Bel istirahat dibunyikan, seperti biasanya Kasih selalu pergi ke ruang seni rupa untuk melanjutkan lukisannya.
Tapi, hari ini perasaan Kasih tidak enak karena teringat kejadian tadi pagi..
Seperti biasanya, Kasih berangkat ke sekolah dengan angkot dan turun tidak di depan sekolah, ia harus berjalan sedikit lagi untuk sampai ke sekolah karena angkot tersebut tidak melewati sekolahnya.
Kasih berjalan perlahan dengan senyuman tipis di bibirnya, gadis itu selalu ceria ke sekolah meskipun anak satu sekolah tak ada yang suka dengannya. Tapi masih ada beberapa yang suka.. Yaitu anak yang mengikuti ekskul seni rupa.
Kasih juga tak pernah lupa untuk membawa kotak alat lukisnya, barang itu pasti akan selalu ada dalam genggamannya.
Kasih berdiri tepat di depan gerbang sekolah, baru saja Kasih ingin melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah, tiba-tiba dengan sengaja Salwa menyingkat kakinya.
Karena tak dapat menahan, Kasih pun terjatuh dan tanpa disengaja kotak alat lukisnya itu ikut jatuh dan mengenai kaki Salwa.
Salwa kesakitan dan menendang kotak alat lukis itu dengan kesal. "Kasih!!!... Dasar bodoh! Mata lo dimana sih?!," tanya Salwa seakan-akan Kasih sengaja melakukannya.
Kasih menyoba berdiri dan mengambil kotak alat lukisnya. "ma-maaf, sal. Tapi tadi kan kamu yang nyingkat kaki aku."
"Halah.. Alasan aja lo! Gara-gara lo kaki gue jadi sakit tau nggak!!," keluh Salwa dengan nada tinggi dan Kasih hanya diam menundukkan kepalanya.
(Suara klakson mobil) Kasih dan Salwa pun secara bersamaan menoleh ke arah mobil yang ingin masuk ke dalam sekolah.
Seseorang di dalam membuka kaca mobilnya. "eh, lo berdua kalau mau berantem di lapangan sana jangan di tengah-tengah gini, halangin orang masuk tau nggak?!," teriak Arga, "Salwa, ayo masuk sini!," pinta Arga.
Salwa menatap Kasih kembali, "eh, lo inget urusan kita belum selesai!!! (sembari mendorong bahu Kasih)." Salwa pun bergegas masuk ke dalam mobil pacarnya itu.
Kasih hanya diam, menggelengkan kepalanya dan masuk ke dalam sekolah.
Begitulah kejadian tadi pagi, Kasih khawatir Salwa akan mendatanginya dan melanjutkan masalah tadi.
'Semoga nggak terjadi apa-apa..' ucapnya dalam hati.
Ruang Seni Rupa.
Kasih masuk ke dalam ruang seni rupa, di ruang ini Kasih merasakan ketenangan dan kedamaian karena tidak ada satupun orang di dalam sini.
Kecuali saat ada kelas seni rupa, anak-anak yang mengikuti ekskul ini pasti masuk ke ruangan ini, dan itupun tak banyak yang mengikuti ekskul ini, hanya 4 orang termasuk Kasih.
Kasih duduk disalah satu bangku di ruangan itu dan membuka kotak alat lukisnya, lalu gadis itu memulai melanjutkan lukisannya.
Dengan ketelitian dan kerapihan gadis itu dengan perlahan tapi pasti melanjutkan lukisan indahnya.
Entah apa yang Kasih gambar, ia terus menyembunyikan lukisannya itu dari orang-orang termasuk murid yang mengikuti ekskul seni rupa.
Kasih terus melukis hingga tak sadar ada seseorang yang diam-diam masuk ke dalam ruang seni rupa, dan orang tersebut mematikan lampu ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
40 HARI MENCINTAIMU [Devsyah Story]
Teen FictionTaruhan itu membuat Arga harus memutuskan hubungannya dengan Salwa tepat di satu tahun jadiannya dan Arga harus mulai mendekati cewek yang terkenal aneh di sekolahnya sesuai dengan taruhan antara dirinya dengan Rafindra. Lalu apakah Cewek Aneh (Weir...