Sunghoon tak pernah berpikir bahwa apa
yang ada didekatnya, adalah hal yang
berpotensi menyakitinya.Sunghoon telah belajar banyak dari rasa sakit dan kehilangan. Bahwa apa yang ia jaga mati-matian tak akan mengalahkan garis takdir yang melintang di persimpangan.
"Kamu cuma kalah di start aja."
Yeonjun bodoh. Memang semua itu tak lebih buruk dari kalah start saat pertandingan final, tapi lihatlah, bahkan Sunghoon belum memulai sama sekali. Ia belum melakukan aba-aba dan mempersiapkan apapun seperti apa yang ia lihat di televisi.
──────
"Pergilah yang jauh."Malam itu, ketika bulan tak menampakkan wujud nya di angkasa—bahkan bintang pun enggan terlihat. Yeonjun melempar dompet dan secarik tiket kereta tujuan Busan ke pangkuannya.
Sunghoon telah menentukan pilihan nya.
[ ... ]