12. Baby Crab

3.4K 216 4
                                    

Pagi ini Sammuel bangun lebih awal bahkan sudah tampan dalam balutan kemeja bunga-bunga baby blue nya dan celana putih selutut. Rambut sedikit panjangnya dikuncir oleh Kevin  sehingga sedikit berantakan dan membuat pipi merahnya terekspos.

Tapi Sammuel sungguh terlihat menggemaskan.

Dia sedang berjalan di penginapan. Dibelakangnya ada Kevin dengan kaus putih dilapisi kemeja army dan denim cream selutut. Mereka memakai sendal biasa karena akan ke pantai.

Pantai terlihat cukup ramai tapi tidak penuh karena tempat ini privat.

"Aw!! Oh my God it's so beautiful.." gumam Sammuel.

Dia langsung berlari menuju bibir pantai setelah bergumam bahkan lupa meminta ijin pada Kevin.

Di mata anak kecil itu pantai terlihat berkilauan dan langit sangat cerah. Seperti sedang berada di istana mermaid yang berwarna pelangi berkilauan.

"SAM! JANGAN MASUK KE AIR!!"

Kevin pun kini berlari menyusul putranya. Bukan apa-apa, Kevin sangat takut anaknya hanyut dan hilang terbawa air.

Sam boleh masuk ke dalam air hanya jika bersamanya.

"But, Daaad..."

Sreett!! Greepp!!

Tubuh anak kecil itu melayang dan tersandar di bahu kekar sang ayah.

"If I said no, then it will be no!" kata Kevin tegas.

Kevin berjalan menyusuri bibir pantai menuju ke bagian paling ujung dengan Sammuel yang melingkarkan tangan di lehernya dan menyandarkan kepala di bahunya melihat anak-anak seusianya berlarian sambil bersenandung kecil.

Dia sedikit memanjat tubuh besar Kevin agar bisa memeluk lehernya lebih erat lalu bersuara kecil di telinga Kevin, "Dad ingin membawa Sam kemana?" tanya dia dengan nadanya lucu dan riang.

"There." jawaban singkat yang lantas membuat si kecil tampan menoleh ke depan.

Didepan sana adalah bagian pantai paling ujung. Hampir tidak ada orang bermain di pantai ini, tapi beberapa duduk manis di sofa hanya menikmati pemandangan atau sekedar bercengkrama.

Kevin menurunkan tubuh Sam di salah satu sofa kosong di tengah-tengah area itu. Dia melambaikan tangan memanggil pelayan.

"Set morning breakfast for two person, please." pesan Kevin.

"Milk, Daddy!" seru Sam.

"And a glass of milk as he wants."

"Okay, Sir. Please, wait for 15 minutes."

Pelayan pergi setelah mendapat anggukan dari Kevin.

Kevin sendiri menyandarkan punggungnya di sofa menghela nafas panjang.

"Sam ingin bermain pasir.." pinta anak itu memelas.

"Okay. Tapi jangan masuk ke air."

"Uheum.."

Sammuel berlari kecil ke depan sana sambil berteriak, "Yuhuuu!!!" lalu duduk jongkok 5 meter dari sofa mereka.

Tangan kecilnya mulai menyentuh pasir mengeruk dan membuat beberapa bentuk.

Kevin baru ingat bahwa seharusnya dia membawakan set mainan pasir.

Bukankah anak kecil biasanya senang sekali membangun istana pasir? Ya, dan Kevin yang bodoh ini kelupaan.

Yasudah. Sekarang mereka sudah disini dan Sam terlihat menikmati kegiatannya walau tanpa mainan.

Mata elang Kevin memicing, memandang hanya ke satu arah. Senyum kecil angkuh terbit di bibirnya.

"How beautiful.." gumam Kevin.

Dimata Kevin, putranya itu tampak bersinar berkilauan dibawah cahaya matahari. Beberapa helai rambut panjang yang lepas dari ikatan dan menutupi sedikit dahi anak itu berterbangan diterpa angin pantai.

Dan hingga detik ini Kevin masih saja terpana oleh pipi merona yang kontras dengan kulit putih Sammuel, oleh bibir semerah cherry yang sedang mengerucut lucu.

Kevin masih saja tenggelam dalam pesona setiap kali memerhatikan sosok kecil yang sudah mengisi hidupnya selama 3 tahun ini.

"He is mine.. Only mine.."

Sebuah smirk muncul tanpa Kevin sadari di wajah tampannya sebagai interpretasi dari rasa bangga dan posessive karena menjadi pemilik dari sosok kecil seindah malaikat itu.

Dia mengambil ponsel, membuka aplikasi kamera, lalu mengambil beberapa gambar Sammuel. Tiba-tiba Sam berdiri dan berlari ke arahnya sambil membawa sesuatu. Alhasil, Kevin mendapatkan gambar yang sangat aesthetic. Gambar Sammuel berlari tertawa lebar dengan rambut berantakan. Dalam hati, Kevin mengingatkan dirinya sendiri untuk mengubah wallpaper ponselnya dengan gambar itu nanti.

"Daddy, look!" teriak Sam lalu berhenti tepat didepannya.

"Don't running like that, Baby.."

Sammuel mendekat tidak sabar lalu mengulurkan tanggannya yang menangkup sesuatu, "Sam menemukan ini!! Lihat, Daddy!"

Kevin mengernyit, kepala mereka mendekat ke tangan kecil sammuel yang dibuka pelan-pelan.

Sebuah hewan laut kecil berwarna hijau kebiruan berdiri tegak di tapak tangan kemerahan Sammuel.

"That's a baby crab." kata Kevin.

"But it's so small.. How pretty.." ungkap Sam gemas dan itu membuat Kevin gemas.

Pelayan datang lalu menata makanan mereka di meja.

"Lepaskan. Dia bisa menyakiti tanganmu." perintah Kevin.

Sontak Sammuel berbalik memunggungi pemuda itu,  melindungi telapak tangannya.

"Noo.. Sam ingin merawatnya, Dad.." katanya memelas.

"You couldn't. Rumahnya disini, dia bisa mati jika Kau membawanya pulang."

Sammuel tidak bergeming, masih melindungi hewan kecil itu dari Kevin dengan tubuhnya.

Kevin tidak ingin melihat makhluk indahnya menangis nanti ketika hewan itu mati karena Kevin sendiri tidak tau bagaimana cara membesarkan bayi kepiting!

Setelah memijit pangkal hidungnya, Kevin mengambil sebuah cangkir kosong.

Kevin meraih lengan kecil itu menariknya perlahan, "Come here. Put it in here, but you should take it back after breakfast."

"Hmm okay.."

Bayi kepiting itu bergerak gerak memanjat dinding kaca cangkir namun tidak berhasil. Hal sederhana itu bisa membuat Sammuel terkekeh sendiri.

"Letakkan cangkirnya dan makan sarapanmu, Sam."

Sam meletakkan cangkir itu di sofa, bukan di meja. Dia takut hewan kecil itu akan termakan oleh mereka.

Ada sup jagung, salad salmon, fries, garlic bread, jus jeruk, susu, dan air putih. Sam merasa lapar sekali.

Dia mencomot roti setelah menenggak susu yang disodorkan Kevin.

Sarapan kali ini sangat menyenangkan bagi si kecil Sam karena ditemani angin pantai dan suara deburan ombak.

"Minggu depan kita akan pergi ke Amerika." kata Kevin yang sudah menyelesaikan sarapannya.

"Really?" mata Sammuel tampak berkilauan.

Kevin terkekeh, "Sure. Are you happy?"

Si kecil itu melompat-lompat seperti kelinci "I'm really happy. I miss Sean so much.."

"What about Shofia? Don't you miss her?"

Sam berhenti melompat, kembali pada makanannya

"I only miss Sean." katanya tanpa memalingkan matanya dari piring.

Mata Kevin menerawang jauh ke depan sana, entah ke pantai lepas atau langit lepas.

"Sampai kapan ini akan berlangsung.." -batin Kevin.

The LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang