"Abi gak usah macem-macem deh. Bikin malu aja bi, jodoh itu sudah diatur sama Allah, ntar juga dateng dengan sendirinya, gak usah capek-capek nyari ke sana kemari" perkataan Ali memecah keheningan di dalam mobil.
"Malam ini temen Abi mau ke rumah, mau lihat adikmu Fatih, ada wanita yang mengaguminya. Jadi lewat perantara ayahnya. Kamu kapan dikagumi wanita?" tanya Firdaus memelas di atas kursi mobil yang ada di samping kemudi.
"Nanti ada" jawab Ali singkat.
"Gitu aja terus jawabanmu, dasar anak somplak" sahut Firdaus gemas, pasalnya Ali selalu berkata 'Nanti ada' atau 'Ntar dateng sendiri' atau 'sabar, lagi nyari alamat' dan masih banyak lagi jawaban-jawaban konyol dari anak sulungnya itu saat ditanyai perihal jodoh.Firdaus sudah sangat menantikan kehadiran seorang menantu. Dan istrinya Ruqayyah selalu mengharapkan kehadiran seorang cucu yang akan meramaikan rumahnya itu.
****
"Ummi Ruqayyah.. Suamimu yang tampan ini pulang Ummi" teriak Firdaus begitu keliar dari mobil.
"Astagfirullah bi, kalau mau masuk rumah atau baru dateng itu ucap salam dulu gituloh, kok malah teriak-teriak gak jelas gini" sahut Ruqayyah dari ruang tamu.
"Assalamu'alaikum sayangku" ucap lelaki berusia 45 tahun ini.
"Wa'alakikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh Abiku" jawab istrinya yang berusia 42 tahun.Ya.. Sifat Ali memang berasal dari ayahnya. Terlihat sangat aktif, periang, pintar, dan tentunya tampan.
Firdaus tak sadar bahwa sedari tadi ada yang sedang bertamu di rumahnya. Ia juga tak sadar kalau perjalanan pulangnya tadi memakan waktu hampir dua jam karena sangat macet. Dan alhasil ia sampai rumah begitu adzan Isya tiba.
"Eh Ya Allah sudah ada ustadz Hasan" Firdaus sedikit terkejut karena sudah mendapati temannya itu sedang duduk manis sambil meminum teh buatan Ruqayyah.
"Ini li temen Abi yang Abi bicarakan tadi" kata Firdaus sambil memegang pundak kiri anaknya itu.
"Ini mah Ustadz Hasan, pembina Rohis Ali bi" Ali langsung mengambil tangan Hasan dan langsung mencium punggung tangan gurunya itu.
"Oalah, Abi gak tahu" sahut Firdaus dengan wajah polosnya.
"Ehhh ini Abi mau ngapain?" tanya Ruqayyah yang terkejut begitu mendapati suaminya yang hendak duduk di kursi tamu.
"Ya mau duduklah, cantik" jawab Firdaus lugu sambil melemparkan senyuman termanis yang ia miliki kepada istinya itu.
"Astagfirullah , Abi jorok banget sih, mandi dulu, itu badan gak lengket apa? Keciuman lho sampai sini"
Ruqayyah yang berada di pojok ruangan saja mencium bau-bau tak sedap dari suaminya itu. Padahal ruang tamu mereka sangat besar.
"Saya kira ini Fatih lho" ujar Hasan yang dari tadi memperhatikan wajah Ali.
"Ya Allah, udah hampir 5 tahun lho Ustadz saya di Rohisnya Ustadz, masa tetep ga bisa bedain yang mana Ali yang mana lontong sayur" jawab Ali dengan wajah memelas, sebab dari tadi ia ingin sekali beristirahat, dan segera mandi, karena badannya sangat lengket.
Ya.. Lontong sayur itu adalah sebutan Ali untuk Fatih, selain putih, lontong juga berbentuk ramping, jika diibaratkan manusia, lontong itu adalah Fatih (kurus, tinggi, dan putih).
"Ali masuk dulu ya, mau sholat Isya" Ali langsung berlalu pergi setelah mengucapkan kata-kata itu.
"Dijamak kak, gak maghrib kan tadi" perintah Ruqayyah kepada anak sulungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ali
RandomCerita ini akan mengisahkan seorang pemuda bernama Muhammad Yusuf Ali Al - Farisi anak dari Fatimah Ruqayyah Al - Jannah dan Muhammad Firdaus Al - Farisi. Pemuda yang satu ini paling tidak bisa berdekatan dengan wanita mana pun, terkecuali Ummi dan...