5. Degup Jantung

1.8K 64 18
                                    

Kasih telah menyelesaikan lukisan yang selama ini sudah dia buat susah payah dan yang dia sembunyikan dari orang-orang. Kebetulan bel pulang sekolah sudah dibunyikan, Kasih menggulung kertas berisi lukisan spesial itu dan membawanya pulang.

Gadis itu berjalan perlahan keluar sekolah memastikan Arga tidak ada, karena malas jika sudah bertemu dengan pria itu.

Kasih terus berjalan melewati koridor, semua siswa sudah pulang hanya tinggal dia yang ada di sekolah ini.

"Woi," panggil seseorang dengan suara beratnya.

Kasih terperanjat, gadis itu berniat memukul seseorang yang memanggilnya di belakang dengan kotak alat lukisnya. Tapi segera di tahan oleh pria itu.

"Tuman banget lo! Kalau kayak gini terus gue bisa memar-memar tiap hari ama lo," ternyata ia Arga.

Kasih segera menurunkan kotak alat lukisnya, "gue kira siapa! Ternyata lo."

"Ayo gue anter lo pulang," Arga menggenggam tangan Kasih.

"Gak usah, gue mau sendiri," gadis itu menepis tangan Arga.

"Lo kenapa sih? Tiap gue deketin lo langsung ketakutan gitu, dan kadang langsung mukul. Ada apa sih sama lo?," Arga penasaran dengan Kasih.

Kasih hanya diam.

"Nih ya, cewek-cewek disini tuh malah pada ngejar-ngejar gue. Lah lo? Malah ngehindar, aneh."

"Kalau gitu sana lo sama cewek lain aja, gak usah sama gue. Lagian lo aneh juga, kenapa lo tiba-tiba jadi deket sama gue? Mau temenan sama gue? Kenapa coba?," jelas Kasih tak mau kalah.

"Gue suka sama lo."

Kalimat itu membuat Kasih terkejut, degup jantungnya berdetak tak normal. Ada apa ini? Kenapa jadi seperti ini? Tidak mungkin kan jika Kasih punya perasaan pada Arga?.

"Ya udah lah kalau lo gak mau gue anter, gue balik duluan. Bye!," Arga berlalu dari Kasih yang diam mematung.

Pria itu yakin pasti Kasih terkejut dengan kata-katanya baru saja, gadis itu akan jadi salah tingkah.

*****
Kasih menuangkan air dari dalam teko ke gelas, ia mengisi dengan tak penuh.

Glek.. Glek.. Glek...

Kasih menaruh gelas itu di atas meja makan, gadis itu baru saja menyelesaikan makannya.

Untuk kali ini Kasih merasa makanan yang dibuatnya tak enak, rasanya begitu hambar. Padahal dia memasak dengan bumbu yang sama seperti kemarin.

Kasih juga masih kepikiran dengan omongan Arga, kalimat itu terus terngiang di kepalanya dan tak mau hilang. Gadis itu mengacak rambutnya sembari marah-marah sendiri.

"Ihh!!! Kenapa gue malah mikirin Arga sih?!," ucapnya kesal, Arga memang sudah membuatnya gila.

Tak lama ponselnya berdering, tertera nama Arga di sana.

"Ya Allah nih orang baru juga di omongin," Kasih mengernyit lalu mengangkat telponnya.

"Halo?."

"Halo Kasih, ini gue Arga."

"Iya tau, kan gue save nomor lo."

"Oh iya, hehehe..."

"Ada apa telpon?."

"Gue mau ajak lo dinner nih, lo mau gak?."

Degup jantung Kasih berdetak tak normal lagi, gadis itu terdiam sesaat.

"Halo Kasih, woi! Lo masih ada disana kan?."

Arga berteriak membuat gadis itu tersentak dan refleks menjauhkan ponsel dari telinga.

40 HARI MENCINTAIMU [Devsyah Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang