(16) QnA

1.1K 184 38
                                    

"kau yakin noona?

Seulgi membetulkan letak wig, si sulung Jeon ini mengaca sekali lagi dan mengagumi pantulan wajah dirinya yang semakin persis dengan sang adik yang selisih 5 menit.

"100% Kookie,"

Jungkook mengusap ujung dagu, memperhatikan sang kakak dari ujung rambut hingga kaki. Sebenarnya bukan sekali dua kali ia membantu penyamaran kedua kakak kembarnya sejak kecil, bahkan tak jarang ia turut memperlihatkan kemampuannya dalam beracting yang berhasil mengelabui banyak orang termasuk appa dan eomma Jeon. Namun masa pubertas merubah segalanya, jangankan bentuk fisik, dari segi suara saja diantara keluarga Jeon tidak ada yang memiliki suara serendah Wonwoo.

"bagaimana ya noona, kalau saat kita kecil mungkin kalian memang benar-benar tidak bisa dibedakan. Tapi kalian sekarang sudah besar. Dari bentuk badan saja sudah beda, Wonwoo-hyung kurus kecil begitu sedangkan noona-"

"apa?! Mau bilang gendut? Iya?"

Delikan tajam dari Seulgi membuat Jungkook sedikit merinding, sudah cukup ia dijadikan samsak tinju ketika sang noona belum masuk asrama. Tidak lagi, deh. Trauma Kuki tuh.

"e-enggak, lebih kurus maksudnya.. badannya. Tapi pipi noona sekarang lebih gembil begitu, pasti ketahuan" elak Jungkook membuat Seulgi kembali mengaca, mencubit pipi tembamnya berkali-kali.

"begitu ya?"

Jungkook menghela napas lega seraya mengangguk, aman, nyawa Jungkook masih aman pagi ini.

"berarti sekarang tugasmu membantu noona menyembunyikan pipi ini, tidak mau tahu, atau noona kirim semua foto aibmu di akun bibir turah sekolah,"

Jungkook mendelik terkejut, tuhkan, kakaknya yang satu ini tidak tanggung-tanggung kalau mau menyiksanya. Akhirnya ia mengalah, memilih pergi ke kamar orangtuanya dan menemukan sekotak masker wajah yang masih tersegel rapi.

"pakai ini saja noona," Jungkook kembali ke kamarnya dan langsung memakaikan masker tersebut, "coba noona pura-pura batuk. Bisa?"

Seulgi tersenyum dan menepuk dadanya bangga, "serahkan padaku"

"oke satu masalah selesai. Sekarang, tinggi badan. Tsk, Noona masuk asrama kenapa tambah pendek si-AW"

"bicara sekali lagi aku sentil usus halusmu"

Bibir Jungkook mencebik kesal sambil mengusap jari kelingking kakinya yang panas karena diinjak tanpa perasaan. Sementara Seulgi mengedarkan pandangannya di sekitar kamar Jungkook yang cukup rapi untuk taraf kamar lelaki, dan saat itu mata monolidnya menemukan sebuah sol sepatu tambahan di sudut ruangan. Gadis itu menjerit senang dan langsung memakainya, oke, sekarang tingginya hampir menyerupai Wonwoo.

"pintar sekali kamu punya barang ini Kookiee,"

Sang empunya nama tidak menyahut, ia sibuk mengingat-ingat siapa pemilik sol sepatu. Bukan bermaksud tinggi hati, tapi tinggi Jungkook kan lumayan membuat iri kaum lelaki. Ehe.

"ah aku ingat. Itu bukan punyaku, punya temanku. Jimin-hyung namanya,"

"terserah deh, nanti beri aku nomor telefonnya. Biar aku yang berterimakasih langsung padanya"

Jungkook mengedikkan bahu, membayangkan temannya itu pasti terkejut karena tidak ada satupun yang mengetahui ia memiliki kakak perempuan. Eh, tapi Jimin-hyung kan sedang single, sedikit genit pula, kalau berakhir Seulgi digoda olehnya bagaimana?

"tidak perlu noona, biar aku yang bilang pada Jimin-hyung"

"oke, jadi bagaimana Kookie? Sudah mirip Wonwoo?"

Teen, Age [MEANIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang