6. Timbulnya Rasa Cinta

1.6K 70 25
                                    

Ini adalah pertama kalinya untuk Kasih berpacaran, rasanya sangat aneh. Ia baru merasakan rasanya bagaimana memiliki seorang pacar, terlebih lagi pacarnya adalah seorang yang memang terkenal paling tampan di sekolahnya dan menjadi idaman para siswi.

Kasih tak akan pernah menduga hubungannya bisa sampai seperti ini dengan Arga, rasanya seperti mimpi.

"Kamu mau ajak aku kemana sih?," tanya Kasih pelan pada Arga yang menggandeng tangannya mengajak pergi ke mall.

"Hah? Kamu? Sekarang manggilnya aku kamu nih?," goda Arga.

"Emang gak boleh? Ya udah gue elo aja," Kasih melepas genggaman Arga.

Arga melingkarkan tangan di bahu Kasih, "gitu aja ngambek, aku cuma bercanda sayang."

Kasih mengernyit mendengar kata terakhir dan menoleh pada Arga. "Sayang?."

"Iya. Kenapa? Kamu kan pacar aku."

"Gak usah panggil sayang, ah. Terkesan lebay banget, panggil nama aja."

Arga berdecak jengkel. "Ya elah... Lo mah gak bisa diajak romantis dikit, gue kan panggil sayang biar kayak orang pacaran beneran."

"Emang kita boongan? Ini pacaran beneran, kan? Gak harus lah panggil sayang lah."

Tiba-tiba Arga merasa seperti ada sesuatu yang menusuk kerongkongannya, rasa bersalah seakan mendadak datang.

Arga jadi merasa sangat bersalah hanya menjadikan perasaan Kasih sebagai bahan taruhannya, bagaimana jika Kasih tahu dirinya hanya dipermainkan?.

"Kenapa diem? Gue salah ngomong ya?," tanya Kasih bingung melihat mimik wajah Arga yang berubah drastis.

"Eh? Ng-nggak kok," Arga tersadar. "Ya udah pokoknya sekarang panggil aku kamu, ya?," pintanya.

"Ya udah oke, asal jangan yang terlalu lebay aja."

Mereka berdua melanjutkan perjalanan mencari tempat mana dulu yang akan dikunjungi.

***
Kasih turun dari motor dan memberikan helm pada Arga. "Makasih ya."

"Iya sama-sama."

"Kalau gitu aku masuk dulu, kamu mau mampir?," tawar Kasih.

Arga menyunggingkan senyum. "Tumben ditawarin masuk, gak mau ngusir?." ejek Arga tentang kelakuan buruk yang biasa Kasih lakukan padanya tiap kali lelaki itu mendatangi rumahnya.

"Emang mau di usir? Ya udah sana pulang," Kasih memajukan bibirnya beberapa senti.

"Gak usah manyun gitu, makin cantik tau," Arga mencubit pipi Kasih gemas.

"Ihh...," Kasih menepis tangan Arga. "Jangan di cubit, sakit tau." Gadis itu mengusap pipinya yang memerah.

"Hehe maaf beib."

"Tuh kan! Mulai lagi bahasa alay kamu, udah ah aku males deh kalau begitu," Kasih merajuk pada sang pacar.

"Ngambekan amat sih... Iya iya maaf, itu keceplosan. Ya udah kalau gitu aku pulang ya."

Arga mengikat helm yang di pakai Kasih di belakang motor, lelaki itu bersiap menyalakan mesinnya.

"Hati-hati ya," ucap Kasih.

"Iya. Bye Kasih..."

Arga melambaikan tangan kirinya dan berlalu dari tempat itu.

***
Kasih merebahkan tubuh di atas ranjang, gadis itu menatap langit-langit rumah dan tiba-tiba persoalan masa lalu datang dalam pikirannya.

40 HARI MENCINTAIMU [Devsyah Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang