Kemarin, Jake mengirim sebuah surat. Dari surat yang ia tulis, Ia nampak begitu bahagia.
Syukurlah. Sunghoon turut bahagia membacanya. Semoga Heeseung juga sama bahagianya.
──────
Di desa pinggiran, jauh dari hiruk-pikuk dan kesibukan ibu kota, tak lagi terjebak bersama berpuluh-puluh anak bebal asuhan Choi Yeonjun serta menjauh dari segala hal yang berkaitan dengan sahabat lama nya—Jake, Heeseung. Sunghoon malah merasa jauh lebih baik. Hati nya berangsur sembuh."Saya ingin bertemu Sunghoon ..."
Si pangeran es masih bergelung di dalam selimut saat sebuah suara menanyakan keberadaannya. Sunghoon kenal betul suara itu.
"Kak Yeonjun!"
Sunghoon dengan senyum secerah matahari pagi—walaupun belum mandi—datang mengahampiri Yeonjun di luar rumah dengan antusias. Soobin dan Beomgyu yang sedang menjemur ikan di halaman sampai terheran mengapa Sunghoon begitu bersemangat—karena biasanya begitu malas.
dipeluknya tubuh pemuda itu erat-erat.
"Aku rindu para bedebah."
Yeonjun tertawa pelan menanggapi ucapan rindu Sunghoon.
"Bedebah siapa? Di Rumah hanya tinggal Jisung, Jaehyuk dan Sungchan. Yang lain pergi ke negara tetangga. Kalau kamu ingin tahu, mereka sama seperti kamu. Pergi mengelana jauh agar dapat melupakan rasa sakit. Iya, mereka belajar dari kamu." Yeonjun berujar. Dari nada nya terlihat jelas ada setitik rasa sesal dan kecewa yang mendalam.
Sunghoon menggigit bibir bawah nya dengan gusar. "Hanya tiga orang? kamu kan suka hal ramai. Apa enggak kesepian?"
"Ada beberapa yang numpang lagi. jadi aku nggak merasa sendiri karena teman lama dan anak asuh ku pergi mengelana. Ada Taehyun, Hanbin, banyak lah. kalau kamu ada waktu, kamu bisa berkunjung ke Seoul bersama Soobin hyung dan Beomgyu. Alamatnya masih sama."
Sore itu, celotehan Yeonjun tentang anak bebal asuhannya harus terpotong karena Soobin berteriak dari arah jalan—ia hendak pergi mencari kerang—menyuruh Sunghoon mematikan kompor di dapur karena sedang memasak ubi manis.
Di dalam kamarnya yang tak lagi sama seperti dulu—sekarang hanya kasur lipat yang fleksibel—Sunghoon menatap kosong langit-langit kamarnya, diiringi dengkuran halus Yeonjun.
Ingatannya, terlempar ke masa lampau.
{...}