihak padanya kali ini.Jam istirahat yang ditunggu-tunggunya kini sudah berbunyi nyaring diseluruh lorong sekolah.
Wajah ceria semua murid tercetak jelas diwajah masing-masing.
Langsung saja mereka menutup buku mereka dan langsung memasukkannya kedalam tas ataupun kedalam laci meja."Baiklah..sampai disini saja pelajaran ibu.Sampai jumpa di hari berikutnya." Setelah mengucapkan beberapa deret kata,bu Mira selaku guru matematika segera pergi dari kelas mereka.
Kepergian ibu itu,membuat semua murid berlomba-lomba untuk datang ke kantin.
Tak hanya ke kantin,bahkan ada yang rela menghabiskan waktu mereka didalam perpustakaan,taman belakang sekolah dan masih banyak lainnya.Tapi dijaman seperti sekarang,lebih banyak yang memilih datang ke kantin,
terlebih lagi pelajaran matematika menguras energi bagi mereka,sehingga mereka membutuhkan asupan makan untuk mengembalikan semua energi yang sudah terkuras habis karena matematika.Tapi lain halnya dengan gadis berambut panjang ini,disaat murid berlomba-lomba untuk datang ke kantin,gadis dengan rambut yang sedikit berantakan itu malah melangkahkan kakinya keluar kelas tapi,tidak mengarah ke kantin.
Dia berjalan santai disetiap koridor,
sesekali ia tersenyum ketika ada yang menyapanya,baik itu kelas 10,11 maupun seangkatannya.Ia berhenti disebuah ruangan yang diatas pintunya tertulis ruang musik.Ia langkahkan kakinya masuk kedalam ruangan itu.Ia mengedarkan seluruh pandangannya disetiap sudut ruangan.Ia berdecak kagum saat melihat ruangan ini.Ruangan ini hampir dipenuhi dengan semua alat musik modern.Warna ruangannya juga klasik,membuat gadis itu betah berlama-lama disini.
Sejak kecil,gadis ini memang pecinta musik.Tapi,saat umurnya tepat 13 tahun,dia melupakan kecintaannya terhadap musik.
Tapi,seseorang membuatnya kembali mencintai musik,dengan selalu memberinya dukungan dan semangat.Itu sebabnya,ia datang kesini.Dan untuk pertama kalinya ia datang kesini setelah lamanya ia melupakan kecintaannya terhadap musik.
Gadis itu mendekati piano yang ada disudut ruangan itu.Dari semua alat musik,gadis itu hanya menyukai piano.
Ia mengamati setiap sudut piano itu,
bahkan ia menyentuh piano itu.Setelah puas mengamatinya,ia segera duduk dibangku yang memang disediakan didepan piano.Tangan-tangan gadis itu mulai menekan tuts-tuts yang ada di piano.
Perlahan-lahan nada-nada lagu mulai terbentuk.Ia memejamkan matanya,
lalu mulai mengeluarkan suaranya.
Tak disangka,ternyata suaranya sangat merdu untuk didengar.Ia sangat menikmati lagu yang ia nyanyikan sendiri.Bahkan ia sampai menghayati lagunya,dan kebetulan lagu yang ia nyanyikan sama seperti perasaannya sekarang.
"Siapa yang ngijinin lo buat masuk ke ruangan ini?"
Gadis itu menghentikan permainan pianonya,setelah mendengar nada tak suka dari arah pintu masuk.
Ia menoleh,lalu terkejut dengan kehadiran orang yang sedang bersender dipinggir pintu.
Ada raut tak suka diwajahnya.
Sepertinya ia tak suka dengan kehadiran gadis ini didalam ruang musik.⚫⚫⚫
To be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald
Fiksi RemajaGerald Andreano Vulzeer hanya seorang cowok dingin dengan wajah datar.Suka berkata ketus dan suka menatap orang dengan mata tajamnya. Gerald salah satu cowok yang sifatnya sering marah.Bahkan,dia cowok yang paling ditakuti di sekolahnya.Tak ada yang...