4. Kesempatan Emas

2.2K 72 21
                                    

Hari ini Arga berangkat ke sekolah dengan tak bersemangat. Rasanya waktu berjalan begitu lambat, pria itu ingin 40 hari ini cepat berlalu dan dia terlepas dari taruhan itu.

Arga duduk di bangku koridor kelas Kasih, pria itu menunggu Kasih datang untuk mulai menjalankan misinya lagi untuk PDKT dengan cewek aneh itu.

Tak lama Kasih datang, seperti biasa gadis itu selalu membawa alat lukisnya.

Arga bangun dari duduknya dan menahan tangan Kasih. "Tunggu."

Kasih terkejut, gadis itu menepis tangan Arga dan refleks menampar pipi pria itu.

Saat itu juga Kasih menjadi pusat perhatian siswa sekitar yang melihatnya, mereka terkejut dan saling berbisik membicarakan Kasih si cewek aneh yang kasar dan merasa iba dengan Arga.

"Maksud lo apa nampar gue?," tanya Arga dingin sembari memegangi pipinya yang sakit.

"Lo yang maksudnya apa?! Gak usah pegang tangan gue bisa gak?!," balas Kasih dengan nada tinggi.

Arga mengepalkan tangan, dirinya bersiap untuk memukul mulut Kasih yang menyebalkan. Tapi niat itu segera ia urungkan, karena Kasih perempuan dan dirinya sedang berusaha untuk mengambil hatinya.

"Maaf, gue gak sengaja."

Kasih membuang muka pada Arga, dirinya terlihat kesal dan jengkel.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Apa? Cepet jangan lama-lama," balas Kasih jutek.

Arga mengumpati gadis itu dalam hati, sungguh dia belum pernah menemukan perempuan yang segila ini. Menolak pria hampir sempurna seperti Arga sungguh tidak mungkin dilakukan oleh gadis yang waras.

"Gue mau ajak lo-,"

Baru saja Arga ingin melanjutkan, tiba-tiba sebuah bola melayang dan menuju kepala Kasih. Arga segera mencegah dan bola voli itu terkena kepalanya.

Dan, brukkk...

Pria itu terjatuh begitu saja ke lantai.

***
UKS.
Kasih terus mengkompresi kepala Arga, dirinya merasa bersalah. Karena sekarang dahi pria itu terdapat benjolan.

Arga meringis kesakitan, dirinya mulai bangun dari pingsannya.

"Lo udah sadar?," Kasih membantu Arga yang ingin menduduki tubuhnya.

Arga perlahan mencoba memegang dahinya yang terasa nyeri, "anjir! Kenapa jadi benjol gini jidat gue?!."

"Itu tadi kepala lo kan kena bola jadi benjol," jelas Kasih dengan takut.

Arga merasa sangat kesal dengan hal ini, tapi di sisi lain sepertinya pria ini tahu bagaimana cara agar Kasih mau berdekatan dengannya.

"Kasih."

"Apa?."

"Gue gak mau tau, lo harus tanggung jawab!."

"Ini kan gue udah tanggung jawab," Kasih menunjukkan tangan yang memegang sebuah baskom berisi air dan sapu tangan.

"Kayak gitu doang mah gak cukup!."

Kasih merasa sangat bingung, apa yang di maksud Arga? Apakah pria itu akan melaporkan dirinya ke kepala sekolah? Atau ke kantor polisi? Ah itu tidak mungkin, terlalu berlebihan.

"Gue mau lo rawat gue, temenin gue sampai gue benar sembuh total," pinta Arga.

Kasih membuka matanya sempurna. "Hah?."

"Iya. Kenapa? Gak mau?."

Sepertinya Kasih harus menuruti permintaan Arga, karena bagaimana pun pria itu sudah mau menolongnya tadi.

40 HARI MENCINTAIMU [Devsyah Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang