—Pukul 22:10.
Kereta terakhir akan datang lima menit lagi di peron dua dengan nomor kereta 9985.
Sunghoon menghela nafas berat. Dalam hitungan menit, dia akan menjauh. Sunghoon akan berubah menjadi sosok yang lain, bukan lagi sosok lemah yang selalu diam.
Hari ini, mungkin ia telah kalah. Sunghoon akui, ia menyerah sebelum memulai — tapi tenang saja, dia tidak menyesal. Semua orang punya porsi masing-masing. Mustahil Tuhan membawanya sampai titik ini hanya untuk melihatnya menyerah.
Jangan remehkan aku, takdir sialan.
Dibalik kaca jendela kereta 9985 yang perlahan berjalan meninggalkan stasiun. Sunghoon tersenyum tipis. Demi apapun, dia ingin si manis bahagia. Pun si pria rupawan. Jadi, akan lebih baik kalau seekor itik tak mendekat ke arah mereka. tidak dibenarkan dan terkesan tidak sopan.
"See you next, Seoul."
[ ... ]