Rey sedang ada di kamar bermain dengan Shofia.
Dia sengaja berlama-lama bermain dengan bayi gembul itu karena nanti sore terbang ke Afrika.
"Ddaa.. Ddaa!!"
Shofia terlihat cantik dan segar karena baru saja mandi. Rey memakaikan pakaian beruang cokelat padanya.
Bayi itu menggenggam sebuah mainan karet dan berbicara tidak jelas sambil bertepuk tangan.
"Aangg.. Angg!"
Shofia memasukkan mainan itu ke dalam mulut dan menggigiti dengan gemas.
"No, Baby.. Jangan terlalu keras, nanti gusimu sakit.." Rey menarik pelan mainan itu.
Itu wajar karena sudah waktunya gigi bayi itu tumbuh jadi membuat gusinya terasa gatal tapi Rey tetap saja takut gusi Shofia akan terluka.
"Kau lapar, Baby? Iya? Apa Kau lapar heum??"
"Mmaaam.. Mma!"
Rey mengangkat tubuh bulat Shofia ke udara.
"Kenapa tubuhmu semakin bulat saja huh? Apa Kau perlu diet?"
Shofia meringis hingga gusi pinknya terlihat dan pipi membulat lalu bertepuk tangan dengan kaki menendang-nendang di udara.
Rey tidak bisa tidak tertawa, "Bayiku menggemaskan sekalii!"
"Kekeke... Ddaa!"
"Ayo kita makan. Kau tidak boleh diet, aku tidak mau Kau dilirik serigala!"
"DDAAA!!"
Rey menggendong bayinya lalu keluar kamar menuju dapur.
Menemukan semangkuk bubur yang sudah dibuatkan oleh mamanya tadi di kulkas.
"Astaga! Bajuku basah, Shofia.."
Rey melepaskan genggaman tangan si bayi dari kausnya.
Shofia memakan kaus Rey hingga air liurnya menempel semua.
"Astaga, Shofia!"
Rey memekik ketika kulit kepalanya terasa dingin.
Apa lagi kalau bukan air liur anaknya. Selagi Rey mencoba melepaskan genggaman tangan kecil di kausnya, bayi itu malah memakan rambut Rey.
Rey mengangkat tubuh bulat anaknya ke udara.
Memandang heran,
"Listen to me! Aku ini manusia ditambah lagi aku adalah daddy mu! Jadi Kau tidak boleh memakanku seperti itu okay."
Kedip..
Kedip..
"Nggg.. waawawaa.."
"Kau juga tidak boleh memakan dirimu sendiri!"
Rey menarik tangan Shofia dari mulut kecilnya.
Dia heran kenapa bayi ini suka sekali memasukkan apapun ke dalam mulutnya..
Rey memasukkan tubuh Shofia ke dalam kausnya hingga yang terlihat hanya kepalanya saja.
Dengan begini tangan Shofia akan aman tidak bergerak.
Dengan cepat dia mengambil bubur memasukkannya dalam microwafe lalu menyiapkan sarapannya sendiri.
"Hei-"
"ASTAGA!!"
Rey hampir saja menjatuhkan sang bayi ketika seseorang menepuknya dari belakang.
"THEO BRENGSEK!! TIDAK BISAKAH KAU TIDAK MENGENDAP-ENDAP SEPERTI ITU DIBELAKANGKU?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lover
Non-FictionPada dasarnya setiap manusia adalah seorang pecinta. Cinta tak hanya melulu tentang kekasih kan?